Oleh Ulul Maskuriah
Kandangan, (Antaranews.Kalsel) - warga di Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, berharap pemerintah daerah segera mengalokasikan dana pembangunana dua jembatan yang rusak berat setelah diterjang banjir bandang 9 Januari 2014.
Salah seorang warga Loksado, Suriani di Kandangan, Senin mengungkapkan, banjir yang terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), selain merusak sejumlah rumah warga juga merusak fasilitas umum.
"Salah satunya adalah dua jembatan di Kecamatan Loksado yang kini tidak bisa dimanfaatkan, karena putus setelah diterjang banjir," katanya.
Putusnya jembatan tersebut, tambah dia, membuat warga kesulitan untuk melakukan kegiatan sehari-hari, terutama untuk berkebun maupun ke pasar.
Menurut dia, dua jembatan yang putus, merupakan satu-satunya akses jalan masyarakat sekitar untuk menuju ke daerah lain maupun ke ladang dan pasar, sehingga diharapkan bisa segera diperbaiki.
"Belum tahu kapan jembatan tersebut akan diperbaiki, kalau bisa secepatnya," ujar Suriani.
Menurut dia, setelah terjadi banjir, Bupati langsung mendatangi lokasi kejadian, untuk memastikan kondisi masyarakat.
Tindakan tersebut sangat positif, karena pimpinan daerah bisa menyaksikan langsung kondisi masyarakatnya, namun sayang, hingga kini belum ada informasi dan kepastian tentang kapan bupati menyiapkan dana untuk perbaikan jembatan itu.
Padahal, warga yang melintasi kedua jembatan, tidak jarang dengan bawaan yang berat, sehingga sangat kesulitan untuk melintasi jembatan yang hanya bertumpu pada satu sisi kawat penyangga saja.
Warga Loklahong dan sekitarnya sebagian besar memiliki lahan pertanian atau perkebunan yang harus ditempuh dengan menyeberangi sungai Loksado.
Sarana yang dipakai selama ini hanya jembatan gantung yang sekarang dianggap tidak layak pakai lagi karena terlalu rentan bahaya atau putus total.
Selain kerusakan rumah, jembatan dan jalan, lokasi outbond yang dikelola Afan dan kawan-kawan juga tidak luput dari terjangan air.
Sejumlah peralatan seperti tenda, pelampung, dan helm pun hanyut terbawa arus, selain itu juga beberapa pelatan lainnya hancur.
Menurut Afan, dia bersama rekan-rekannya tidak sempat menyelamatkan barang-barang, karena banjir terjadi sangat mendadak.
Aktivis lingkungan Kalsel, Bery Nahdian Furqan mengatakan, banjir sering terjadi di Loksado dalam beberapa tahun terakhir, disebabkan karena rusaknya hutan mulai dari hulu hingga hilir, sehingga berpengaruh pada kurangnya daya resapan air.
Kondisi tersebut terjadi, karena banyaknya alih fungsi kawasan hutan menjadi perkebunan sawit, juga terjadinya penebangan liar yang hingga kini sulit dihentikan.
"Hal tersebut terjadi, karena adanya pembiaran pemerintah sehingga illegal logging dan sejenisnya terus terjadi, akibatnya banjir juga semakin sering terjadi," katanya.
Menurut Berry, seharusnya, pemerintah tidak lagi mengeluarkan izin konversi skala besar maupun izin pertambangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014
Kandangan, (Antaranews.Kalsel) - warga di Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, berharap pemerintah daerah segera mengalokasikan dana pembangunana dua jembatan yang rusak berat setelah diterjang banjir bandang 9 Januari 2014.
Salah seorang warga Loksado, Suriani di Kandangan, Senin mengungkapkan, banjir yang terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), selain merusak sejumlah rumah warga juga merusak fasilitas umum.
"Salah satunya adalah dua jembatan di Kecamatan Loksado yang kini tidak bisa dimanfaatkan, karena putus setelah diterjang banjir," katanya.
Putusnya jembatan tersebut, tambah dia, membuat warga kesulitan untuk melakukan kegiatan sehari-hari, terutama untuk berkebun maupun ke pasar.
Menurut dia, dua jembatan yang putus, merupakan satu-satunya akses jalan masyarakat sekitar untuk menuju ke daerah lain maupun ke ladang dan pasar, sehingga diharapkan bisa segera diperbaiki.
"Belum tahu kapan jembatan tersebut akan diperbaiki, kalau bisa secepatnya," ujar Suriani.
Menurut dia, setelah terjadi banjir, Bupati langsung mendatangi lokasi kejadian, untuk memastikan kondisi masyarakat.
Tindakan tersebut sangat positif, karena pimpinan daerah bisa menyaksikan langsung kondisi masyarakatnya, namun sayang, hingga kini belum ada informasi dan kepastian tentang kapan bupati menyiapkan dana untuk perbaikan jembatan itu.
Padahal, warga yang melintasi kedua jembatan, tidak jarang dengan bawaan yang berat, sehingga sangat kesulitan untuk melintasi jembatan yang hanya bertumpu pada satu sisi kawat penyangga saja.
Warga Loklahong dan sekitarnya sebagian besar memiliki lahan pertanian atau perkebunan yang harus ditempuh dengan menyeberangi sungai Loksado.
Sarana yang dipakai selama ini hanya jembatan gantung yang sekarang dianggap tidak layak pakai lagi karena terlalu rentan bahaya atau putus total.
Selain kerusakan rumah, jembatan dan jalan, lokasi outbond yang dikelola Afan dan kawan-kawan juga tidak luput dari terjangan air.
Sejumlah peralatan seperti tenda, pelampung, dan helm pun hanyut terbawa arus, selain itu juga beberapa pelatan lainnya hancur.
Menurut Afan, dia bersama rekan-rekannya tidak sempat menyelamatkan barang-barang, karena banjir terjadi sangat mendadak.
Aktivis lingkungan Kalsel, Bery Nahdian Furqan mengatakan, banjir sering terjadi di Loksado dalam beberapa tahun terakhir, disebabkan karena rusaknya hutan mulai dari hulu hingga hilir, sehingga berpengaruh pada kurangnya daya resapan air.
Kondisi tersebut terjadi, karena banyaknya alih fungsi kawasan hutan menjadi perkebunan sawit, juga terjadinya penebangan liar yang hingga kini sulit dihentikan.
"Hal tersebut terjadi, karena adanya pembiaran pemerintah sehingga illegal logging dan sejenisnya terus terjadi, akibatnya banjir juga semakin sering terjadi," katanya.
Menurut Berry, seharusnya, pemerintah tidak lagi mengeluarkan izin konversi skala besar maupun izin pertambangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014