Limbah berupa abu hasil dari aktifitas pembangkit Listrik Tenaga Uap milik PT Makmur Sejahtera Wisesa di Desa Kasiau, Kabupaten Tabalong, akan digunakan sebagai bahan baku campuran semen.
Menurut Manajer Power Plan PT MSW Setyo Purwanto hasil pembakaran batu bara untuk keperluan PLTU berupa abu dimanfaatkan untuk bahan baku semen.
"Untuk limbah abu kita kirim ke PT Conch dan Indocement sebagai bahan baku pembuat semen," jelas Setyo di Tanjung, Selasa (10/3).
Hal ini disampaikan Setyo saat rapat kerja dengan anggota Komisi III terkait dampak pencemaran lingkungan beserta jajaran Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabalong.
Terkait limbah debu ungkap Setyo biasanya terjadi pada saat kegiatan penanganan limbah di sekitar PLTU. Setyo menyampaikan penanganan limbah di PT MSW mendapat pengawasan dari Dinas Lingkungan Hidup setempat.
Total abu terbang (Flyash) PT MSW yang dikirim ke PT Conch maupun Indocement masing - masing 3.000 ton per bulan jelas staf Hubungan Eksternal Aditiya K.
Sedangkan produksi abu dari proses pembakaran batu bara di PLTU mencapai 20 ton per hari.
Selanjutnya Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Tabalong Supoyo berharap anak usaha PT Adaro Energy ini bisa mengatasi limbahnya agar tidak merugikan masyarakat atau permukiman sekitar PLTU.
"Selama ini warga sekitar PLTU mengeluhkan dampak debu karena itu perlu ditindaklanjuti," jelas Supoyo.
Anggota Komisi III yang hadir masing - masing Akhmad Helmi, Noor Farida, Zainal Abidin, Muchlis, Hanafi Gobet, Tajuddin Noor, Sunardi serta Waket Jurni.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Menurut Manajer Power Plan PT MSW Setyo Purwanto hasil pembakaran batu bara untuk keperluan PLTU berupa abu dimanfaatkan untuk bahan baku semen.
"Untuk limbah abu kita kirim ke PT Conch dan Indocement sebagai bahan baku pembuat semen," jelas Setyo di Tanjung, Selasa (10/3).
Hal ini disampaikan Setyo saat rapat kerja dengan anggota Komisi III terkait dampak pencemaran lingkungan beserta jajaran Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabalong.
Terkait limbah debu ungkap Setyo biasanya terjadi pada saat kegiatan penanganan limbah di sekitar PLTU. Setyo menyampaikan penanganan limbah di PT MSW mendapat pengawasan dari Dinas Lingkungan Hidup setempat.
Total abu terbang (Flyash) PT MSW yang dikirim ke PT Conch maupun Indocement masing - masing 3.000 ton per bulan jelas staf Hubungan Eksternal Aditiya K.
Sedangkan produksi abu dari proses pembakaran batu bara di PLTU mencapai 20 ton per hari.
Selanjutnya Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Tabalong Supoyo berharap anak usaha PT Adaro Energy ini bisa mengatasi limbahnya agar tidak merugikan masyarakat atau permukiman sekitar PLTU.
"Selama ini warga sekitar PLTU mengeluhkan dampak debu karena itu perlu ditindaklanjuti," jelas Supoyo.
Anggota Komisi III yang hadir masing - masing Akhmad Helmi, Noor Farida, Zainal Abidin, Muchlis, Hanafi Gobet, Tajuddin Noor, Sunardi serta Waket Jurni.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020