Pelaihari, (Antaranews Kalsel) - Sekitar 100 hektare tanaman padi petani di Desa Handil Babirik, Kecamatan Bumi Makmur, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan rusak, kata Kepala Seksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Tanah Laut, Saidillah, di Pelaihari, Rabu (6/8) lalu.

"Berdasarkan laporan petani Desa Handil Babirik, sekitar 100 hektare (ha) tanaman padi mereka rusak karena serangan hama wereng coklat," ungkapnya.

"Laporan petani Desa Babirik (sekitar 65 km timur Banjarmasin) tersebut sudah kami tindaklanjuti, dan dikhawatirkan berdampak pada penurunan produksi padi di `Bumi Tuntung Pandan` Tanah Laut (Tala)," tuturnya.

Pasalnya, lanjut dia, akibat serangan hama wereng coklat terhadap tanaman padi petani tersebut, panen padi di daerah tersebut mengalami penurunan cukup drastis.

"Panen padi petani di daerah yang terserang hama wereng coklat itu menurun dari 10 blek (satu blek = 20 liter) per borongan (satu borong = 10 depa X 10 depa) menjadi tiga blek per borongan," ungkapnya.

Ia menerangkan, serangan hama wereng coklat tersebut sebenarnya berasal dari lahan padi milik kabupaten tetangga, yakni Kabupaten Banjar.

"Sebelumnya hama wereng ini tidak terdapat di lahan petani kita, namun karena jarak berdekatan dengan lahan padi petani di kabupaten tetangga yang terserang hama wereng, maka kita kena dampaknya," tegasnya.

Lebih lanjut dia mengemukakan, Tala memiliki luas lahan tanam padi 45.577 ha tersebar di seluruh kecamatan dengan jumlah produksi 5,6 ton per hektar pada tahun 2014.

"Jika dibandingkan tahun 2013 produktivitas padi di Tala mengalami peningkatan pada tahun 2014, dari 5,58 ton per hektar menjadi 5,6 ton per hektar," terangnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Tala, Ir Nor Hidayat menambahkan, sistem pertanian di kabupatennya dibagi tiga kategori.

"Ketiga sistem tanaman padi di Tala itu terdiri atas tadah hujan, pasang surut dan irigasi pedesaan. Kabupaten Tala juga merupakan sentra pertanian di Kalsel," tandasnya.

Pewarta: Arianto

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014