Seperti tahun-tahun sebelumnya, Taman Budaya Provinsi Kalimantan Selatan sebagai pembina dan pelestari kesenian dan kebudayaan daerah banyak mengagendakan pentas seni budaya bagi seniman dan budayawan daerah tahun 2020 ini.

Namun kondisi tak disangka terjadi musibah wabah virus Corona atau COVID-19 yang melanda dunia tidak terkecuali ke daerah Kalsel yang juga sangat tinggi orang yang tertular.

Kepala Taman Budaya Kalsel Suharyanti di Taman Budaya Kalsel di Banjarmasin, Selasa, mengungkapkan, dengan masih terjadinya pandemi COVID-19 ini, otomatis semua harus mentaati protokol kesehatan, yakni, tidak diperkenankan terjadi keramaian.

Pentas seni atau budaya, ucap dia, sebuah hiburan rakyat yang otomatis membuat keramaian, karenanya dianggap rawan dari terjadinya penularan virus itu, sehingga pihaknya memutuskan sejumlah agenda pentas itu ditiadakan.

Setidaknya, kata Suharyanti, ada sekitar 50 persen agenda kegiatan pentas seni dan budaya dibatalkan tahun ini, di mana anggarannya pun dialihkan untuk penanganan COVID-19 di daerah ini.

Dia mengungkapkan sejumlah pentas seni budaya yang dibatalkan tahun ini adalah gelar Karasminan Budaya Daerah,  Festival Kayu Tangi, Festival Tari Kreasi, Pameran Seni Rupa, Pameran Kalsel Expo dan ada pergelaran-pergelaran ke daerah-daerah.

"Memang semua kegiatan ini melibatkan orang banyak, hingga tidak mungkin dilaksanakan saat ini," tegas Suharyanti.

Taman Budaya, kata dia, tidak berani mengambil resiko, meski kondisi saat ini sudah mulai mengarah ke normal baru, sebab belum ada penurunan signifikan kasus terkonfirmasi positif virus itu.

"Memang kita berpikir bagaimana kalau kita gelar pentas tapi penontonnya terbatas, kaya di bioskop itu kan, tapi bisa jadi polemik juga nantinya, sebab masyarakat berhak untuk menonton hiburan ini secara gratis," paparnya.

Suharyanti menyadari, dengan banyaknya kegiatan tidak bisa dilaksanakan ini berimbas pada nasib seniman, baik dari segi pendapatan maupun upaya pelestarian. Karenanya ada langkah yang diupayakan di masa pandemi ini bagi perhatian nasib para seniman ini.

Dia bahkan menyatakan, pada masa pandemi ini, bantuan untuk kebutuhan para seniman dan budayawan pun diberikan berupa kebutuhan pokok melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

"Jadi gini, dana yang dialihkan itu kan masuk ke BPBD untuk penanganan COVID-19, kan ada program bantuan sosial bagi yang terdampak ekonomi akibat pandemi ini, ada sekitar 300 seniman dan budayawan dapat program ini," ujarnya.

Langkah lain yang masih dapat dilaksanakan kegiatan di masa pandemi COVID-19 ini, yakni, dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Pendidikkan dan Kebudayaan, di mana seluruh Taman Budaya se-Indonesia mendapatkannya.

"Karena dana ini harus dilaksanakan, ya, Alhamdulillah, Taman Budaya Kalsel tidak jadi sepi," tuturnya.

Namun, kata dia, kegiatan yang dilaksanakan dari DAK ini banyak bersifat kegiatan secara virtual, tidak pentas langsung yang mengundang banyak orang secara tatap muka.

"Jadi mencakup semua cabang seni juga, sifatnya lomba-lomba, seperti cipta lagu Banjar, puisi, tari dan mengolah topi purun," ujarnya.

Selain itu yang akan dilaksanakan lagi kegiatan dialog seni, seperti pada besok hari (Rabu, 5/8) kegiatan dialog secara terbatas dan virtual di Gedung Kesenian Balairung Sari Taman Budaya Kalsel di Banjarmasin.

"Memang tidak maksimal kegiatan kita di masa pandemi ini, tapi tetap ada untuk upaya pelestarian, dan di masa normal nanti akan dimaksimalkan," pungkasnya.
 
Karasminan budaya tahun 2019.(Antaranews Kalsel/dok.ant)


 

Pewarta: Sukarli

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020