Anggota DPRD Kalimantan Selatan Muhammad Yani Helmi atau yang akrab dengan sapaan Paman Yani berpendapat, rukun tetangga - rukun tetangga (RT-RT) merupakan "ujung tombak" untuk sosialisasi masalah virus Corona (Covid-19).

"RT-RT itu merupakan arus bawah untuk sosialisasi masalah Corona, baik dalam rangka pencegahan maupun penanganan," ujar anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) tersebut di Banjarmasin, Selasa.

"Oleh karenanya, kita harus memberdayakan semaksimal mungkin arus bawah tersebut, tidak terkecuali para pemuka agama dan masyarakat setempat," saran wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel VI/Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) itu.

Menurut dia, pemerintah daerah (Pemda) di Kalsel, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota sudah cukup bekerja keras dalam menangani masalah Covid-19. "Hanya saja kita tunggu 'action' (aksi)-nya sampai arus bawah," katanya.

Dalam masalah Covid-19 yang masih merebak belakangan ini, laki-laki yang berpenampilan atlitis itu, menyatakan, terhitung April 2020 menyisihkan gajinya sebagai anggota DPRD Kalsel sebanyak 50 persen untuk penanganan virus yang mewabah tersebut.

"Sumbangan sebanyak 50 persen dari gaji tersebut akan kuserahkan kepada Palang Merah Indonesia (PMI) di daerah pemilihan (Dapil) saya," tegasnya usai pertemuan DPRD Kalsel dengan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di provinsi tersebut, 30 Maret lalu.

Selain itu, secara swadaya/swadana paman dari seorang pengusaha terkenal di "Bumi Perjuangan Pangeran Antasari"" Kalsel tersebut melakukan penyemprotan disinfektan pada beberapa RT - lingkungan tempatnya tinggal.

Ia berharap, apa yang dia lakukan menjadi inspirasi bagi pejabat serta pengusaha atau mereka yang berkempuan untuk menyumbangkan sebagian uangnya demi kemaslahatan masyarakat Kalsel.

"Besar - kecil bantuan tersebut tidak masalah, yang penting  turut berbuat untuk daerah dan masyarakat kita," lanjutnya sembari mengatakan ikut prihatin atas bertambahnya orang positif Corona di Kalsel yang berpenduduk lebih empat juta jiwa dan tersebar pada 13 kabupaten/kota.

"Kita berharap, dengan partisipasi semua atau kebersamaan dalam pencegahan dan penanganan Covid-19, warga Kalsel yang positif terkena virus tersebut berkurang. Lebih dari itu, kita semua terbebas Covid-19," demikian Paman Yani.

Data Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel menunjukkan, provinsi yang berpenduduk 
4.304.000 jiwa itu per 29 Maret 2020 orang dalam pengawasan (ODP) 1.079, pasein dalam pengawasan (PDP) sepuluh, positif satu orang, dan meninggal dunia nol. 

Kemudian dalam ekspose Tim Gugus Tugas tersebut 30 Maret lalu ODP meningkat sekitar delapan persen, PDP berkurang, namun yang positif bertambah empat sehingga menjadi lima orang.

Sedangkan satu orang yang meninggal dunia dari kode Ulin-12 pada 30 Maret lalu, Tim Gugus Tugas belum mengetahui pasti penyebabnya, karena pasien baru rujukan ke RSUD Ulin Banjarmasin.
 

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020