Kalau oknum pejabat biasanya menggunakan 'kartu sakti' untuk mendapat proyek atau jabatan, namun  kartu 'sakti' milik Bidan Desa Manarap ini bikin warga desanya lebih sehat dan mampu menekan angka kasus gagal tumbuh (Stunting).

Afida Nur Aini Bidan Desa Manarap yang betugas di Puskesmas Danau Panggang Kabuptaen Hulu Sungai Utara (HSU) telah membuat program inovasi yakni Kelompok Pemerhati Wanita (ke Hati Wanita) dengan alat pantaunya  berupa Kartu Menuju Sehat Wanita Usia Subur (KMS WUS) untuk menekan angka Stunting,  mengurangi kejadian Anemia pada ibu hamil dan kejadian bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) serta meningkatkan kesadaran kaum wanita untuk melakukan pemeriksaan Kanker Rahim dan Payudara.

Di Posyandu Tunas Harapan Desa Manarap Kecamatan Danau Panggang Afida melaksanakan tugas pelayanan program ke Hati Wanita dengan Kartu KMS WUS nya. Hasilnya Posyandu ini meraih juara tingkat Provinsi Kalimantan Selatan untuk  selanjutnya ke tingkat Nasional di 2020.

"Alhamdulillah angka Stunting terus turun dari 24 persen di 2018 menjadi 12 persen di 2019 dan terus kita upayakan menurun secara pelahan," ujar Afida.
 
Afidah Nur Aini memeriksa tekanan darah salah seorang wanita. (Antaranews Kalsel/ Afida Nur Aini/Eddy A.)

Wanita kelahiran Semarang, 23 Juli 1989 sudah sekitar 9 tahun bertugas di Desa Manarap dan risau menyaksikan kondisi kesehatan masyarakat setempat yang rentan terkena kasus Anemia, Hipertensi dan Stunting.

Ibu satu anak ini melihat penanganan kasus Stunting harusnya dimulai sejak wanita belum berumah tangga atau hamil, karena kalau sudah hamil dengan kondisi Anemia dan Hipertensi, selain membahayakan nyawa sang ibu dan bayi juga berpotensi melahirkan bayi dengan BBLR bahkan Stunting.

Kasus anemia bisa dicegah sejak wanita belum memasuki masa pernikahan dengan memberikan penyuluhan pola makan dan cara memasak makanan yang sehat.

"Ya..seharusnya sejak wanita masih remaja dan mengalami menstruasi pertama sudah dilakukan pembinaan, pengawasan dan pendampingan, agar ketika hamil dan melahirkan, kondisi ibu dan bayi tetap sehat," kata Afida yang sejak 2018 sudah menjadi bidan teladan di Kabupaten HSU.
 
Afidah Nur Aini bersama seorang wanita desa memperlihatkan KMS WUS. (Antaranews Kalsel/ Afida Nur Aini/Eddy A.)

Afida mengatakan melalui program ke Hati Wanita dan Kartu KMS WUS pada kegiatan posyandu khususnya kepada kaum remaja juga diberikan empat tablet penambah bago kebutuhan selama satu bulan, jadi setiap minggu para remaja disarankan meminum satu tablet.

Afida melihat pola makan masyarakat di Desa Manarap yang kurang asupan sayur dan buah menyebabkan kaum wanitanya cukup banyak mengalami Anemia .

Selain itu, lanjutnya warga juga sering mengkonsumsi ikan asin yang berdampak tingginya hipertensi dikalangan ibu hamil.

"Kalau ibu hamil dalam kondisi anemia apalagi ditambah hipertensi, maka sangat membahayakan saat bersalin," kata Afidah.

Inovasi layanan posyandu ini juga dilatarbelakangi masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini kanker serviks dan kanker payudara melalui pemeriksaan IVA dan SADANIS.
 
Afidah Nur Aini bersama Bupati H Abdul Wahid dan Ketua PKK HSU Hj Anisah Rasyidah Wahid. (Antaranews Kalsel/ Afida Nur Aini/Eddy A.)

Ia mengatakan, layanan posyandu tidak lagi hanya untuk aktivitas penyuluhan ibu, bayi dan balita, penimbangan bayi dan sebagainya, tetapi melalui posyandu terpadu juga diberikan berbagai penyuluhan dan informasi kesehatan bagi warga desa.

Sehingga Posyandu Tunas Harapan di Desa Manarap menerapkan insttuksi Gubernur Kalsel untuk memberikan layanan sebanyak delapan meja, yakni meja pendaftaran, penimbangan, pencatatan, penyuluhan, pelayanan kesehatan, perekonomian keluarga, ketahanan pangan dan meja informasi.

Kepada kaum ibu dan remaja putri yang datang ke Posyandu Tunas Harapan diberikan penyuluhan, tablet tabah darah, pemberian Imunisasi Toxoid Tetanus (TT) dan pemeriksaan tekanan darah lingkar lengan atas (Lila).

Ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis (KEK) yang berarti kekurangan gizi cukup lama, memiliki lingkar lengan atas biasanya kurang dari 23,5 cm berpotensi melahirkan bayi dengan BBLR.
 
Remaja di Desa Manarap dengan Kartu KMS WUS. (Antaranews Kalsel/ Afida Nur Aini/Eddy A.)

Melalui Program ke Hati Wanita, Afida menargetkan sebanyak 300 orang kaum di Desa Manarap, meski yang datang ke Posyandu rata-rata baru separuhnya karena sebagian remaja kadang berhalangan hadir ke posyandu.

Program ke Hati Wanita milik Afida ini sudah memiliki website yakni www.kehatiwanitamanarap.com selanjutnya Afida juga akan membuat aplikasinya agar mudah di unduh melalui playstore di android.

"Pelayanan kesehatan harus menyesuaikan diri kebutuhan generasi milineal yang suka mencari informasi melalui internet dan media sosial jadi akan kita bikin aplikasi untuk program ke Hati Wanita," terang Afida.

Afida berharap program inovasinya bisa dipatenkan sebagai karya anak banua, meski demikian program inovasi milik Afida ini juga mulai diterapkan di desa lain seperti Desa Baruh dan Desa Rantau Karau.
 
Afida memberikan penyuluhan kepada kaum perempuan Desa Manarap. (Antaranews Kalsel/ Afida Nur Aini/Eddy A.)

"Program ke Hati Wanita juga di adopsi di desa-desa tersebut sebagai upaya mengatasi masalah remaja dan wanita usia subur," katanya.

Menurut alumni Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang ini, program ke Hati Wanita dengan kartu KMS WUS baru pertama kali diterapkan pada pelayanan Posyandu di Indonesia.

 

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020