DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) dalam hal ini Komisi III Bidang Pembangunan dan Infrastruktur yang juga membidangi perhubungan akan membicarakan tol sungai dengan daerah tetangga Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).

Ketua Komisi III DPRD Kalsel H Sahrujani mengemukakan itu di Banjarmasin, Kamis sebelum bertolak ke Palangkaraya (berjarak sekitar 198 kilometer), ibu kota Kalteng.

Pembangunan tol sungai masih dalam kontekstual dengan tol laut yang makin mencuat masa Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang harus kita dukung serta sukseskan bersama, ujar politikus senior Partai Golkar itu menjawab Antara Kalsel.

"Dalam konsep Presiden Jokowi, bukan cuma ada jalan tol dan tol laut, tetapi juga tol sungai guna kelancaran transportasi nusantara," tambahnya saat berada di ruang Komisi III DPRD Kalsel.

"Memang dalam menunjang kelancaran transportasi atau lalulintas angkutan, selain keberadaan jalan tol, juga perlu tol laut dan tol sungai," lanjut wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel V/Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Kabupaten Tabalong itu.

Menurut mantan Ketua DPRD HSU itu, keberadaan tol sungai mungkin bisa menjadi salah satu solusi/alternatif dalam mengatasi kepadatan arus lalulintas jalan darat atau jalan raya yang kapasitas daya bebannya terbatas.

"Kalsel dan Kalteng berpotensi untuk membangun tol sungai, karena kedua daerah bertetangga tersebut masih banyak sungai (termasuk anjir atau terusan/kanal," lanjutnya didampingi staf Komisi III DPRD Kalsel Rokananda dan Hamzah.

Sementara, baik di "Bumi Perjuangan Pangeran Antasari" atau "Bumi Lambung Mangkurat' Kalsel maupun "Bumi Isen Mulang" (Pantang Mundur) atau "Bumi Tambun Bungai" Kalteng juga banyak terdapat anjir yang menghubungkan kedua provinsi bertetangga tersebut.

Sebagai contoh, Anjir Serapat yang panjangnya sekitar 50 kilometer, lebih kurang 50 persen pada wilayah barat masuk Kalteng dan sisanya di bagian timur masuk Kalsel.

Kemudian di Kalteng terdapat Anjir Kelampan atau Mandomai untuk mempercepat angkutan sungai dari Banjarmasin ke Palangkaraya, yang sebelum ada jalan raya (1996) cukup ramai lalulintas angkutan air.

Angkutan sungai Kalsel - Kalteng yang ramai sebelum 1990-an antara lain perahu kapal cepat (Speedboat), tangkalasa atau "longboat" (perahu dalam bentuk panjang bermotor cepat), angkutan barang/kapal pedalaman, dan bis air.

Ketika itu/sebelum 1990-an atau belum ada  jalan raya antara Banjarmasin - Palangkaraya dengan menggunakan Speedboat makan waktu perjalanan sekitar empat atau enam jam (tergantung kecepatan/PK motor), dan naik bis air lebih kurang 20 jam.

Namun dengan keberadaan jalan raya Banjarmasin - Palangkaraya dengan naik mobil jenis mini bus hanya makan waktu sekitar empat jam atau bisa pergi pulang (pp) dalam satu hari.

Sedangkan menggunakan angkutan sungai ketika itu/sebelum ada jalan raya dengan naik Speedboat  untuk umum hanya ada pada pagi hari, baik dari Banjarmasin ke Palangkaraya ataupun sebaliknya.
 

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020