Persebaya Surabaya mempertimbangkan lima poin menghadapi Liga 1 tahun kompetisi 2020 yang dijadwalkan bergulir kembali mulai September atau Oktober mendatang.
"Poin-poin ini disampaikan agar keputusan tersebut tidak dibuat secara gegabah dan menghasilkan risiko-risiko, baik jangka pendek maupun jangka panjang," kata Presiden Klub Persebaya Azrul Ananda dalam laman tim, Jumat.
Poin pertama adalah kesehatan dan keselamatan, yang menurut dia pandemi COVID-19 belum bisa diprediksi kapan berakhir.
"Dalam situasi yang belum bisa dipastikan ini, alangkah baiknya keputusan dibuat memperhitungkan situasi terburuk. Supaya tidak mengorbankan jangka panjang karena keputusan jangka pendek yang gegabah," kata Azrul.
Azrul juga mempertanyakan kemungkinan terinfeskinya pemain dan personel tim oleh COVID-19 yang bisa membayakan tim.
Dia juga menyangsikan pertandingan tanpa penonton tidak bisa mencegah kelompok suporter melakukan acara nonton bersama di berbagai kota di Indonesia sehingga berpotensi muncul penyebaran virus.
Poin kedua yang disoroti Persebaya adalah dampak sosio ekonomi dari pandemi COVID-19, sedangkan yang ketiga adalah dampak kompetisi secara jangka panjang.
Persebaya berharap dampak kepada musim-musim selanjutnya bisa diperhatikan, apalagi jika berkaitan dengan promosi dan degradasi.
"Jangan sampai penyesuaian musim 2020 ini mengakibatkan terjadinya pergeseran pada konsistensi dan jangan mengorbankan kepastian masa depan demi memperjuangkan jangka pendek yang tidak pasti," kata Azrul.
Poin keempat adalah dampak terhadap timnas. Azrul menilai masa pandemiki membuat semua pihak bisa mencurahkan fokus kepada timnas, apalagi mengumpulkan pemain untuk keperluan TC timnas jauh lebih kecil risikonya daripada melanjutkan liga.
"Apabila pemain timnas harus ikut kompetisi yang dipaksakan, kemudian dia terinfeksi COVID-19 maka dampaknya menjadi bertambah lagi. Ini sangat buruk bagi klub maupun timnas, bahkan bisa mengancam pelaksanaan host (tuan rumah) Piala Dunia U-20 pada 2021," kata dia.
Poin terakhir adalah dampak melanjutkan kompetisi kepada kondisi keuangan liga dan klub-klub. Azrul menegaskan Persebaya menghormati keputusan melanjutkan kompetisi liga tapi pemangku kebijakan sepak bola Indonesia juga mempertimbangkan segala aspek dari keputusan itu.
PSSI resmi memutuskan Liga 1 dan 2 Indonesia musim 2020 yang dihentikan pandemi sejak Maret 2020 dilanjutkan mulai September atau Oktober 2020.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
"Poin-poin ini disampaikan agar keputusan tersebut tidak dibuat secara gegabah dan menghasilkan risiko-risiko, baik jangka pendek maupun jangka panjang," kata Presiden Klub Persebaya Azrul Ananda dalam laman tim, Jumat.
Poin pertama adalah kesehatan dan keselamatan, yang menurut dia pandemi COVID-19 belum bisa diprediksi kapan berakhir.
"Dalam situasi yang belum bisa dipastikan ini, alangkah baiknya keputusan dibuat memperhitungkan situasi terburuk. Supaya tidak mengorbankan jangka panjang karena keputusan jangka pendek yang gegabah," kata Azrul.
Azrul juga mempertanyakan kemungkinan terinfeskinya pemain dan personel tim oleh COVID-19 yang bisa membayakan tim.
Dia juga menyangsikan pertandingan tanpa penonton tidak bisa mencegah kelompok suporter melakukan acara nonton bersama di berbagai kota di Indonesia sehingga berpotensi muncul penyebaran virus.
Poin kedua yang disoroti Persebaya adalah dampak sosio ekonomi dari pandemi COVID-19, sedangkan yang ketiga adalah dampak kompetisi secara jangka panjang.
Persebaya berharap dampak kepada musim-musim selanjutnya bisa diperhatikan, apalagi jika berkaitan dengan promosi dan degradasi.
"Jangan sampai penyesuaian musim 2020 ini mengakibatkan terjadinya pergeseran pada konsistensi dan jangan mengorbankan kepastian masa depan demi memperjuangkan jangka pendek yang tidak pasti," kata Azrul.
Poin keempat adalah dampak terhadap timnas. Azrul menilai masa pandemiki membuat semua pihak bisa mencurahkan fokus kepada timnas, apalagi mengumpulkan pemain untuk keperluan TC timnas jauh lebih kecil risikonya daripada melanjutkan liga.
"Apabila pemain timnas harus ikut kompetisi yang dipaksakan, kemudian dia terinfeksi COVID-19 maka dampaknya menjadi bertambah lagi. Ini sangat buruk bagi klub maupun timnas, bahkan bisa mengancam pelaksanaan host (tuan rumah) Piala Dunia U-20 pada 2021," kata dia.
Poin terakhir adalah dampak melanjutkan kompetisi kepada kondisi keuangan liga dan klub-klub. Azrul menegaskan Persebaya menghormati keputusan melanjutkan kompetisi liga tapi pemangku kebijakan sepak bola Indonesia juga mempertimbangkan segala aspek dari keputusan itu.
PSSI resmi memutuskan Liga 1 dan 2 Indonesia musim 2020 yang dihentikan pandemi sejak Maret 2020 dilanjutkan mulai September atau Oktober 2020.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020