Bisnis usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kota Surabaya, Jatim, dinilai tetap bisa berjalan di tengah pandemi COVID-19 menyusul adanya stimulus pemerintah baik dari sektor modal maupun perpajakan.

"Insya Allah bisnis UMKM di Surabaya tetap bisa jalan bersamaan dengan stimulus pemerintah. Ini kabar baik bagi pelaku usaha UMKM di tengah cobaan wabah COVID-19," kata Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Surabaya Jamhadi, di Surabaya, Jumat.

Menurut Ketua Yayasan Kedaulatan Pangan Nusantara (YKPN) Jawa Timur ini, stimulus yang diberikan di antaranya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan kelonggaran relaksasi kredit untuk nilai kredit di bawah Rp10 miliar.

Selain itu, lanjut dia, adanya penundaan pokok ansuran selama enam bulan dan pemberian subsidi bunga atas debitur UMKM meliputi debitur kredit usaha rakyat (KUR) atau kredit di bawah Rp500 juta dapat subsidi bunga pemerintah selama tiga bulan pertama 6 persen dan tiga bulan berikutnya 3 persen.

"Sedangkan debitur UMKM di atas Rp500 juta sampai dengan Rp10 miliar bunga dibayar pemerintah tiga bulan pertama 3 persen dan tiga bulan berikutnya 2 persen," ujarnya.

Tidak hanya itu, lanjut dia, pemerintah juga akan memberikan modal kerja kepada debitur UMKM. Sedangkan untuk kebutuhan likuiditas perbankan, lanjut dia, para pelaku dapat mengajukan bantuan ke pemerintah

Selain itu, CEO PT Tata Bumi Raya Group ini juga mengajak agar industri menggunakan bahan baku lokal natural resources untuk suplai konsumsi, di samping prinsip bela beli produk Indonesia.

"Jika itu dilakukan, maka bisa mengurangi impor. Artinya juga hemat devisa yang bisa memperkuat nilai kurs rupiah," katanya.

Menurut Jamhadi, jika semua itu terus dilakukan secara berkelanjutan, maka ekonomi Indonesia bisa cepat pulih dengan economic growth di atas 2 persen dan kembali 5 persen dalam waktu yang tidak terlalu lama.
 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020