Nilai impor Kalimantan Selatan periode Mei 2020 mencapai US$20,03 juta, atau turun sebesar 47,65 persen dibanding nilai impor April 2020 yang mencapai US$38,25 juta.

 

Kepala Bidang Statistik Distribusi, Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan, Fachri Ubadiyah, mengatakan, bila dibandingkan dengan nilai impor Mei 2019 yang mencapai US$91,30 juta, maka nilai impor Mei 2020 juga turun sebesar 78,07 persen.

 

"Berkurangnya barang luar masuk ke Kalsel, salah satu disebabkan pandemi COVID-19," katanya.

 

Dikatakan, ada tiga kelompok barang yang mempunyai nilai impor tertnggi adalah kelompok bahan bakar mineral (HS 27), diikut kelompok berbagai produk kimia (HS 38), dan garam, belerang, kapur (HS 29).

 

Nilai impor untuk ketiga kelompok barang tersebut masing-masing adalah HS 27 sebesar US$15,08 juta, HS 38 sebesar US$1,64 juta, dan HS 29 sebesar US$1,02 juta.

 

Dia menjelaskan, kontribusi dari masing-masing kelompok tersebut adalah 75,28 persen; 8,18 persen; dan 5,09 persen dari total impor Mei 2020.

 

Nilai impor 5 kelompok barang utama pada Mei 2020 mencapai US$18,72 juta dengan kontribusi mencapai 81,14 persen dari total impor.

 

Sedangkan dari sisi perkembangan, nilai impor 5 kelompok barang utama tersebut pada Mei 2020 mengalami penurunan sebesar 46,62 persen dibanding dengan impor kelimanya pada April 2020.

 

"Nilai impor Kalimantan Selatan pada Mei 2020 tertnggi berasal dari Singapura dengan nilai US$14,83 juta, yang naik sebesar 33,55 persen dibandingkan impor pada April 2020 yang mencapai US$11,10 juta," ujarnya.

 

Berada di urutan kedua adalah Malaysia dengan nilai impor mencapai US$1,61 juta yang mengalami penurunan sebesar 88,08 persen. Sedangkan berada di urutan ketga adalah Jerman dengan nilai impor US$0,64 juta.

 

Kontribusi impor dari Singapura mencapai 74,06 persen dari total nilai impor Kalimantan Selatan bulan Mei 2020, sedangkan impor dari Malaysia dan Jerman memberikan kontribusi masing-masing sebesar 8,02 persen dan 3,20 persen.

 

Pada Mei 2020 posisi keempat dan kelima ditempat oleh Jepang dan Tiongkok, dengan nilai impor masing-masing sebesar US$0,55 juta dan US$0,54 juta.

 

Nilai impor 5 negara asal utama pemasok impor ke Kalimantan Selatan tersebut pada Mei 2020 mencapai US$18,17 juta dengan kontribusi sebesar 90,73 persen.

 

Dilihat dari sisi perkembangan, impor dari 5 negara tujuan utama tersebut turun sebanyak 32,20 persen dibanding nilai impor kelimanya pada April 2020.

 

Impor Menurut Golongan Penggunaan Barang Jika dirinci menurut penggunaan barang ekonomi, selama bulan Mei 2020 impor golongan barang konsumsi Kalimantan Selatan mencapai US$1,08 juta, turun 59,58 persen dibanding April 2020.

 

Begitu pula golongan bahan baku/penolong mengalami penurunan hingga 48,43 persen menjadi US$18,25 juta dibanding April 2020 yang mencapai US$35,39 juta.

 

Sedangkan impor golongan barang modal mengalami kenaikan sebesar 269,20 persen dari US$0,19 juta di April 2020 menjadi US$0,70 juta di Mei 2020.

 

Sementara jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya (year on year), ketiganya pun mengalami penurunan, adapun perubahan masing-masing adalah golongan barang konsumsi mengalami penurunan 62,88 persen (dari US$2,91 juta), bahan baku/penolong mengalami penurunan 74,07 persen (dari US$70,38 juta), dan barang modal mengalami penurunan sebesar 96,13 persen (dari US$18,00 juta).***1***

Pewarta: Imam

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020