Oleh Ulul Maskuriah

Banjarmasin, (Antaranews.Kalsel) - Bank Indonesia Wilayah Kalimantan optimis pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan dapat mencapai 5,1-5,6 persen kendati tantangan yang dihadapi pada 2014 masih akan cukup berat.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah II (Kalimantan) Maurids H. Damanik di Banjarmasin, Senin mengatakan,pada tahun 2014, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan perekonomi Kalsel dalam kisaran 5,2-5,6 persen.

Sementara itu, untuk triwulan I 2014, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan sesuai dengan pola historisnya yaitu sedikit melambat dalam kisaran 5,1-5,5 persen.

"Perekonomian Kalsel untuk periode triwulan I 2014 kami perkirakan akan sedikit melambat, terutama terpengaruh kondisi eksternal seperti perekonomian Cina dan India, serta dari kondisi internal seperti penundaan investasi dan perlambatan di sektor perdagangan," katanya.

Sedangkan untuk inflasi, tambah dia, tekanan inflasi di Kalsel mulai mereda di triwulan I 2014, dengan proyeksi inflasi Kalsel pada tahun 2014 mencapai 5,0-5,5 persen, dan triwulan I 2014 inflasi masih berada di kisaran 5,5-6,0 persen.

Minimnya tekanan inflasi tersebut, tambah Maurids, terkonfirmasi oleh hasil Survei Konsumen yang dilakukan oleh BI, dimana pada periode Desember 2013 ekspektasi masyarakat terhadap harga 3 bulan yang akan datang mengalami penurunan.

"Meskipun tekanan mereda, namun terdapat faktor risiko yang berpotensi mendorong inflasi, antara lain pada kelompok volatile food, terdapat faktor curah hujan yang dapat menghambat distribusi dan produksi pangan.

Pada kelompok administered price terdapat kebijakan kenaikan tarif listrik dan juga harga LPG 12 kilogram juga dapat menekan inflasi.

Sedangkan di kelompok core cenderung stabil, namun berpotensi naik karena adanya penyesuaian harga pokok produksi oleh produsen.

Namun demikian, Maurids optimis bahwa faktor risiko tersebut dapat diminimalkan, karena Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalsel telah mengeluarkan program 6 M untuk mengendalikan inflasi, yang merupakan program dari produksi, distribusi hingga kediseminasi informasi kepada masyarakat.

Sebelumnya, Bank Indonesia telah menyelenggarakan seminar diseminasi KEKR dan Riset Ekonomi Kalsel tersebut dihadiri oleh pejabat dari Pemprov Kalsel dan Pemkot Banjarmasin, Instansi vertikal Kemenkeu, KADIN, Asosiasi, perbankan dan juga akademisi.

Dalam acara tersebut, dipaparkan pula hasil riset yang dilakukan oleh Bank Indonesia bekerjasama dengan perguruan tinggi di Kalsel.

Pertama adalah riset mengenai preferensi masyarakat Banjarmasin dalam memilih moda transportasi umum bekerjasama dengan Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Universitas Lambung Mangkurat dan riset mengenai preferensi masyarakat Kalsel terhadap pembayaran non tunai bekerjasama dengan IAIN Antasari.

Pewarta:

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014