Amuntai, (Antaranews.Kalsel) - Wakapolres Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, Kompol Sarjaini menyatakan, angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia naik sekitar tiga persen menjadi 9.829 kejadian setiap bulan.

"Laporan terakhir 2012 kecelakaan lalu lintas naik tiga persen di mana per bulan mencapai 9.829 kasus, atau 322 kasus kecelakaan lalu lintas setiap hari," kata Wakapolres, dalam seminar lalu lintas di Mapolres Hulu Sungai Utara (HSU), melalui press rilis Pemkab HSU, Senin.

Berarti, lanjut dia, rata-rata per jam terjadi 13 kasus lakalantas di tanah air.

Ia menyatakan tingginya angka kecelakaan lalu lintas hampir merata di semua daerah, tidak terkecuali di Kalimantan Selatan termasuk di Kabupaten HSU.

Melihat fakta tersebut, Kepolisian menyadari untuk mengatasi permasalahan ini perlu dukungan dan partisipasi semua pihak, termasuk dalam penerapan Undang-undang lalu lintas.

Dia berharap terjadinya lakalantas ini tidak serta merta dikaitkan dengan taqdir Tuhan yang cenderung bisa mengganggu pandangan sementara kalangan di tengah upaya menekan angka lakalantas ini.

Karena itu seminar lalu lintas yang digelar Polres HSU ini pun mengangkat tema "Benarkah Kecelakaan Lalu Lintas itu Nasib?" dengan mengundang tokoh agama dari Nahdatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, serta unsur pejabat dari Dinas PU, Dinas Perhubungan, Dinas Pendidikan dan sejumlah tokoh Organisasi pemuda, LSM dan pemuka masyarakat.

Seminar ini juga menghimpun dan menggali ide, saran dan pendapat dalam upaya meminimalisir terjadinya laka lantas khususnya di Wilayah Kabupaten HSU.

Kesadaran masyarakat, khususnya remaja masih rendah dalam mematuhi peraturan dan rambu-rambu lalu lintas.

Berdasarkan pantauan, di Kota Amuntai ketaatan warga mengenakan helm hanya terlihat pada waktu pagi hingga sore, namun pada malam harinya banyak yang tak mengenakan helm, bahkan remajanya sering melakukan aksi kebut-kebutan.

Kepala Dinas Pendidikan HSU Hery Priyanto meminta aparat kepolisian terus melakukan sosialisasi dan menyarankan sosialisasi dan himbauan disampaikan melalui tokoh agama atau ulama karena masyarakat HSU yang agamis pada umumnya lebih mematuhi nasehat dari tokoh agama dibanding yang lainnya.

"Seperti Sosialisasi Wajib Belajar 12 tahun kami menyampaikannya melalui para khatib pada khotbah Jum`at dan terbukti efektif," Kata Hery.

Sasaran sosialisasi ini, kata Hery khususnya juga dapat memunculkan kesadaran para orang tua memperhatikan anak-anak mereka yang belum cukup usia agar tidak memperbolehkan mengendarai kendaraan bermotor.

"Karena di usia ini mereka masih labil sehingga suka kebut-kebutan di jalan raya," imbuhnya.

Sementara dari pejabat Dinas Perhubungan Jauhar Arief menyarankan agar aparat polisi lebih sering lagi melakukan razia untuk memberikan efek jera.

"Contohnya di malam hari karena jarang dilakukan razia banyak pengendara tidak mengenakan helm," katanya.

Pewarta:

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013