Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Menjelang pemilihan presiden dan wakil presiden 9 Juni 2014 kasus narkoba di Kalimantan Selatan meningkat tajam dan berpotensi menjadi salah satu sebab meningkatnya kerawanan sosial di daerah ini.


Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan Brigjen Polisi Machfud Ariffin pada gelar kasus yang dilaksanakan di Mapolda Kalsel di Banjarmasin, Selasa mengatakan, pengungkapkan kasus tersebut terjadi pada operasi simpatik untuk persiapan pengamanan Pilpres.

"Peredaran narkoba yang cukup tinggi, menjadi salah satu fokus kegiatan kita, karena hal tersebut menjadi salah satu potensi terjadinya kerawanan sosial," katanya.

Menurut dia, hanya dalam waktu sepuluh hari, yaitu pada 13 hingga 22 Mei 2014, jajaran Polda Kalsel menjaring sebanyak 115 kasus yang melibatkan 125 orang tersangka.

Dari para tersangka tersebut, aparat keamanan mengamankan barang bukti berupa 57 butir ekstasi, 335 gram sabu, 8.914 butir obat-obatan golongan IV, 22 botol minuman keras dan 295 liter tuak.

Sedangkan kasus yang menonjol selama Maret hingga Mei 2014 adalah, penangkapan sabu sebanyak 1.227 gram dan 1.400 butir ekstasi yang melibatkan tujuh orang tersangka.

Seluruh barang bukti tersebut, diperlihatkan dalam gelar kasus penangkapan tindak kejahatan selama menjelang Pilpres.

Sedangkan selama 2014, Polda Kalsel telah mengungkapkan sebanyak 668 kasus dengan 896 orang tersangka.

Dari jumlah tersangka tersebut, Mapolda Kalsel mendapatkan barang bukti berupa 141 gram ganja, ekstasi 16.054 butir, sabu-sabu sebanyak 7.443 gram, obat golongan IV 113.528 butir dan 6,25 gram.

Tingginya kasus narkoba di Kalsel tersebut, tambah dia, harus diwaspadai oleh semua pihak, dan kini Polda Kalsel terus melakukan peningkatan keamanan untuk memastikan bahwa pelaksanaan Pilpres berjalan aman dan lancar sebagaimana sebelumnya.

 Operasi simpatik, diharapkan akan mampu mengurangi berbagai tindak kejahatan yang terjadi dan mengantisipasi berbagai gejala tindak kejahatan di masyarakat.   

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014