Plt Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Banjarbaru Kompol Yanto Suparwito mengungkap ada 16 pelajar di kota itu yang menjalani rehabilitasi narkoba.

"16 pelajar ini termasuk dalam 47 orang pecandu narkoba yang menjalani rawat jalan di Klinik kami sepanjang tahun 2020 ini dari Januari hingga Juli," terang dia di Banjarbaru, Jumat.

Rentannya usia pelajar terpapar narkoba, menurut Yanto, harus jadi perhatian khususnya bagi orangtua. Untuk itulah, dia meminta pengawasan lebih ditingkatkan lagi pada lingkungan keluarga.

"Kuncinya adalah keluarga. Jika pengawasan orangtua bagus maka Insya Allah anak tidak mudah goyah dari godaan teman-temannya atau lingkungan pergaulan untuk coba-coba mengonsumsi narkoba," jelas Yanto menekankan.

Korban penyalahguna narkoba dari data BNN Kota Banjarbaru memang didominasi usia produktif yaitu 18 sampai 25 tahun. Selain pelajar, karyawan swasta dan wirausaha hingga Aparatur Sipil Negara (ASN) juga rentan terpapar.

Adapun jenis narkoba yang paling banyak dikonsumsi sabu-sabu. Sedangkan sebagian kecil ada juga kecanduan ganja, dan obat-obatan penenang yang dilarang lantaran wajib resep dokter.

"Alasan dari pemakai narkoba ini biasanya untuk doping bagi pekerja keras seperti sopir. Sedangkan untuk penyalahgunaan obat penenang cenderung depresi, stres hingga gangguan susah tidur. Sisanya alasan coba-coba atau pengaruh pergaulan yang salah," beber Yanto didampingi Dr Daryl Alfitri yang bertanggung jawab untuk program rehabilitasi BNN Kota Banjarbaru.
Dr Daryl Alfitri menangani seorang pecandu untuk program rehabilitasi BNN Kota Banjarbaru. (ANTARA/Firman)


Untuk proses pemulihan para pecandu, BNN Kota Banjarbaru melayani rawat jalan dengan pertemuan satu minggu sekali selama dua bulan.

Jika dinilai tidak ada perkembangan yang baik mengarah kepada kesembuhan, maka selanjutnya dirujuk untuk menjalani rawat inap di rumah sakit rujukan atau panti rehabilitasi khusus pecandu narkoba.

Di sisi lain, Yanto mengungkapkan wilayah Kota Banjarbaru yang cukup rawan peredaran narkoba mengingat letaknya strategis menjadi jalur perlintasan di Kalimantan Selatan. Bahkan, Bandara Internasional Syamsudin Noor juga berada di kota itu hingga jadi pintu masuk penyelundupan barang haram tersebut dari luar provinsi kerap terjadi hingga beberapa berhasil diungkap petugas.

"Kami harapkan peran serta masyarakat memberikan informasi jika ada mengetahui peredaran narkoba. Begitu juga untuk penyalahguna, silahkan bawa teman atau anggota keluarganya ke BNN untuk diobati agar sembuh," tandas pria yang masih menjabat Kasi Penyidikan BNNP Kalsel itu.  

Pewarta: Firman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020