Pemerintah Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan akan memasang pemancar WiFi gratis di wilayah perkampungan padat penduduk untuk membantu pelaksanaan sekolah jarak jauh (SJJ) pada masa pandemi COVID-19.

Pemerintah Kota Banjarmasin belum mengizinkan proses belajar mengajar di sekolah secara tatap muka, karena sebagian besar wilayah masih zona merah penyebaran virus corona atau COVID-19.

Karenanya, kata Wali Kota Banjarmasin H Ibnu Sina di Balaikota, Kamis, pemerintah kota pun berupaya agar anak-anak siswa, khususnya kalangan keluarga ekonomi ke bawah agar bisa mengikuti dengan baik pelajaran jarak jauh dengan memfasilitasi WiFi gratis.

Dikatakan, program pemasangan pemancar WiFi gratis ini nantinya tidak dilakukan di sekitar lokasi kelurahan saja, tetapi akan menjamah hingga ke tingkat RT dan RW (perkampungan-red) yang terdapat sekolahan.

Program ini, jelas dia, untuk menindaklanjuti keluhan para orang tua terkait penggunaan kuota internet skala rumah tangga yang akhir-akhir ini naik tajam, akibat diberlakukannya sistem pembelajaran jarak jauh.

"Ini salah satu solusi yang ditawarkan pemerintah kota dalam rangka menindaklanjuti keluhan para orang tua terkait kuota habis, makanya ditawarkanlah program ini dan diawali dengan dana CSR," ucapnya.

Untuk tahap ujicoba, kata Ibnu Sina, akan dipasang pada lima sampai delapan titik pemancar WiFi di kawasan padat penduduk, contohnya di kawasan Jalan Kelayan A, Kelayan B, Sungai Andai, Teluk Dalam dan di Kampung Melayu.

"Kita harus melihat juga keandalan dari jaringan dan bandwithnya apakah memungkinkan, sehingga dipilihlah kawasan-kawasan padat penduduk, seperti Kelayan A, Kelayan B, kemudian di Sungai Andai, Teluk Dalam, kemudian lagi di Kampung Melayu. Jadi tidak semua kelurahan, ini kita uji coba dulu, apakah kuat," ucapnya.

Memang, menurut Ibnu Sina, saat ini program tersebut masih dalam tahap perencanaan, untuk ke depannya akan dilakukan dulu kajian secara konfrehensif, mengingat program tersebut berkaitan erat dengan penggunaan alokasi anggaran.

Memang, katanya lagi, saat ini ada dana bantuan operasional sekolah (BOS) yang penggunaannya masih belum terserap sepenuhnya.

Namun, kebijakan pemerintah saat ini menyatakan dana tersebut hanya bisa digunakan untuk memberikan subsidi pulsa kepada para guru, sehingga yang saat ini menjadi pertanyaan, apakah subsidi pulsa itu nantinya bisa dialihkan untuk pembayaran WiFi gratis, agar para siswa dapat terus mendapatkan pembelajaran sekolah dari para guru.

Bila nanti program ini benar-benar berjalan, lanjutnya, Ibnu Sina ingin WiFi gratis itu peruntukannya benar-benar untuk anak-anak sekolah.

Dia tidak ingin nantinya program WiFi gratis itu disalahgunakan.

"Jadi harus jelas filternya seperti apa, apakah dipassword atau apakah di situs-situs yang bisa dikunjungi, atau misalnya ini berbasisnya pada sekolah," katanya.

Pewarta: Sukarli

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020