Taman Satwa Cikembulan di Kabupaten Garut, Jawa Barat, melakukan inovasi "food enrichment" untuk menghibur sekaligus mengedukasi pengunjung tentang perilaku hewan liar yang berebutan mendapatkan makanan sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

"Saat ini kami dalam waktu tertentu ada aksi petugas memberi pakan kepada satwa atau disebut juga dengan food enrichment," kata Manajer Taman Satwa Cikembulan Rudi Aripin di Garut, Minggu.

Ia menuturkan, Taman Satwa Cikembulan memiliki banyak koleksi satwa mulai dari berbagai jenis unggas, kera maupun satwa liar seperti macan, harimau, singa dan beruang.

Selama ini, lanjut dia, pengunjung seringkali melihat satwa liar diam di kandang atau tidak melakukan aktivitas yang memberi kesan menarik bagi pengunjung.

"Kadang pengunjung yang datang ke sini ingin melihat hewan liar itu bergerak, tidak diam, makanya kita lakukan itu," kata Rudi.

Ia menyampaikan, pengelola taman satwa dalam waktu tertentu setiap hari Minggu memberi pakan yang bisa memicu satwa untuk saling rebutan sehingga menjadi tontonan menarik bagi wisatawan.

Salah satu cara yang dilakukan pengelola, kata dia, yaitu dengan menggantungkan makanan daging di kandang singa, harimau dan beruang yang nantinya satwa tersebut berusaha untuk mendapatkan pakan itu.

Selain hewan liar itu, ada juga rusa tutul, merpati, dan elang yang memiliki daya tarik berkerumun saat petugas memberi pakan.

"Seperti merpati saat diberi pakan langsung berkumpul, sehingga menjadi tontonan menarik," katanya.

Ia menambahkan, pemberian pakan pada satwa itu dilakukan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan seperti seluruh pengunjung wajib memakai masker dan menjaga jarak.

Penerapan protokol kesehatan, kata dia, menjadi hal utama yang harus dilakukan oleh pengelola maupun wisatawan untuk mencegah penyebaran wabah COVID-19.

"Kami juga saat melakukan aksi memberi pakan itu melihat dulu kondisinya, kalau yang datangnya sekeluarga baru digelar, dan pastinya protokol kesehatan hal yang utama," katanya.***1***

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020