Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berupaya memulihkan sektor pariwisata dengan melakukan sosialisasi adaptasi kebiasaan baru melalui "live streaming" di akun Youtube Kemenparekraf.
Deputi Pemasaran Kemenparekraf Nia Niscaya, Minggu, mengatakan sosialisasi adaptasi kebiasaan baru harus dilakukan untuk menggerakkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Saat ini kita masih dalam kondisi COVID-19, dan sektor pariwisata adalah yang paling terdampak dan masa ‘recovery’-nya paling lama. Memang menjadi dilema, karena kita harus melakukan langkah menekan penyebaran COVID-19, tetapi kita juga harus menjaga agar mesin perekonomian tetap menyala,” ujar Nia Niscaya.
Baca juga: Kemenparekraf tayangkan sosialisasi normal baru lewat youtube
Kegiatan ini juga mengangkat sektor pariwisata dan ekonomi kreatif DKI Jakarta dan Banyuwangi di era tatanan baru.
Ia mengatakan, jika berbicara mengenai pariwisata Indonesia sebenarnya sangat prospektif. Namun, persepsi masyarakat dunia terhadap penanganan COVID-19 sangat buruk.
“Kalau dipersentasekan, kepercayaan itu di bawah 50 persen. Lewat acara ini, kami ingin sampaikan jika kita bisa hidup dalam adaptasi kenormalan baru, dan membangun kepercayaan jika Indonesia bisa menangani COVID-19,” kata Nia.
Baca juga: Milenial diajak menjadi pelopor wisatawan patuh protokol kesehatan
Menurut dia, tren sekarang ini meski destinasi bagus namun wisatawan tetap akan berpikir bagaimana menerapkan pencegahan COVID-19 di tempat itu. Oleh karena itu, Nia mengajak sobat parekraf untuk menjadi pahlawan. Caranya, dengan menjadi wisatawan buat kota sendiri dan menggaungkan hastag #DiIndonesiaAja.
“Tapi ingat, ada 3 hal yang harus selalu dilakukan jika kita melakukan kegiatan di luar rumah. Pertama selalu menggunakan masker, kedua sering mencuci tangan atau bawa 'hand sanitizer', dan terakhir selalu menjaga jarak di mana pun kita berada,” katanya.
Melalui kegiatan ini, Nia mengatakan, Kemenparekraf akan memberitahu seperti apa penerapan adaptasi kebiasaan baru di sektor parekraf, khususnya di DKI Jakarta dan Banyuwangi yang mulai menggeliatkan pariwisatanya.
“Tentu kita semua ingin melihat, ingin mengetahui, ada apa dalam kondisi seperti ini dan di sana ada ‘hope’, ada harapan. ‘Hope’ ini juga yang membuat kita semangat dalam menghadapi kondisi seperti ini. Oleh karena itu, seluruh insan pariwisata harus melakukan dengan penuh tanggung jawab untuk menjaga kesehatan, dan insan pariwisata kembali kreatif,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Deputi Pemasaran Kemenparekraf Nia Niscaya, Minggu, mengatakan sosialisasi adaptasi kebiasaan baru harus dilakukan untuk menggerakkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Saat ini kita masih dalam kondisi COVID-19, dan sektor pariwisata adalah yang paling terdampak dan masa ‘recovery’-nya paling lama. Memang menjadi dilema, karena kita harus melakukan langkah menekan penyebaran COVID-19, tetapi kita juga harus menjaga agar mesin perekonomian tetap menyala,” ujar Nia Niscaya.
Baca juga: Kemenparekraf tayangkan sosialisasi normal baru lewat youtube
Kegiatan ini juga mengangkat sektor pariwisata dan ekonomi kreatif DKI Jakarta dan Banyuwangi di era tatanan baru.
Ia mengatakan, jika berbicara mengenai pariwisata Indonesia sebenarnya sangat prospektif. Namun, persepsi masyarakat dunia terhadap penanganan COVID-19 sangat buruk.
“Kalau dipersentasekan, kepercayaan itu di bawah 50 persen. Lewat acara ini, kami ingin sampaikan jika kita bisa hidup dalam adaptasi kenormalan baru, dan membangun kepercayaan jika Indonesia bisa menangani COVID-19,” kata Nia.
Baca juga: Milenial diajak menjadi pelopor wisatawan patuh protokol kesehatan
Menurut dia, tren sekarang ini meski destinasi bagus namun wisatawan tetap akan berpikir bagaimana menerapkan pencegahan COVID-19 di tempat itu. Oleh karena itu, Nia mengajak sobat parekraf untuk menjadi pahlawan. Caranya, dengan menjadi wisatawan buat kota sendiri dan menggaungkan hastag #DiIndonesiaAja.
“Tapi ingat, ada 3 hal yang harus selalu dilakukan jika kita melakukan kegiatan di luar rumah. Pertama selalu menggunakan masker, kedua sering mencuci tangan atau bawa 'hand sanitizer', dan terakhir selalu menjaga jarak di mana pun kita berada,” katanya.
Melalui kegiatan ini, Nia mengatakan, Kemenparekraf akan memberitahu seperti apa penerapan adaptasi kebiasaan baru di sektor parekraf, khususnya di DKI Jakarta dan Banyuwangi yang mulai menggeliatkan pariwisatanya.
“Tentu kita semua ingin melihat, ingin mengetahui, ada apa dalam kondisi seperti ini dan di sana ada ‘hope’, ada harapan. ‘Hope’ ini juga yang membuat kita semangat dalam menghadapi kondisi seperti ini. Oleh karena itu, seluruh insan pariwisata harus melakukan dengan penuh tanggung jawab untuk menjaga kesehatan, dan insan pariwisata kembali kreatif,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020