Oleh Ulul Maskuriah

Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel) - Kepala Dinas Peternakan Kalimantan Selatan Sabrie Madani menyatakan berdasarkan hasil uji laboratorium, lima kabupaten yaitu Tanah Laut, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Utara, dan Tabalong positif terserang virus H5-NI atau flu burung.

Sabrie di Banjarmasin, Kamis mengatakan, "Kami belum tahu secara pasti dari mana asal virus tersebut, apakah dari Tanah Laut atau Kabupaten Hulu Sungai Tengah, karena kedua kabupaten tersebut terserang pada waktu hampir bersamaan."

Sejak terjadi serangan flu burung dua pekan terakhir hingga kini, kematian itik sudah mencapai 20 ribu ekor lebih, dan diperkirakan jumlah tersebut masih akan terus bertambah, mengingat kematian unggas itu masih terus berlangsung.

Langkah-langkah yang kini dilakukan oleh Dinas Peternakan adalah mengirimkan disinvektan ke seluruh peternak terutama yang terserang virus flu burung dengan total 50 ton.

Selain itu, seluruh peternak diminta untuk mengubur itik yang mati, dan membakar yang masih hidup, serta rutin membersihkan kandang, sehingga virusnya tidak menular kepada ternak lainnya.

"Virus flu burung yang terjadi saat ini, memang khusus menyerang pada itik, tetapi tidak menutup kemungkinan bisa menyerang ke ternak lainnya, seperti ayam," katanya.

Gubernur tambah Sabrie, juga telah memerintahkan untuk memblokir agar jangan sampai ternak Kalsel keluar provinsi, untuk melindungi agar virus tersebut tidak menyebar ke daerah lain.

Selain itu, kata dia, arus perdagangan ternak antar kabupaten dari lima kabupaten tersebut juga dilarang, untuk melindungi peternak di daerah lain, yang belum terserang oleh virus mematikan bagi ternak tersebut.

Hingga kini, tambah Sabrie, pihaknya belum bisa memastikan asal virus tersebut, mengingat dalam beberapa tahun terakhir, Kalsel adalah provinsi yang bebas flu burung.

Selain Kalsel, provinsi yang terserang virus ini adalah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Sumatra, tidak menutup kemungkinan virus di Kalsel berasal dari beberapa daerah tesebut.

"Kita memang mengamankan masuknya ternak dari labuhan Trisakti Banjarmasin, tetapi kan Kalsel cukup banyak pelabuhan kecil seperti Pelsus dan lainnya, sehingga tidak menutup kemungkinan ternak dari luar daerah masuk melalui pelabuhan tersebut," katanya.

Kondisi tersebut, membuat peternak di lima kabupaten itu rugi besar, bahkan beberapa diantaranya bangkrut, karena seluruh ternaknya mati, dan kalaupun ada yang hidup tetap harus dimusnahkan dengan dibakar.

Terdata sekitar 30 peternak yang mengalami kerugian cukup besar, karena rata-rata virus tersebut menyerang peternakan dengan sekala besar.

"Tentang bantauan kita belum bisa memberikan, tergantung pada kebijakan masing-masing kabupaten," katanya.

Populasi itik di Kalsel kini mencapai 4 juta ekor lebih dengan jumlah peternak mencapai ribuan orang, sehingga kematian itik tersebut, hanya sekitar 5 persen dari populasi yang ada, sehingga tidak terlalu mengganggu kebutuhan itik di Kalsel.

Pewarta:

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014