Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Ketua DPRD Kalimantan Selatan Kolonel Inf (Purn) Nasib Alamsyah enggan mengomentari peristiwa kerusuhan massal yang dikenal dengan istilah "Jumat Kelabu" yang terjadi di Banjarmasin 23 Mei 1997 atau 17 tahun lalu.
"Ma`af, saya tak mau komentar mengenai Jumat Kelabu tersebut. Karena saya tak mengetahui persis peristiwanya dan ketika itu saya bertugas di Sumatera Selatan," jawabnya singkat atas pertanyaan wartawan di Banjarmasin, Jumat.
"Hari ini tidak ada berita dari saya mengenai peristiwa tersebut," ucap pensiunan perwira menengah TNI-AD itu di ruang kerjanya kepada komunitas wartawan parlemen atau Journalist Parliament Community (JPC) Kalsel.
Sebelumnya Gubernur Kalsel H Rudy Ariffin berharap, Jumat Kelabu atau sejenisnya jangan terulang di provinsi yang terdiri 13 kabupaten/kota itu, termasuk di Banjarmasin.
"Peristiwa Jumat Kelabu itu cukup sekali. Karena dari pengalaman Jumat Kelabu, selain meminta koran jiwa, juga hampir melumpuhkan perekonomian Kalsel," ujar gubernur dua periode provinsi tersebut.
"Mari kita jaga bersama keadaan Kalsel yang sudah kondusif beberapa tahun belakangan ini," demikian Rudy Ariffin.
Peristiwa Jumat Kelabu 17 tahun lalu itu terjadi saat kampanye terakhir yang merupakan giliran Partai Golkar pada Pemilihan Umum (Pemilu) legislatif tahun 1997.
Ketika itu, sebelum jemaah pulang sehabis melaksanakan shalat Jumat di Masjid Noor yang berada di "jantung" kota Banjarmasin tersebut ada oknum yang tak bertanggunjawab memicu kemarahan massa.
Akibat ulah oknum tersebut "kota seribu sungai" Banjarmasin seakan membara, karena disana-sini terjadi pembakaran pusat perbelanjaan dan hotel, sehingga giliran kampanye Partai Golkar menjadi gagal.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014
"Ma`af, saya tak mau komentar mengenai Jumat Kelabu tersebut. Karena saya tak mengetahui persis peristiwanya dan ketika itu saya bertugas di Sumatera Selatan," jawabnya singkat atas pertanyaan wartawan di Banjarmasin, Jumat.
"Hari ini tidak ada berita dari saya mengenai peristiwa tersebut," ucap pensiunan perwira menengah TNI-AD itu di ruang kerjanya kepada komunitas wartawan parlemen atau Journalist Parliament Community (JPC) Kalsel.
Sebelumnya Gubernur Kalsel H Rudy Ariffin berharap, Jumat Kelabu atau sejenisnya jangan terulang di provinsi yang terdiri 13 kabupaten/kota itu, termasuk di Banjarmasin.
"Peristiwa Jumat Kelabu itu cukup sekali. Karena dari pengalaman Jumat Kelabu, selain meminta koran jiwa, juga hampir melumpuhkan perekonomian Kalsel," ujar gubernur dua periode provinsi tersebut.
"Mari kita jaga bersama keadaan Kalsel yang sudah kondusif beberapa tahun belakangan ini," demikian Rudy Ariffin.
Peristiwa Jumat Kelabu 17 tahun lalu itu terjadi saat kampanye terakhir yang merupakan giliran Partai Golkar pada Pemilihan Umum (Pemilu) legislatif tahun 1997.
Ketika itu, sebelum jemaah pulang sehabis melaksanakan shalat Jumat di Masjid Noor yang berada di "jantung" kota Banjarmasin tersebut ada oknum yang tak bertanggunjawab memicu kemarahan massa.
Akibat ulah oknum tersebut "kota seribu sungai" Banjarmasin seakan membara, karena disana-sini terjadi pembakaran pusat perbelanjaan dan hotel, sehingga giliran kampanye Partai Golkar menjadi gagal.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014