Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai, (KPPBC) Tipe Madya Pabean B Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, tetap memberikan pengawasan terhadap barang impor yang dikirim dari Tiongkok, menyusul merebaknya wabah virus Corona di negeri tirai bambu itu.

"Terkait itu (barang kiriman), kita tetap koordinasi dengan semua pihak, kan di Kantor Pos ada Bea Cukai, ada Karantina. Nah terkait barang makhluk hidup, bibit, tetap kita koordinasi dengan teman-teman di karantina," ujar Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai III, KPPBC Makassar, Nasruddin, Kamis.

Soal barang-barang kiriman yang diduga ikut membawa wabah virus Corona, kata dia, tidak mengetahui pasti soal itu. Tetapi untuk pemeriksaan tentu tetap dilakukan guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Baca juga: KPP Bea dan Cukai Banjarmasin mentargetkan pendapatan Rp143,6 miliar

"Jadi batasan X-Ray saja. Jadi semua barang impor melalui barang kiriman pos wajib X-Ray. Setelah itu, sekiranya low risk (resiko rendah) kita akan putus berdasarkan jalur hijau. Kalau high risk (resiko tinggi) pada jenis barang, kita lakukan pemeriksaan fisik," katanya.

Mengenai isu ponsel dari Tiongkok yang katanya ikut membawa virus, dia menegaskan itu tidak benar. Tapi untuk barang kiriman seperti ponsel diperbolehkan hanya dua buah yang bisa masuk.

"Bea cukai hanya membatasi dua ponsel saja dimasukkan, karena ada aturannya. Bila harga di atas 3 dolar Amerika, kita kenakan biaya masuk dan PPn sesuai PMK nomor 199/PMK.010/2019 tentang Ketentuan Kepabeanan, Cukai dan Pajak atas Impor Barang Kiriman," katanya.

Berkaitan dengan itu, anggota Komisi E DPRD Sulsel, Ismail Bachtiar meminta pengiriman barang-barang dari Tiongkok patut diwaspadai, utamanya barang penjualan melalui daring (online). Mengingat, pangsa pasar untuk transaksi barang e-commerce permintaan cukup tinggi ke Indonesia, termasuk di Sulsel.

Baca juga: 11,64 juta batang rokok ilegal dimusnahkan Bea Cukai

"Barang impor dari Tiongkok juga perlu mendapat pengawasan utamanya barang online dipesan dari sana. Tidak bisa kita abaikan karena virus ini sangat berbahaya," ujarnya.

Sebelumnya, Pelaksanaan tugas (Plt) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Muhammad Ichsan mengatakan, soal impor berupa barang dari Tiongkok ke Indonesia untuk bentuk penularannya sangat kecil, karena barang pengiriman dari Tiongkok cukup lama tiba di daerah tujuan.

"Kemungkinan sangat kecil, kalaupun virus itu sengaja di taruh di barang. Sebab masa inkubasi virus akan mati dalam perjalanan, tapi kalau melalui manusia bisa bertahan lama. Jadi tidak benar kalau barang-barang mau ditulari virus baru ke manusia," katanya saat pertemuan dengan DPRD Sulsel.



 

Pewarta: M Darwin Fatir

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020