Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, diperkirakan bergerak variatif namun cenderung rawan terkoreksi.

IHSG dibuka melemah 10,64 poin atau 0,18 persen ke posisi 5.856,88. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 2,61 poin atau 0,27 persen menjadi 951,57.

"Setelah rilis data ekonomi Indonesia neraca perdagangan Senin kemarin, pelaku pasar di BEI akan menyikapi hasil dari Rapat Dewan Gubernur BI pada Rabu, dimana ekspektasi pasar mayoritas menanti pemotongan," kata Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah di Jakarta, Selasa.

Baca juga: IHSG diprediksi bangkit pekan depan

Sementara itu, lanjut Alfiansyah, sentimen pasar domestik tetap dihadapkan dengan ketidakpastian global, wabah virus corona dan target Presiden AS Donald Trump untuk tarif perdagangan dengan Eropa yang dapat menuai kecemasan pasar global.

Setelah perang dagang AS dengan China yang berlangsung hingga dua tahun, Trump pun mengalihkan pandangannya ke Uni Eropa. AS memutuskan untuk menaikkan tarif impor armada pesawat produksi Airbus dari Eropa sebesar 15 persen pada 18 Maret 2020 mendatang.

Baca juga: IHSG diprediksi menguat

Pengumuman dari kantor Perwakilan Perdagangan AS tersebut dilakukan usai Presiden Donald Trump mengatakan soal melakukan pembicaraan perdagangan yang sangat serius dengan Uni Eropa. Pelaku industri baik di Eropa maupun AS gelisah menunggu setiap pengumuman baru dari otoritas perdagangan. Trump menginginkan agar Uni Eropa membuka pasar untuk produk pertanian AS.

"Diperkirakan IHSG pada perdagangan hari ini bergerak 'mixed', berpeluang melemah. Sisi lain, emiten yang mempublikasikan laporan laba terbatas serta saham AS pada hari Senin di tutup melemah tipis," ujar Alfiansyah.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 260 poin atau 1,11 persen ke 23.263,2, Indeks Hang Seng melemah 292,5 poin atau 1,05 persen ke 27.667,1, dan Indeks Straits Times melemah 16,18 poin atau 0,5 persen ke 3.196,82.
 

Pewarta: Citro Atmoko

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020