Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) RI, Muhadjir Effendy kaget, ketika Rapat Kesiapan Wilayah Perkotaan Menyambut Masyarakat Produktif dan Aman COVID-19 yang dilakukan melalu video teleconfren, Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina, memberikan laporan jumlah masyarakat kota berjuluk seribu sungai yang terpapar Virus -19 masih cukup tinggi, Jumat .
Memang, beber H Ibnu Sina, beberapa waktu lalu pemerintah pusat telah memberikan bantuan dua unit PCR ke Pemprov Kalsel.
Namun, mengingat masih tingginya angka masyarakat yang terpapar virus tersebut, maka keberadaan dua alat PCR itu dirasakan belum maksimal untuk Kota Banjarmasin.
Muhajir Effendy pun kian terkejut ketika mendegar rencana Pemko Banjarmasin hendak membeli sendiri alat medis jenis PCR itu, dengan tujuan untuk mempercepat proses pemeriksaan hasil swab untuk warga kota. “Untuk hasil yang test PCR berapa hari Pak Wali,” tanya Menteri.
Dan ia pun langsung buru-buru menyatakan 10 hari untuk sebuah hasil test PCR itu adalah waktu yang cukup lama.
Makanya, ia kemudian memastikan apa yang telah disampaikan H Ibnu Sina itu akan menjadi catatan tim gugus dan dari beberapa kementerian. “Nanti saya kira ada beberapa catatan dari Pak Ketua Tim Gugus Tugas. Dari pendidikan ada Mendikbud, Menteri Agama untuk madrasah. Semua nanti memberikan catatan, termasuk Pak Menkominfo, Wakil menteri keuangan dan Menteri Menkopolhukam,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, H Ibnu Sina juga menegaskan bahwa Pemko Banjarmasin sangat serius menangani penyebaran virus tersebut.
Saat bulan Ramadan lalu, terangnya, Kota Banjarmasin telah melakukan PSBB tahap pertama, yang kemudian dilanjutkan dengan PSBB tahap kedua dan ketiga.
“Paska pelaksanaan PSBB, kami melanjutkannya dengan merapkan status Tanggap Darurat, tetapi kami tetap khawatir masyarakat merasa sudah terbebas, padahal kurva masih naik tajam. Jadi kami berinovasi membentuk PSBK di Kelurahan, Komplek dan Kampung,” jelasnya.
PSBK, terangnya lagi, merupakan ikhtiar bersama masyarakat yang bahu-membahu dengan Babinsa dan Bhabinkamtibmas, Lurah, dan juga tokoh-tokoh masyarakat, untuk membentengi wilayahnya masing-masing.
Dengan pelaksanaan PSBK, katanya, masyarakat dapat berkontribusi menjaga wilayahnya. “Dalam PSBk ada 4 atau 5 RT yang menjadi satu dalam Posko, tapi ada pula yang hanya 1 RT saja yang membuat Posko. Jadi ini dilakukan dalam rangka persiapan ke Normalan Baru itu,” katanya.
Dalam gerakan PSBK, waktu pelaksanaannya selama 14 hari, dan yang menjadi inisiator terdepan adalah TNI. “Kita melaksanakan 14 hari dan hari ini masih berlangsung dalam bentuk GAPLIN (Penegakan Disiplin Terhadap Protokol Kesehatan). Jadi ini untuk memastikan masyarakat taat terhadap protokol kesehatan, pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020