Sejumlah mahasiswa asal Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, yang kuliah di China lebih memilih pulang ke Tanah Air karena khawatir terjadi penularan virus corona semakin meluas hingga negara lain.
"Awalnya tidak niat pulang ke Indonesia (Kalteng), cuma karena meluasnya virus ini, saya disuruh orang tua pada balik. Jadi hanya tersisa sedikit orang Indonesia di kampus kami," kata Reza Algifari dihubungi dari Muara Teweh, Kamis.
Menurut dia, dirinya kuliah ke 'Negeri Tirai Bambu' itu bersama tiga orang rekannya lainnya yang merupakan alumni SMAN 1 Muara Teweh, mereka berempat mendapat beasiswa yang kini memasuki semester dua di Zheajiang University Of Technology di kota Hangzhou, Provinsi Zhejiang.
Reza bersama Alifian Alfirazi dan Eurisca Andita Putri masing-masing di jurusan International Economy and Trade (Chinese Business), sedangkan Akhmad Fauzan jurusan Software Engineering.
"Saya, Alifian dan Eurisa sudah pulang ke Indonesia, sedangkan Fauzan belum pulang masih berada di Hangzhou," katanya.
Dia mengakui, meski kota tempat tinggalnya di Hangzhou cukup jauh dari Wuhan, Provinsi Hubei sekitar 758 kilometer, namun hingga hari ini sesuai data resmi dari pemerintah setempat warga yang kena virus corona sudah mencapai ratusan orang.
Saat ia masih di Hangzhou, sebelum pulang ke Indonesia dua hari yang lalu, semua jalan sepi, banyak toko-toko tutup dan sempat mengalami kesulitan mendapatkan makanan, karena bahan-bahan menipis.
"Awalnya toko itu tutup karena libur imlek, warga setempat pulang kampung untuk merayakan tahun baru China, tapi tiba-tiba ada kabar virus itu, sehinga mereka belum berani kembali," kata dia.
Dia menjelaskan, ketika virus corona mulai meluas, dia dan teman-teman mengalami pengecekan saat keluar masuk kampus, dan taksi tidak boleh masuk kampus, apalagi bagi mereka yang datang dari Wulan tidak boleh masuk kota Hangzhou.
"Ketika mau pulang kami di periksa kesehatan di Bandara Hangzhou sebelum transit di Hongkong menuju Jakarta, saat tiba di Bandara Soekarno Hatta tidak diperiksa, namun hanya mengisi kerta kuning yang dibawa dari China," ucapnya.
Terkait rencana kembali ke Tiongkok, dia mengaku masih belum tahu kapan, meski libur kuliah akan berakhir 17 Februari nanti, namun ada isu diperpanjang sampai Maret, mengingat kondisi virus tersebut.
Mahasiswa asal Barito Utara ini selain mereka berempat juga ada dua orang lagi yakni Adi Wijaya kuliah di Provinsi Hubei dan Evi di kota Chengdu, keduanya kuliah di fakultas kedokteran.
Sementara Akhmad Fauzan yang kini masih berada di Kota Hangzhou mengakui dirinya dalam kondisi sehat dan selamat.
"Saat ini kota masih sepi dan orang jarang keluar, kecuali saat mau membeli keperluan makanan.Toko-toko masih ada yang buka, namun ada juga yang tutup," kata Fauzan.
Dirinya bila keluar untuk mencari makanan selalu menggunakan masker n95 atau bisa juga masker bedah dua lapis.
"Untuk sekarang saya masih belum ada rencana pulang ke Indonesia, tapi kalau keadannya jadi lebih serius mungkin akan pulang ke kampung," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
"Awalnya tidak niat pulang ke Indonesia (Kalteng), cuma karena meluasnya virus ini, saya disuruh orang tua pada balik. Jadi hanya tersisa sedikit orang Indonesia di kampus kami," kata Reza Algifari dihubungi dari Muara Teweh, Kamis.
Menurut dia, dirinya kuliah ke 'Negeri Tirai Bambu' itu bersama tiga orang rekannya lainnya yang merupakan alumni SMAN 1 Muara Teweh, mereka berempat mendapat beasiswa yang kini memasuki semester dua di Zheajiang University Of Technology di kota Hangzhou, Provinsi Zhejiang.
Reza bersama Alifian Alfirazi dan Eurisca Andita Putri masing-masing di jurusan International Economy and Trade (Chinese Business), sedangkan Akhmad Fauzan jurusan Software Engineering.
"Saya, Alifian dan Eurisa sudah pulang ke Indonesia, sedangkan Fauzan belum pulang masih berada di Hangzhou," katanya.
Dia mengakui, meski kota tempat tinggalnya di Hangzhou cukup jauh dari Wuhan, Provinsi Hubei sekitar 758 kilometer, namun hingga hari ini sesuai data resmi dari pemerintah setempat warga yang kena virus corona sudah mencapai ratusan orang.
Saat ia masih di Hangzhou, sebelum pulang ke Indonesia dua hari yang lalu, semua jalan sepi, banyak toko-toko tutup dan sempat mengalami kesulitan mendapatkan makanan, karena bahan-bahan menipis.
"Awalnya toko itu tutup karena libur imlek, warga setempat pulang kampung untuk merayakan tahun baru China, tapi tiba-tiba ada kabar virus itu, sehinga mereka belum berani kembali," kata dia.
Dia menjelaskan, ketika virus corona mulai meluas, dia dan teman-teman mengalami pengecekan saat keluar masuk kampus, dan taksi tidak boleh masuk kampus, apalagi bagi mereka yang datang dari Wulan tidak boleh masuk kota Hangzhou.
"Ketika mau pulang kami di periksa kesehatan di Bandara Hangzhou sebelum transit di Hongkong menuju Jakarta, saat tiba di Bandara Soekarno Hatta tidak diperiksa, namun hanya mengisi kerta kuning yang dibawa dari China," ucapnya.
Terkait rencana kembali ke Tiongkok, dia mengaku masih belum tahu kapan, meski libur kuliah akan berakhir 17 Februari nanti, namun ada isu diperpanjang sampai Maret, mengingat kondisi virus tersebut.
Mahasiswa asal Barito Utara ini selain mereka berempat juga ada dua orang lagi yakni Adi Wijaya kuliah di Provinsi Hubei dan Evi di kota Chengdu, keduanya kuliah di fakultas kedokteran.
Sementara Akhmad Fauzan yang kini masih berada di Kota Hangzhou mengakui dirinya dalam kondisi sehat dan selamat.
"Saat ini kota masih sepi dan orang jarang keluar, kecuali saat mau membeli keperluan makanan.Toko-toko masih ada yang buka, namun ada juga yang tutup," kata Fauzan.
Dirinya bila keluar untuk mencari makanan selalu menggunakan masker n95 atau bisa juga masker bedah dua lapis.
"Untuk sekarang saya masih belum ada rencana pulang ke Indonesia, tapi kalau keadannya jadi lebih serius mungkin akan pulang ke kampung," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020