Amuntai, Kalsel, (Antaranews Kalsel) - Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, akan memperketat pelaksanaan ujian nasional sehingga bisa berjalan dengan lebih baik dan jujur sebagaimana yang diharapkan.

Kepala Seksi Kurikulum dan Kesiswaan Bidang Pendidikan SMP, SMA dan SMK Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Kasful Anwar di Amuntai, Selasa, mengatakan, pihaknya telah menekankan agar para pengawas lebih tegas dan disiplin saat menjalankan tugasnya.

Kepada para guru pengawas, tambah dia, nantinya akan ditekankan untuk menegakkan aturan pelaksanaan UN dan melarang siswa membawa peralatan seperti handphone, kalkulator dan melakukan pengawasan dengan benar.

Ia mengakui, jika kedisiplinan guru pengawas masih kurang, sehingga masih ditemukan beberapa pengawas yang membiarkan siswa peserta UN membawa peralatan yang dilarang, bahkan mencontek saat ujian dengan bebasnya tanpa teguran atau sanksi dari guru pengawas.

Berdasarkan data dinas pendidikan, pada ujian nasional 2014 yang dilaksanakan pada 5-8 Mei akan diikuti sebanyak 1.049 siswa SMP dan 2.059 siswa Madrsyah Tsanawiyah di Kabupaten HSU, termasuk diantaranya delapan siswa SMP Luar biasa di Kelurahan Sungai Malang.

Berkas soal UN, tambah dia, akan tiba di Kabupaten HSU seminggu sebelum pelaksaan UN yang langsung dikirim ke Markas Kepolisian Resort untuk diamankan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti adanya kebocoran soal.

Selanjutnya, tambah Kasful, pada H-2 didistribusikan kepada empat Polsek yakni Polsek Sungai Pandan, Babirik, Danau Panggang dan Paminggir.

Sebagai persiapan, para siswa sudah mengikuti kegiatan "try out" ditingkat kabupaten dan propinsi pada bulan sebelumnya, dan terus mengikuti kegiatan remedial di sekolah masing-masing.

Dia menerangkan jika sistem pelaksanaan UN untuk SLTP masih berupa 20 paket soal berbeda, dengan passing grid yang dipatok sebesar 5,5.

"Jika satu mata pelajaran nilainya kurang dari empat bisa dipastikan siswa tidak lulus UN," katanya.

Dibanding tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan ujian nasional, baik itu SLTA sederajat dan SLTP jauh lebih baik, terutama untuk pendistribusian soal, hampir tidak ada persoalan berarti, sehingga pelaksanaan UN berjalan cukup lancar.

  Kondisi tersebut berbeda dengan pelaksanaan UN 2013, berbagai persoalan muncul antara lain distribusi soal yang tersendat, dan jumlah soal yang tidak mencukupi, sehingga terpaksa beberapa sekolah memfoto copy sebagian soal yang belum cukup.    

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014