Oleh Syamsuddin Hasan

Banjarmasin, (Antaranews.Kalsel) - Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) H Rudy Ariffin mengungkapkan pertumbuhan ekonomi daerah itu tahun 2013 mencapai 5,18 persen atau melambat bila dibandingkan dengan dua tahun pertama pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2011--2015.

"Pertumbuhan ekonomi Kalsel pada 2013 mencapai 5,18 persen, sedangkan pada 2012 dan 2011 masing-masing 5,73 persen dan 6,12 persen," kata Rudy Ariffin dalam Rapat Paripurna DPRD Kalsel yang dipimpin Ketuanya Kolonel Inf (Purn) Nasib Alamsyah di Banjarmasin, Senin.

Menurut dia, melambatnya pertumbuhan ekonomi Kalsel 2013 bukan berarti perekonomian di provinsi yang terdiri 13 kabupaten-kota dan kini berpenduduk mencapai empat juta jiwa itu, tidak bergulir, tapi karena dipengaruhi oleh belum pulihnya perekonomian dunia dari krisis.

"Krisis perekonomian dunia tersebut berdampak pada menurunnya ekspor dari beberapa komoditas dari Kalsel," lanjutnya saat penyampaian Laporan Keterangan Pertanggunjawaban (LKPJ) Kepala Derah setempat Tahun Anggaran 2013.

Gubernur Kalsel dua periode itu mengungkapkan, total nilai ekspor Kalsel 2013 mencapai 8,85 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau turun 7,94 persen dibandingkan nilai ekspor 2012 yang mencapai 9,61 miliar dolar AS.

"Penurunan nilai ekspor Kalsel 2013 lebih besar dibandingkan penurunan nilai ekspor 2012 terhadap tahun 2011, yang hanya turun 1,01 persen," katanya.

Menurut dia, faktor utama penyebab penurunan nilai ekspor Kalsel pada 2013 adalah turunnya nilai ekspor kelompok bahan bakar mineral sebesar 1,05 miliar dolar AS atau minus 12,48 persen dibandingkan 2012.

Sementara tunjuan ekspor dari "Bumi Perjuangan Pangeran Antasari" Kalsel masih mengandalkan 10 negara di kawasan Asia, yaitu Republik Rakyat Tiongkok, India dan Jepang sebagai tujuan utama.

"Tiga negara tujuan utama ekspor itu memberikan konstribusi masing-masing sebesar 6,33 miliar dolar AS atau 75 persen dari total nilai ekspor Kalsel sebesar 8,55 miliar dolar AS pada tahun 2013," lanjutnya.

Negara lain yang merupakan tujuan ekspor Kalsel yaitu Filipina, Thailand, Pakistan, Korea, Taiwan, Hongkong dan Singapura. Batu bara masih sebagai komoditas ekspor Kalsel yang paling besar dibandingkan komoditias lain.

Rapat paripurna itu juga dihadiri Wakil Ketua DPRD Kalsel Fathurrahman, serta unsur Forum Koordinasi Pimpanan Daerah Kalsel dan Rektor IAIN Antasari Banjarmasin Prof Dr HA Fauzi Asri.

Pewarta:

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014