Aksi Cepat Tanggap (ACT) sebagai salah satu lembaga sosial di Indonesia telah menyalurkan bantuan pangan untuk santri yang tengah menuntut ilmu di pesantren pelosok Sulawesi Selatan, tepatnya di Desa Loeha, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan.

Berdasarkan keterangan resmi ACT Sulsel di Makassar, Senin, ACT telah menyalurkan bantuan beras kepada 96 santri termasuk pengelola Pesantren Darul Istiqamah Towuti
pada Minggu 19 Januari kemarin setelah melalui ratusan kilometer dari pusat Kota Makassar.

"Butuh waktu setidaknya 14 jam untuk tiba di pesantre ini, tapi Alhamdulillah itu membuat kami bersyukur, sebab amanah dari para dermawan betul-betul tepat sasaran," jelas seorang relawan ACT Sulsel, Hasan.

Kata Hasan, sambutan hangat warga pondok disertai senyum para santri membuyarkan rasa lelah tim setelah melalui perjalan yang cukup jauh dan melelahkan. Untuk menjangkau kawasan tersebut, bukan hanya melalui darat tetapi tim ACT juga harus melewati Danau Towuti agar bisa sampai di pesantren.

"Kami bahkan menyempatkan menginap semalam di pondok menyaksikan suasana pesantren. Sebab kapal angkut penyeberangan hanya beroperasi sekali dalam sehari," katanya.

Para santri, lanjut Hasan bisa disebut sebagai anak-anak pejuang. Mereka tetap semangat belajar dan menghafal Al Quran meski dengan segala keterbatasan fasilitas hingga pangan (makanan).

Baca juga: ACT fokus bantu desa terisolir

"Inilah kesan pertama yang disaksikan para relawan ketika kembali menyapa pesantren perjuangan yang berada di kabupaten paling ujung timur Sulsel, Luwu timur," katanya.

Selain itu, kata Hasan, bukan hanya kondisi santri pesantren yang butuh perhatian, fasilitas dan sarana prasarana pondok juga sudah sangat butuh uluran tangan masyarakat Sulsel.

Hasan menyebutkan masjid, ruang belajar, dapur umum hingga asrama santri terlihat "kumuh" dan butuh renovasi agar pembinaan di pondok yang telah banyak mencetak alumni hingga ke timur tengah ini bisa maksimal.

Meski tampak kumuh, para santri kerap menyebut pesantren ini 'penjara suci', seperti Nusakambangan. "Bukan penjara melainkan tempat membina dan mengarahkan para santri dan generasi Islam menjadi pribadi yang sholeh/sholeha," ungkapnya.

Sementara guru di Pesantren Darul Istiqamah Towuti,Ust Anwar Muslim Lc menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada segenap tim ACT dan dermawan atas empati yang diberikan, apalagi telah menempuh perjalanan jauh untuk bisa tiba di pesantren

"Semoga Allah merahmati dan memudahkan seluruh urusan saudara-saudara di ACT, para muhsinin dan muhsinat, segenap Dermawan dan siapapun yang terlibat dalam amal jariyah raksasa ini," katanya.

Baca juga: ACT Sumut menggalang aksi peduli Muslim Uighur
 

Pewarta: Nur Suhra Wardyah

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020