Metode pertanian modern berbasis aquaculture yakni aquagriculture yang mulai dikembangkan di Bogor, Jawa Barat, dianggap bisa menjadi solusi bagi ancaman krisis pangan di tengah pandemi.

"Ini adalah sebuah inovasi yang merupakan penggabungan dari sistem RAS (Recisrculation Aquaculture System) dengan metode pertanian hidroponik," kata peneliti Elon Farm, Joel, di Elon Farm, Bogor, Selasa.

Doktor lulusan IPB itu berpendapat sistem tersebut bisa menjadi solusi akan ancaman kekurangan bahan pangan.

Maka sebagai salah satu metode baru yang baru ditemukan, aquagriculture menjadi inovasi pertanian modern dan ramah lingkungan berbasis aquakultur.



Metode tersebut dikembangkan dari sebuah penelitian yang dilakukan di Elon Farm terletak di kawasan Cisarua Bogor, Jawa Barat.

Penelitian tersebut kemudian berhasil dan sudah dikembangkan di bebebarapa titik di wilayah Jawa Barat.

"Metodenya kami beri nama OS-Aquaponica, disini kami membudidayakan ikan nila merah dan udang galah serta sayuran," lanjutnya seraya menyebut informasi dapat juga diakses di sosial media IG @elonfarm.

Dijelaskan mengenai konsep OS-Aquaponica secara umum terlihat berupa bak-bak pemeliharaan ikan dan bak pemeliharaan udang galah yang dipadu dengan sayuran yang tumbuh dengan system floating.



Metode ini tidak menghasilkan limbah karena kotoran ikan diproses menjadi pupuk sayuran dan sisa sayuran di blender untuk menjadi pakan ikan.

Penggunaan air juga sangat minim karena sistem resirkulasi air dan hanya menambahkan 2-2,5 persen air setiap hari akibat penguapan.

"Dalam sistem yang diciptakan ini, sayuran berfungsi sebagai biofilter yang efektif untuk menetralkan air yang akan dialirkan kembali ke bak-bak ikan, dan sayuranpun bisa dijual karena juga memiliki nilai ekonomi tinggi selain ikan dan udang sebagai produk utamanya," katanya.

Selain untuk agriindustri, konsep ini juga bisa dipadukan dengan agriwisata dan eduwisata jika dibangun dalam sebuah kawasan.

“OS-Aquaponica lebih dirancang untuk industri agrobisnis karena investasi relatif besar dan omzetnya bisa mencapai Rp1 miliar perbulan jika dibangun di atas lahan 1 hektare," katanya.

Pewarta: Hanni Sofia

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020