Menjadi seorang Polisi wanita (Polwan) bukanlah cita-citanya. Namun, takdir telah berkata lain, Briptu Sheren Septiana kini mengabdi di institusi Polri dengan sederet prestasi membanggakan selama karirnya.
Tampilannya begitu sederhana. Mengenakan kemeja putih berbalut jilbab hitam seragam khas penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Kalsel, Sheren nampak terlihat seperti Polwan lainnya dalam keseharian tugas.
Namun, prestasinya tak lantas sesederhana penampilannya. Mengikuti dua kali pelatihan bertaraf internasional di Filipina dan Amerika Serikat, tentu meneguhkan dia bukan Polwan biasa.
Kegiatan level internasional pertama yang pernah diikutinya yaitu "Women Leading Law Enforcement Conference" atau konferensi wanita penegak hukum yang dilaksanakan Strategi Capacity Group bekerja sama dengan US Embassy dan Kepolisian Filipina tanggal 18 November 2019 di Quezon City, Filipina.
Sheren bersama 12 Polwan perwakilan Indonesia menjadi peserta bersama 200 Polwan dari 10 negara Asia Tenggara.
"Alhamdulilah ketika di Filipina saya juga mengenalkan budaya Banjar Kalimantan Selatan dengan seragam sasirangan serta seni bela pada malam pengenalan budaya diri masing-masing negara peserta," tutur Polwan kelahiran Pelaihari, 16 September 1992 ini kepada ANTARA, Selasa.
Kemudian Sheren juga terpilih bersama 30 anggota Polri mengikuti kegiatan "Expert Training Penetration Tester and Global Instructure" yang dilaksanakan Lemdiklat Polri dan Lembaga Sertifikasi Ec-Council di Florida, Amerika Serikat pada 23-30 Februari 2020.
Pelatihan ahli
Sewaktu seleksi, ada 450 peserta dari Polri berebut meraih tiket pelatihan di Negara Paman Sam tersebut. Berkat kepiawaian Berbahasa Inggris ditunjang sejumlah bidang lainnya yang diujikan termasuk tes psikologi, Sheren berhasil terpilih menjadi duta Indonesia pada pelatihan ahli dan instruktur tingkat dunia itu.
Tak tanggung-tanggung, ada enam sertifikat yang dikantongi sepulang belajar di Amerika Serikat yaitu Certified Secure Computer User (CSCU), Ec-Council Certified Security Specialist (ECSS), Certified Incident Handling (CIH), Certified Hacking Forensic Investigator (CHFI), Certified Ethical Hacker Master (CEH MASTER), Ec-Council Certified Security Analyst (ECSA).
Menurut Sheren, ilmu dan pengalaman yang didapatnya di luar negeri sangatlah berharga. Bahkan tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan serupa.
Untuk itulah, dia sangat bersyukur karena Polri telah memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi anggota yang terpilih dari hasil seleksi terbuka murni berdasarkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki peserta.
"Apalagi saya sebagai Polwan, tentunya kebanggaan terasa berlipat ganda. Telah melalui pengalaman tugas luar biasa yang tak bisa ditukar nilainya dengan apapun," ucapnya.
Diakui dia, tantangan pengungkapan tindak pidana siber berbeda dengan dunia nyata. Pelakunya bahkan bisa berada dimana saja di seluruh penjuru dunia. Bahkan, identitas palsu melalui akun yang dibuat untuk melakukan kejahatan juga kerap direkayasa.
Untuk itulah, menurut Sheren butuh pendidikan dan pelatihan yang secara terus menerus guna memperbaharui ilmu dan keterampilan seiring teknologi informasi yang juga semakin berkembang dengan cepatnya.
"Dunia maya cepat sekali berkembangnya. Jadi kita sebagai penyidik Polri juga harus lari menyesuaikan diri. Jika tidak, kita bisa kalah canggih dengan penjahatnya," ujar Sheren.
Salah satu keberhasilan kinerja yang Sheren pernah terlibat sewaktu pengungkapan kasus akun palsu yang menyeret nama pesohor sekaligus Mentalis Deddy Corbuzier di tahun 2018.
Pemilik akun berinisial MS asal Martapura, Kalimantan Selatan, diringkus Unit IV Siber Subdit 2 PPUKDM (Perbankan, Pencucian Uang, dan Kejahatan Dunia Maya) Ditreskrimsus Polda Kalsel hingga membuahkan penghargaan dari Kapolda Kalsel kala itu Irjen Pol Yazid Fanani.
Tidak memberatkan orangtua
Selepas lulus SMAN 1 Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut tahun 2010, Sheren sempat mengikuti seleksi masuk Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) namun gagal.
Dia lantas bekerja di salah satu perusahaan di Kota Banjarbaru selama tiga tahun. Tujuannya hanya satu yaitu tidak ingin memberatkan orangtua dengan punya penghasilan sendiri setelah lulus sekolah. Dengan niat itu pula dia getol ingin berkuliah di kedinasan seperti IPDN. Namun, takdir belum sejalan dengan keinginan.
Kemudian di tahun 2014 atas dorongan orangtua, Sheren memberanikan diri mendaftar seleksi masuk Polwan hingga lulus dan terpilih mengikuti pendidikan pembentukan Polwan di SPN Polda Jawa Timur. Tak disangka, dia pun meraih ranking 1 dari 998 siswa Polwan perwakilan seluruh Indonesia pada satu angkatannya.
Sheren menyadari sekali akan kodratnya sebagai wanita yang tetap mengutamakan keluarga, di samping tugas pengabdian sebagai anggota Polri.
Untuk itulah disadarinya pula, semua kesuksesan yang sudah diraih tidak terlepas dari restu keluarga terutama izin suami.
Adalah Briptu Rifia Achya Rezqi Saputra, anggota Direktorat Lalu Lintas Polda Kalsel yang beruntung tahun ini telah mempersunting sang Polwan berprestasi internasional yang kini lagi hamil muda hasil buah cinta pasangan anggota Polri ini.
"Di momen Hari Jadi ke-72 Polwan Republik Indonesia, saya berharap Polwan lebih maju, inspiratif, terus berkarya dan berprestasi. Terima kasih kepada pimpinan telah memberikan kesempatan yang sama bagi Polwan untuk maju dan terus berkembang," ucap wanita Sarjana Hukum yang akhir tahun ini bakal meraih gelar S2 Manajemen Sumber Daya Manusia itu mengakhiri.
Polwan memberikan warna
Setiap 1 September, Polri memperingati hari ulang tahun Polwan. Tahun ini, Polwan sudah menginjak usia 72 tahun. Polwan di Indonesia lahir pada tanggal 1 September 1948 di Kota Bukuttinggi, Sumatera Barat.
Tugas Polwan kini terus berkembang dan tak lagi dibedakan dengan polisi pria. Kesetaraan gender benar-benar ditunjukkan Polri sehingga eksistensi Polwan diharapkan menjadi ujung tombak revolusi di tubuh Polri.
Menurut Kapolda Kalimantan Selatan Irjen Pol Nico Afinta, Polwan telah memberikan warna bagi Polri secara keseluruhan.
Dimana diketahui telah banyak torehan prestasi emas sehingga membuat Polwan semakin diakui dan diperhitungkan untuk kemajuan institusi Polri sebagai pelayanan, pelindung dan pengayom masyarakat sekaligus penegak hukum.
"Mudah-mudahan dengan bertambah dewasanya Polwan Republik Indonesia, ke depan Polwan semakin dipercaya dan dicintai masyarakat," ucap Kapolda saat menghadiri syukuran HUT Ke-72 Polwan di Aula Bhayangkari Mathilda Batlayeri Mapolda Kalsel, Selasa siang.
Polwan di Polda Kalsel berjumlah 512 orang atau 6,2 persen dari total personel Polri di Bumi Lambung Mangkurat yaitu 8.256 orang, di mana polisi laki-laki sebanyak 7.744 orang.
Meski jumlahnya masih terbilang kecil, namun tidak menyurutkan semangat para Polwan untuk terus menunjukkan eksistensinya dalam tugas pengabdian kepada masyarakat.
Pakor Polwan Polda Kalsel AKBP Siti Zubaidah mengutarakan keberadaan Polwan diharapkan senantiasa memberikan manfaat bagi banyak orang melalui pengabdian di institusi Polri.
Seperti pada momen HUT ke-72 Polwan tahun ini, para srikandi Polda Kalsel melaksanakan bakti sosial dengan berbagi kepada Purnawirawan serta masyarakat kurang mampu.
Ketua Pelaksana HUT Polwan Polda Kalsel tahun 2020 Kompol Dese Yulianti menambahkan pihaknya telah melaksanakan anjangsana pemberian tali asih dan paket sembako kepada Purnawirawan Polwan Polda Kalsel sebanyak tiga orang.
Kemudian mengunjungi Kantor PP Polri Jalan Ahmad Yani Km 4,5 Komplek Bina Brata Banjarmasin untuk menyerahkan paket sembako secara simbolis kepada 100 orang Purnawirawan Polri.
Terakhir, Tempat Pembuatan Akhir (TPA) Basirih, Lingkar Selatan, Kota Banjarmasin jadi sasaran pembagian 100 paket sembako kepada para pemulung.
Dese berharap, apa yang dibagikan dapat bermanfaat bagi yang menerima. Terlebih di masa sulit akibat pandemi COVID-19 sekarang.
"Syukuran hari ini bersama bapak Kapolda dan Ibu Asuh Polwan Polda Kalsel dr Yuliana Nico Afinta menjadi puncak kegiatan rangkaian HUT Polwan sebagai wujud rasa syukur kami atas diberinya kesempatan Polwan terus berkarya dan berprestasi setara polisi laki-laki," ujar Dese yang menjabat Kasi SIM Ditlantas Polda Kalsel.*
.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Tampilannya begitu sederhana. Mengenakan kemeja putih berbalut jilbab hitam seragam khas penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Kalsel, Sheren nampak terlihat seperti Polwan lainnya dalam keseharian tugas.
Namun, prestasinya tak lantas sesederhana penampilannya. Mengikuti dua kali pelatihan bertaraf internasional di Filipina dan Amerika Serikat, tentu meneguhkan dia bukan Polwan biasa.
Kegiatan level internasional pertama yang pernah diikutinya yaitu "Women Leading Law Enforcement Conference" atau konferensi wanita penegak hukum yang dilaksanakan Strategi Capacity Group bekerja sama dengan US Embassy dan Kepolisian Filipina tanggal 18 November 2019 di Quezon City, Filipina.
Sheren bersama 12 Polwan perwakilan Indonesia menjadi peserta bersama 200 Polwan dari 10 negara Asia Tenggara.
"Alhamdulilah ketika di Filipina saya juga mengenalkan budaya Banjar Kalimantan Selatan dengan seragam sasirangan serta seni bela pada malam pengenalan budaya diri masing-masing negara peserta," tutur Polwan kelahiran Pelaihari, 16 September 1992 ini kepada ANTARA, Selasa.
Kemudian Sheren juga terpilih bersama 30 anggota Polri mengikuti kegiatan "Expert Training Penetration Tester and Global Instructure" yang dilaksanakan Lemdiklat Polri dan Lembaga Sertifikasi Ec-Council di Florida, Amerika Serikat pada 23-30 Februari 2020.
Pelatihan ahli
Sewaktu seleksi, ada 450 peserta dari Polri berebut meraih tiket pelatihan di Negara Paman Sam tersebut. Berkat kepiawaian Berbahasa Inggris ditunjang sejumlah bidang lainnya yang diujikan termasuk tes psikologi, Sheren berhasil terpilih menjadi duta Indonesia pada pelatihan ahli dan instruktur tingkat dunia itu.
Tak tanggung-tanggung, ada enam sertifikat yang dikantongi sepulang belajar di Amerika Serikat yaitu Certified Secure Computer User (CSCU), Ec-Council Certified Security Specialist (ECSS), Certified Incident Handling (CIH), Certified Hacking Forensic Investigator (CHFI), Certified Ethical Hacker Master (CEH MASTER), Ec-Council Certified Security Analyst (ECSA).
Menurut Sheren, ilmu dan pengalaman yang didapatnya di luar negeri sangatlah berharga. Bahkan tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan serupa.
Untuk itulah, dia sangat bersyukur karena Polri telah memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi anggota yang terpilih dari hasil seleksi terbuka murni berdasarkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki peserta.
"Apalagi saya sebagai Polwan, tentunya kebanggaan terasa berlipat ganda. Telah melalui pengalaman tugas luar biasa yang tak bisa ditukar nilainya dengan apapun," ucapnya.
Diakui dia, tantangan pengungkapan tindak pidana siber berbeda dengan dunia nyata. Pelakunya bahkan bisa berada dimana saja di seluruh penjuru dunia. Bahkan, identitas palsu melalui akun yang dibuat untuk melakukan kejahatan juga kerap direkayasa.
Untuk itulah, menurut Sheren butuh pendidikan dan pelatihan yang secara terus menerus guna memperbaharui ilmu dan keterampilan seiring teknologi informasi yang juga semakin berkembang dengan cepatnya.
"Dunia maya cepat sekali berkembangnya. Jadi kita sebagai penyidik Polri juga harus lari menyesuaikan diri. Jika tidak, kita bisa kalah canggih dengan penjahatnya," ujar Sheren.
Salah satu keberhasilan kinerja yang Sheren pernah terlibat sewaktu pengungkapan kasus akun palsu yang menyeret nama pesohor sekaligus Mentalis Deddy Corbuzier di tahun 2018.
Pemilik akun berinisial MS asal Martapura, Kalimantan Selatan, diringkus Unit IV Siber Subdit 2 PPUKDM (Perbankan, Pencucian Uang, dan Kejahatan Dunia Maya) Ditreskrimsus Polda Kalsel hingga membuahkan penghargaan dari Kapolda Kalsel kala itu Irjen Pol Yazid Fanani.
Tidak memberatkan orangtua
Selepas lulus SMAN 1 Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut tahun 2010, Sheren sempat mengikuti seleksi masuk Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) namun gagal.
Dia lantas bekerja di salah satu perusahaan di Kota Banjarbaru selama tiga tahun. Tujuannya hanya satu yaitu tidak ingin memberatkan orangtua dengan punya penghasilan sendiri setelah lulus sekolah. Dengan niat itu pula dia getol ingin berkuliah di kedinasan seperti IPDN. Namun, takdir belum sejalan dengan keinginan.
Kemudian di tahun 2014 atas dorongan orangtua, Sheren memberanikan diri mendaftar seleksi masuk Polwan hingga lulus dan terpilih mengikuti pendidikan pembentukan Polwan di SPN Polda Jawa Timur. Tak disangka, dia pun meraih ranking 1 dari 998 siswa Polwan perwakilan seluruh Indonesia pada satu angkatannya.
Sheren menyadari sekali akan kodratnya sebagai wanita yang tetap mengutamakan keluarga, di samping tugas pengabdian sebagai anggota Polri.
Untuk itulah disadarinya pula, semua kesuksesan yang sudah diraih tidak terlepas dari restu keluarga terutama izin suami.
Adalah Briptu Rifia Achya Rezqi Saputra, anggota Direktorat Lalu Lintas Polda Kalsel yang beruntung tahun ini telah mempersunting sang Polwan berprestasi internasional yang kini lagi hamil muda hasil buah cinta pasangan anggota Polri ini.
"Di momen Hari Jadi ke-72 Polwan Republik Indonesia, saya berharap Polwan lebih maju, inspiratif, terus berkarya dan berprestasi. Terima kasih kepada pimpinan telah memberikan kesempatan yang sama bagi Polwan untuk maju dan terus berkembang," ucap wanita Sarjana Hukum yang akhir tahun ini bakal meraih gelar S2 Manajemen Sumber Daya Manusia itu mengakhiri.
Polwan memberikan warna
Setiap 1 September, Polri memperingati hari ulang tahun Polwan. Tahun ini, Polwan sudah menginjak usia 72 tahun. Polwan di Indonesia lahir pada tanggal 1 September 1948 di Kota Bukuttinggi, Sumatera Barat.
Tugas Polwan kini terus berkembang dan tak lagi dibedakan dengan polisi pria. Kesetaraan gender benar-benar ditunjukkan Polri sehingga eksistensi Polwan diharapkan menjadi ujung tombak revolusi di tubuh Polri.
Menurut Kapolda Kalimantan Selatan Irjen Pol Nico Afinta, Polwan telah memberikan warna bagi Polri secara keseluruhan.
Dimana diketahui telah banyak torehan prestasi emas sehingga membuat Polwan semakin diakui dan diperhitungkan untuk kemajuan institusi Polri sebagai pelayanan, pelindung dan pengayom masyarakat sekaligus penegak hukum.
"Mudah-mudahan dengan bertambah dewasanya Polwan Republik Indonesia, ke depan Polwan semakin dipercaya dan dicintai masyarakat," ucap Kapolda saat menghadiri syukuran HUT Ke-72 Polwan di Aula Bhayangkari Mathilda Batlayeri Mapolda Kalsel, Selasa siang.
Polwan di Polda Kalsel berjumlah 512 orang atau 6,2 persen dari total personel Polri di Bumi Lambung Mangkurat yaitu 8.256 orang, di mana polisi laki-laki sebanyak 7.744 orang.
Meski jumlahnya masih terbilang kecil, namun tidak menyurutkan semangat para Polwan untuk terus menunjukkan eksistensinya dalam tugas pengabdian kepada masyarakat.
Pakor Polwan Polda Kalsel AKBP Siti Zubaidah mengutarakan keberadaan Polwan diharapkan senantiasa memberikan manfaat bagi banyak orang melalui pengabdian di institusi Polri.
Seperti pada momen HUT ke-72 Polwan tahun ini, para srikandi Polda Kalsel melaksanakan bakti sosial dengan berbagi kepada Purnawirawan serta masyarakat kurang mampu.
Ketua Pelaksana HUT Polwan Polda Kalsel tahun 2020 Kompol Dese Yulianti menambahkan pihaknya telah melaksanakan anjangsana pemberian tali asih dan paket sembako kepada Purnawirawan Polwan Polda Kalsel sebanyak tiga orang.
Kemudian mengunjungi Kantor PP Polri Jalan Ahmad Yani Km 4,5 Komplek Bina Brata Banjarmasin untuk menyerahkan paket sembako secara simbolis kepada 100 orang Purnawirawan Polri.
Terakhir, Tempat Pembuatan Akhir (TPA) Basirih, Lingkar Selatan, Kota Banjarmasin jadi sasaran pembagian 100 paket sembako kepada para pemulung.
Dese berharap, apa yang dibagikan dapat bermanfaat bagi yang menerima. Terlebih di masa sulit akibat pandemi COVID-19 sekarang.
"Syukuran hari ini bersama bapak Kapolda dan Ibu Asuh Polwan Polda Kalsel dr Yuliana Nico Afinta menjadi puncak kegiatan rangkaian HUT Polwan sebagai wujud rasa syukur kami atas diberinya kesempatan Polwan terus berkarya dan berprestasi setara polisi laki-laki," ujar Dese yang menjabat Kasi SIM Ditlantas Polda Kalsel.*
.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020