Kapolda Kalimantan Selatan Irjen Pol Dr Nico Afinta meminta anggotanya untuk tetap mengedepankan komunikasi yang humanis ke masyarakat kala situasi pandemi COVID-19.
"Anggota memang harus lebih sabar karena saat COVID-19 ini semua orang menumpahkan kemarahannya kepada petugas. Misalnya ketika menegakkan aturan PSBB dan sebagainya," kata Nico di Banjarmasin, Kamis.
Hal itu disampaikan Nico ketika meninjau Posko Operasi Ketupat Intan 2020 di Direktorat Lalu Lintas Polda Kalsel. Menurut dia, komunikasi yang baik dan santun penting guna memberikan pemahaman kepada warga bahwa polisi hanya melaksanakan tugas untuk mendukung setiap kebijakan pemerintah.
"Kita harus memahami pula kondisi psikologis masyarakat kini. Semua kan pada kesal, ada yang terganggu aktivitasnya untuk bekerja dan sebagainya. Jadi tolong, anggota harus sabar dan jangan sampai menyakiti hati masyarakat," ucapnya menekankan.
Meski begitu, Nico juga menegaskan jika anggota di lapangan tak boleh patah semangat. Karena memberikan penyadaran kepada masyarakat adalah tujuan utama dalam tugas Polri mendukung kebijakan pemerintah memutus penyebaran virus corona.
Di sisi lain, Kapolda yang baru menjabat itu mengapresiasi kinerja Ditlantas dengan sejumlah inovasi dan terobosannya dalam hal pelayanan. Apalagi telah terbangun zona integritas Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan selanjutnya menuju Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM).
"Jadilah Polantas yang dicintai masyarakat. Selalu utamakan senyum sapa dan salam dalam pelayanan. Jika pun ada penegakan hukum, tetaplah humanis dan laksanakan sesuai aturan," tandasnya.
Sementara Direktur Lalu Lintas Polda Kalsel Kombes Pol Andi Azis Nizar melaporkan dalam mendukung kebijakan pemerintah untuk membantu masyarakat terdampak COVID-19, pihaknya telah menyerahkan bantuan untuk 615 orang terdiri dari sopir angkutan umum, sopir bus, sopir truk, pengemudi ojek pangkalan dan sebagainya.
Setiap orang menerima Rp600 ribu perbulan dan akan berlanjut hingga 3 bulan kedepan. Bantuan tersebut berasal dari anggaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Polri yang dikelola Korlantas.
"Saat ini kami fokus pencegahan mudik dalam Operasi Ketupat Intan. Jadi titik perbatasan provinsi dijaga agar tak sembarang pengendara bisa keluar masuk Kalsel," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
"Anggota memang harus lebih sabar karena saat COVID-19 ini semua orang menumpahkan kemarahannya kepada petugas. Misalnya ketika menegakkan aturan PSBB dan sebagainya," kata Nico di Banjarmasin, Kamis.
Hal itu disampaikan Nico ketika meninjau Posko Operasi Ketupat Intan 2020 di Direktorat Lalu Lintas Polda Kalsel. Menurut dia, komunikasi yang baik dan santun penting guna memberikan pemahaman kepada warga bahwa polisi hanya melaksanakan tugas untuk mendukung setiap kebijakan pemerintah.
"Kita harus memahami pula kondisi psikologis masyarakat kini. Semua kan pada kesal, ada yang terganggu aktivitasnya untuk bekerja dan sebagainya. Jadi tolong, anggota harus sabar dan jangan sampai menyakiti hati masyarakat," ucapnya menekankan.
Meski begitu, Nico juga menegaskan jika anggota di lapangan tak boleh patah semangat. Karena memberikan penyadaran kepada masyarakat adalah tujuan utama dalam tugas Polri mendukung kebijakan pemerintah memutus penyebaran virus corona.
Di sisi lain, Kapolda yang baru menjabat itu mengapresiasi kinerja Ditlantas dengan sejumlah inovasi dan terobosannya dalam hal pelayanan. Apalagi telah terbangun zona integritas Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan selanjutnya menuju Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM).
"Jadilah Polantas yang dicintai masyarakat. Selalu utamakan senyum sapa dan salam dalam pelayanan. Jika pun ada penegakan hukum, tetaplah humanis dan laksanakan sesuai aturan," tandasnya.
Sementara Direktur Lalu Lintas Polda Kalsel Kombes Pol Andi Azis Nizar melaporkan dalam mendukung kebijakan pemerintah untuk membantu masyarakat terdampak COVID-19, pihaknya telah menyerahkan bantuan untuk 615 orang terdiri dari sopir angkutan umum, sopir bus, sopir truk, pengemudi ojek pangkalan dan sebagainya.
Setiap orang menerima Rp600 ribu perbulan dan akan berlanjut hingga 3 bulan kedepan. Bantuan tersebut berasal dari anggaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Polri yang dikelola Korlantas.
"Saat ini kami fokus pencegahan mudik dalam Operasi Ketupat Intan. Jadi titik perbatasan provinsi dijaga agar tak sembarang pengendara bisa keluar masuk Kalsel," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020