Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), selama kurun waktu Januari hingga Maret 2020 ini, tercatat sebanyak 110 orang terkena penyakit Demam Berdarah (DBD).

"Tertinggi ditemukan kasus DBD ada di Puskesmas Barabai, yakni 27 orang," kata Kabid pencegahan dan pengendalian penyakit Dinkes HST, Salahuddin, Jum'at (13/3) di Barabai.

Selanjutnya yaitu, di Puskesmas Limpasu 11 orang, Puskesmas Ilung 10 orang, Puskesmas Pandawan 9 orang, Durian Gantang 8 orang, Puskesmas Barikin 7 orang, Puskesmas Sungai buluh dan Puskesmas Haruyan 5 orang.

Puskesmas Awang Besar, Kasarangan, Kambat Utara, Kalibaru 4 orang. Puskesmas Pagat dan Birayang 3 orang. Puskesmas Hantakan, Kubur Jawa dan Pantai Hambawang sebanyak 2 orang.

Sedangkan di Puskesmas Tandilang dan Batu Tangga justru 0 atau tidak ada kasus penyakit DBD ditemukan.

Menurutnya, penyakit DBD merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat dan endemis dihampir seluruh wilayah di Kabupaten HST dan kasusnya terus meningkat dan menyebar semakin luas mencapai seluruh kecamatan.

"Jadi, tidak hanya Corona yang perlu diwaspadai, namun DBD ini juga perlu mendapat perhatian semua pihak di musim pancaroba ini," katanya.

Ditambahkannya, dalam kasus DBD ini lebih mengutamakan Pemberantasan Sarang Nyamuk ketimbang fogging atau pengasapan untuk mencegah demam berdarah.

Ia mengatakan, pengasapan lebih efektif mencegah penularan. Jadi pihaknya menghimbau kepada masyarakat agar melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Kalau perlu setiap hari.

Menurut dia, pemberantasan sarang nyamuk lebih efektif mencegah karena membunuh nyamuk saat masih jentik. Karena Nyamuk belum sempat berkembang.

Karena itu, kata Koesmedi, fogging hanya dilakukan jika di wilayah tersebut telah ditemukan kasus demam berdarah Baru di-fogging untuk membunuh nyamuk dewasa.

Dikatakannya lagi, fogging bisa dilakukan setelah puskesmas setempat melakukan penyelidikan epidemiologi atau kajian untuk melihat sejauh mana penularan demam berdarah di wilayah bersangkutan.

Jika fogging dilakukan sembarangan, dikhawatirkan nyamuk akan kebal terhadap obat kimia tersebut. "Malah tak ada efeknya," katanya.

Pewarta: M. Taupik Rahman

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020