Sebagai kota dengan visi pelayanan pendidikan, untuk tahun 2013 Belanja Pendidikan kota Banjarbaru adalah sebesar 29,07% yang merupakan perbandingan antara realisasi Belanja Pendidikan sebesar Rp. 227.820.553.407,- dan realisasi Belanja APBD sebesar Rp. 783.712.873.340,-.

 Hal ini telah memenuhi ketentuan pada Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bahwa lokasi Anggaran minimal untuk bidang Pendidikan adalah sebesar 20%.

Dalam penyelenggaraan Program Wajib Belajar Pendidikan sembilan tahun, untuk tahun 2013 pencapaian Angka Partisipasi Murni (APM) untuk SD/MI/Paket A adalah sebesar 98,78% melebihi target yang ditentukan sebesar 97,65%.

Dan pencapaian untuk program Pendidikan Menengah, Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B adalah sebesar 90,91%, lebih besar dari target yang ditetapkan sebesar 87,43%.

Di  tahun 2013 telah dilaksanakan pembangunan RKB SMPN 8 Banjarbaru, SMPN 13 Banjarbaru, SMPN 14 Banjarbaru, SMPN 15 Banjarbaru, SMAN 3 Banjarbaru, SMKN 1 Banjarbaru, dan SMKN 3 Banjarbaru. Telah pula dibangun SD Liang Anggang, SD Wengga, SD Banjarbaru Utara, dan SD Sungai Besar 10. Selain itu telah dibangun gedung TK Baru di wilayah Landasan ulin, Cempaka, dan Liang Anggang.

Untuk sarana dan prasana penunjang pendidikan, telah terbangun lanjutan Aula SMPN2 Banjarbaru, lanjutan Aula SDN Banjarbaru Utara I, pagar TK Pembina, serta laboratorium dan ruang praktikum SMPN 13 Banjarbaru, SMPN 14 Banjarbaru, dan SMPN 15 Banjarbaru.

Selain itu telah tersedianya peralatan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta peralatan seni budaya dan keterampilan SD dan tersedianya peralatan laboratorium SMA dan SMK di Banjarbaru.

Untuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS), di tahun 2013 telah disalurkan pada jenjang Pendidikan SD sejumlah Rp. 6.674.640.000,- untuk 23.338 orang siswa. Pada jenjang SMP telah disalurkan dana BOS sebesar Rp. 2.892.540.000,-  untuk 8.148 orang siswa.

KESEHATAN
Guna peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum, Pemerintah kota Banjarbaru pada tahun Anggaran 2013 telah merealisasikan Belanja Kesehatan sebesar 11,85% yang merupakan perbandingan realisasi Belanja Kesehatan sebesar Rp. 92.946.114.866,- dengan belanja APBD tahun Anggaran 2013 sebesar Rp. 783.712.873.340,-

Hingga tahun 2013 telah banyak kemajuan di bidang kesehatan yang dapat dirasakan oleh masyarakat. Di tahun 2013, telah terbangun Puskesmas Pembantu di Landasan Ulin Selatan, di Guntung Manggis dan Puskesmas (PONED) Liang Anggang Tahap I.

Telah pula tersedia Alat Kesehatan untuk Poskesdes dan Puskesmas, serta Alat Sanitarian Kit, Alat Kedokteran Gigi, Alat Kedokteran Umum, Alat Kedokteran Umum (PONED), dan Alat Laboratorium Air. Selain itu telah tersedia pula Regensia Laboratorium.

Dengan demikian saat ini telah ada 8 puskesmas yang menerapkan standar pelayanan medik dasar, melaksanakan program kesehatan jiwa, dan program kesehatan gigi dan mulut. Serta ada 4 puskesmas yang melaksanakan program kesehatan indera.

 Jumlah puskesmas dan pustu yang memenuhi sarana/prasarana dan peralatan kesehatan sesuai standar dan aman juga sudah melebihi target awal, yaitu 8 puskesmas dan 15 pustu. Untuk penduduk miskin juga telah ada 8 puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan dasar.

 Saat ini juga telah ada 3 buah puskesmas yang memiliki standar ISO, serta sarana pelayanan kesehatan swasta yang legalitas sebanyak 94,03%.

90% SDM kesehatan juga telah memennuhi standar kompetensi, serta 79% fasilitas kesehatan telah sesuai standar.
Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, rumah tangga yang melaksanakan PHBS (sesuai kriteria buku petunjuk PHBS) 35,25%, SD/MI yang ber-PHBS 15,70%. Realisasinya memang masih dibawah target awal.

 Tetapi akan terus dilakukan pembenahan hingga realisasi dapat sesuai target dan bahkan melebihi target di tahun 2014 ini. Desa/kelurahan siaga aktif telah ada 75% atau sekitar 15 kelurahan dan telah ada 28% posyandu purnama.  

Melalui program pelayanan kesehatan ibu dan anak banyak indikator kinerja yang melebihi target, seperti cakupan ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (PN) terealisasi sebanyak 99,20% sementara target awal hanya 94%. Cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan Antenatal (K4) 95,70% juga melebihi target awal yang hanya 93%.

 Cakupan ibu nifas yang mendapatkan pelayanan (KF) 94,20%, sementara target awal hanya 89%. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani (PK) terealisasi 100%, terdapat 1 buah puskesmas rawat inap yang mampu PONED, 1 buah Rumah Sakit yang melaksanakan PONEK, dan CPR 86,10%.

Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup adalah 110,9/100.000 kh, cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) 100%, cakupan neonatal komplikasi yang ditangani 74,80%, persentase kunjungan bayi 95,25%, pelayanan kesehatan balita 31,24%, persentase cakupan penjaringan siswa SD kelas 1 dan setingkat 96,46%, angka kelangsungan hidup bayi?AKB per 1000 kelahiran hidup adalah 7,5/1000 kh.

Program obat dan perbekalan kesehatan telah terealisasi dengan tersedianya obat dan vaksin di puskesmas, serta ketersediaan obat perkapita per tahun di sarana pelayanan kesehatan dasar sebesar Rp.6.106/kapita, walaupun target awal besarnya Rp.8.880/kapita.

Program pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan dalam hal ini DBD, TB, HIV, diare, cacing dan kusta telah banyak mengalami kemajuan yang cukup signifikan, walaupun beberapa indikator kinerja masih ada yang dibawah target.

 Hal ini dapat dilihat dari persentase KLB malaria yang dilaporkan dan ditanggulangi adalah 100%, persentase kasus filaria yang ditangani sesuai standar adalah 100%, persentase penanganan penderita kasus kecacingan 100%, persentase bayi 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap 100%, persentase kasus baru tuberkolusis (TB)/BTA positif yang ditemukan 48% dan yang disembuhkan 90%, persentase orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang mendapat Anti Retroviral Treatment (ART) 100%.

Walaupun jumlah kasus diare per 1000 penduduk lebih banyak dari target yaitu 214 kasus, tapi tidak ada angka kematian yang disebabkan diare pada saat KLB atau 0 kasus. Cakupan penemuan dan tatalaksana standar kasus pnemoni balita sebanyak 59,40%, penderita terdaftar akhir Desember per 10.000 penduduk (prevalensi kusta ) adalah 0,29%, penemuan kasus kusta per 100.000 penduduk 2,86% serta 0% angka kecacatan Tk.II/proporsi dari penderita baru penyakit kusta.

Melalui program ini, anak usia sekolah yang mendapat imunisasi campak 97%, DT 95%. Terdapat 2 kasus non folio AFP rate per 100.000 anak berusia kurang dari 15 tahun yang ditemukan. Persentase desa/kelurahan yang sudah UCI 100%.

Melalui Program perbaikan gizi masyarakat, hingga akhir tahun 2013 tercatat prevalensi balita kekurangan gizi tinggal 0,76%, balita gizi buruk yang ditemukan dan mendapatkan perawatan 100%, persentase balita ditimbang berat badannya (D/S) 75,73%, serta 100% cakupan pemberian MP-ASI pada anak 6-24 bulan pada keluarga miskin.

Melalui Program Pengembangan Lingkungan Sehat, telah banyak indikator kinerja yang melebihi target. Penduduk yang memiliki akses terhadap air minum yang berkualitas 95%, penduduk yang menggunakan jamban sehat 91%, keluarga yang menggunakan air bersih 100%, cakupan rumah yang memenuhi syarat kesehatan 85%, cakupan TTU yang memenuhi syarat kesehatan 82,75%, dan cakupan TPM yang memenuhi syarat 70%.

Dan melalui program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular terdapat 65,88% penduduk berusia 15 tahun keatas yang memiliki pengetahuan tentang HIV dan AIDS, serta ada 1.031 orang yang berumur 15 tahun atau lebih yang menerima konseling dan testing HIV.

Di tahun 2013, untuk operasional UPTD (8 buah Puskesmas dan UPTD Gudang Obat) memperoleh belanja langsung untuk operasional program dan kegiatan dengan total 4.073.360.090 dan terealisasi 3.649.339.555
Untuk jaminan kesehatan, mayarakat bisa menggunakan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).

 Hingga tahun 2013 tercatat sebanyak 29.169 orang yang telah memiliki kartu Jamkesmas. Bagi Masyarakat yang tidak memiliki kartu Jamkesmas, maka untuk jaminan kesehatan dapat menggunakan kartu Jamkesda. Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) terdapat 20.799 jiwa peserta Jamkesda.

 Jumlah tersebut merupakan verifikasi kepesertaan tahun 2012 yang pesertanya merupakan usulan dari tingkat RT diteruskan ke Kelurahan kemudian diproses di Dinas Kesehatan untuk dibuatkan SK penetapan kepesertaannya. Pelayanan Jamkesda terlaksana dari tingkat premier (Puskesmas) sampai tingkat rujukan baik itu RSUD kota maupun RSUD Provinsi.

Selain Jamkesda yang pesertanya sudah terdaftar dalam SK Walikota, masih ada cara untuk mengakomodir masyarakat miskin yang belum terdaftar dalam Jamkesda, yaitu dengan menerbitkan SKTM ( Surat Keterangan Tidak Mampu). Namun bantuan yang diberikan kepada masyarakat yang menggunakan SKTM hanya 50% dari total biaya.

Di era JKN (BPJS) semua peserta Askes sosial, Jamkesmas, Jamsostek, TNI dan POLRI secara otomatis menjadi anggota BPJS. Pada tahun 2016 diharapkan semua peserta Jamkesda sudah didaftarkan menjadi anggota BPJS. Dan di tahun 2019 semua penduduk wajib menjadi anggota BPJS.  






Pewarta:

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014