Harga gula pasir atau gula kristal putih di pasar-pasar di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menembus angka Rp18.000 per kilogram.
"Biasanya kami hanya menjual gula kisaran Rp13.000 per kilogram, tetapi sudah beberapa hari ini saya terpaksa menjual Rp18.000 per kilogram," kata Udin, seorang pedagang di Kota Banjarmasin, Kamis.
Menurut informasi, lanjut dia, stok gula di agen kosong, akibatnya harga gula melonjak hingga Rp5.000 per kilogram menjadi Rp18.000 per kilogram.
Udin mengaku tidak tahu kapan harga gula bisa turun. Ia berharap pemerintah segera menangani melonjaknya harga gula tersebut.
Kepala Perum Bulog Kalimantan Selatan Arif Mando menjelaskan, pihaknya telah mengajukan pengiriman gula putih kepada Bulog pusat sebanyak 3.000 ton.
"Namun sampai saat ini permintaan kami itu belum bisa dipenuhi pusat," kata Arif.
Menurut informasi, lanjut Arif, awal April akan masuk gula Raw Sugar sekitar 29.750 ton, untuk kebutuhan nasional.
Gula yang diperuntukkan bagi industri tersebut tidak bisa dikonsumsi langsung, sehingga perlu diolah terlebih dahulu.
Baca juga: RMI kembali gelontorkan gula satu ton untuk tekan harga di Surabaya
Baca juga: Kebutuhan Gula Di Kalsel Anjlok
Baca juga: Bupati Sidak Ketersedian Dan Harga Sembako
Sedangkan pabrik di Blora, Jawa Tengah, kapasitas pengolahannya 500 ton per hari, sehingga untuk mengolah hampir 30 ribu ton tersebut diperlukan waktu sekitar satu bulan.
"Terus kapan mendistribusikannya," tanya Arif.
Selain Raw Sugar, kabarnya akan datang gula kristal putih (GKP) sekitar 150 ribu ton untuk kebutuhan nasional.
"Mudah-mudahan GKP yang bisa dikonsumsi tersebut datang awal April, sehingga Kalsel yang meminta 3.000 ton bisa dipenuhi dan bisa langsung didistribusikan ke pasar," tuturnya.
Sebenarnya, kata Arif, sejak Februari Bulog sudah meminta ijin untuk impor gula sebanyak 200 ribu ton. Tetapi ijin tersebut tidak dikeluarkan, dan bahkan pemerintah mengeluarkan izin impor gula sekitar 400 ribu ton diserahkan swasta.
"Nah setelah harga melambung seperti ini, permintaan Bulog baru direspons," kata Arif.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
"Biasanya kami hanya menjual gula kisaran Rp13.000 per kilogram, tetapi sudah beberapa hari ini saya terpaksa menjual Rp18.000 per kilogram," kata Udin, seorang pedagang di Kota Banjarmasin, Kamis.
Menurut informasi, lanjut dia, stok gula di agen kosong, akibatnya harga gula melonjak hingga Rp5.000 per kilogram menjadi Rp18.000 per kilogram.
Udin mengaku tidak tahu kapan harga gula bisa turun. Ia berharap pemerintah segera menangani melonjaknya harga gula tersebut.
Kepala Perum Bulog Kalimantan Selatan Arif Mando menjelaskan, pihaknya telah mengajukan pengiriman gula putih kepada Bulog pusat sebanyak 3.000 ton.
"Namun sampai saat ini permintaan kami itu belum bisa dipenuhi pusat," kata Arif.
Menurut informasi, lanjut Arif, awal April akan masuk gula Raw Sugar sekitar 29.750 ton, untuk kebutuhan nasional.
Gula yang diperuntukkan bagi industri tersebut tidak bisa dikonsumsi langsung, sehingga perlu diolah terlebih dahulu.
Baca juga: RMI kembali gelontorkan gula satu ton untuk tekan harga di Surabaya
Baca juga: Kebutuhan Gula Di Kalsel Anjlok
Baca juga: Bupati Sidak Ketersedian Dan Harga Sembako
Sedangkan pabrik di Blora, Jawa Tengah, kapasitas pengolahannya 500 ton per hari, sehingga untuk mengolah hampir 30 ribu ton tersebut diperlukan waktu sekitar satu bulan.
"Terus kapan mendistribusikannya," tanya Arif.
Selain Raw Sugar, kabarnya akan datang gula kristal putih (GKP) sekitar 150 ribu ton untuk kebutuhan nasional.
"Mudah-mudahan GKP yang bisa dikonsumsi tersebut datang awal April, sehingga Kalsel yang meminta 3.000 ton bisa dipenuhi dan bisa langsung didistribusikan ke pasar," tuturnya.
Sebenarnya, kata Arif, sejak Februari Bulog sudah meminta ijin untuk impor gula sebanyak 200 ribu ton. Tetapi ijin tersebut tidak dikeluarkan, dan bahkan pemerintah mengeluarkan izin impor gula sekitar 400 ribu ton diserahkan swasta.
"Nah setelah harga melambung seperti ini, permintaan Bulog baru direspons," kata Arif.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020