Para pemimpin federal dan negara bagian Australia pada Jumat membahas langkah berikutnya dalam menanggapi pandemi virus corona, sehari setelah negara itu melaporkan kenaikan kasus harian COVID-19 terbesar setelah lebih dari dua bulan.

Kabinet nasional telah berkomitmen untuk menghapus sebagian besar aturan pembatasan jarak sosial di Australia pada akhir Juli, meskipun masing-masing negara bagian dan wilayah dibiarkan menentukan langkahnya sendiri.

Namun, wabah COVID-19 gelombang kedua di Victoria, negara bagian terpadat kedua di Australia, telah membuat beberapa pakar kesehatan mempertanyakan pemilihan waktu bagi penghapusan aturan pembatasan jarak sosial.

Negara Bagian Victoria pada Kamis (25/6) melaporkan dua digit angka kasus baru COVID-19 selama sembilan hari berturut-turut. Negara bagian itu mencatat sekitar 200 dari 270 kasus aktif COVID-19 di Australia.

Dalam upaya untuk mengurangi lebih banyak kasus infeksi virus corona baru, ambulans dan pusat uji keliling dikerahkan di seluruh negara bagian untuk melakukan pengujian kilat virus corona.

Sementara itu, Perdana Menteri Scott Morrison telah menyampaikan optimisme untuk pembukaan kembali ekonomi saat Australia menuju ke resesi pertamanya dalam hampir 30 tahun. Dia bersikeras sistem kesehatan Australia dapat mengatasi kenaikan kasus baru COVID-19.

Morrison pada Kamis meluncurkan paket bantuan dan pinjaman senilai 250 juta dolar Australia atau 170 juta dolar AS (setara Rp2,43 triliun) untuk sektor seni. Ia juga mengatakan akan membahas pembukaan kembali berbagai tempat dalam rapat pada Jumat.

Australia telah mencatat total sekitar 7.500 kasus infeksi virus corona baru, termasuk 104 kematian akibat COVID-19. Jumlah tersebut jauh berada di bawah jumlah kasus dan kematian di banyak negara lain.

Sumber: Reuters



 
 

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020