Para perajin yang tergabung dalam kelompok usaha kembang ilung, Desa Banyu Hirang, Kecamatan Amuntai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Provinsi Kalimantan Selatan, memproduksi ribuan batang sedotan non plastik yang terbuat dari tanaman purun (tumbuhan rawa) guna memenuhi permintaan dari negeri Belanda.

Ketua kelompok usaha kembang ilung, Supian Nor, saat ditemui wartawan Antara Biro Kalsel, di lokasi kerajinan, Senin mengakui para perajin asuhannya mengolah tanaman purun menjadi sedotan air ramah lingkungan sesuai permintan luar negeri.

"Kami memperoleh pesanan dari negeri Belanda sebanyak 200 ribu batang per bulan, melalui pengusaha yang ada di Bali," kata Supian Nor seraya memperlihatkan bungkisan atau kemasan sedotan yang siap dikirim tersebut.

Hanya saja, tambah lelaki setengah baya tersebut, pihak perajinnya sulit memenuhi permintaan tersebut, lantaran paling banyak dalam sebulan mampu memproduksi 100 ribu batang, karena keterbatasan tenaga, dan tehnologi.
sedotan purun (Antaranews Kalsel/Hasan Z)

Karena dalam pembuatan sedotan tersebut harus sesuai bentuknya seperti yang diinginkan pembeli, seperti panjangnya, tidak cacat, lubangnya bulat, dan kering, serta bersih.

Untuk memotong tanaman purun yang sudah diproses melalui pengeringan atau penjemuran, maka harus menggunakan pisau silit, agar irisan potongan rapi dan tidak pecah sedotannya.

akibatnya pemotongannya tak bisa sekali banyak, kecuali satu persatu itu yang membuat lambat memproduksinya, sudah dicoba dengan pisau lain ternyata sedotan purun pecah, tambahnya.

Namun, katanya lagi, pihaknya berusaha memproduksi sebanyak mungkin dan sebaiknya mungkin melalui inovasi dikemudian hari.
sedotan purun (Antaranews Kalsel/Hasan Z)

Sedotan air minum tersebut memang oleh berbagai kalangan sudah saatnya diproduksi guna menggantikan sedotan air minum terbuat dari plastik, karena plastik akan menjadi sampah yang mengotori bumi, apalagi plastik susash terurai makanya belakangan seluruh negara mengurangi pemakaian alat apa saja yang terbuat dari bahan plastik. 

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020