Mendapatkan kesempatan menempuh pendidikan Doktor (S3) pada tahun 2015 tidaklah disia-siakan Rini Fajarwati, drh., M.Vet. Kucuran beasiswa dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan pun langsung dijadikannya pelecut semangat untuk bisa meraih gelar akademik tertinggi tersebut.

Belajar dan terus fokus belajar. Itulah keseharian ibu tiga anak ini selama lebih kurang empat tahun terakhir menghabiskan banyak waktunya di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya.

Mengambil judul penelitian "Strategi Pengembangan Itik Alabio (Anas platyrhynchos Borneo), Berdasar 
Keragaman Gen CO1 dalam Rangka Pelestarian Berkelanjutan di Provinsi Kalimantan Selatan", Rini sekaligus ingin "balas budi" untuk daerah yang sudah memfasilitasinya sekolah sebagai mahasiswi tugas belajar dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan.

Disertasi setebal kurang lebih 300 halaman untuk fokus meneliti kajian genetik itik Alabio itupun nampaknya berhasil memberikan kebanggaan luar biasa bagi daerah Kalimantan Selatan khususnya lagi Kabupaten Hulu Sungai Utara tempat habitat itik Alabio hidup di rawa-rawa.

Pasalnya berdasarkan hasil penelitian Rini, mulai saat ini dan seterusnya tidak akan ada pihak yang bisa mengklaim itik Alabio selain itu unggas asli Bumi Lambung Mangkurat Kalimantan Selatan khususnya lagi Bumi Taqwa Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU).

"Bukti sidik jari DNA itik Alabio tak bisa terbantahkan lagi bahwa itik ini asalnya dari alam rawa yang ada di HSU. Meski banyak dilakukan persilangan antar jenis itik daerah lain, namun nenek moyang itik Alabio punya Kalimantan Selatan," tegas wanita asal Magetan, Jawa Timur ini.
Rini Fajarwati saat menjalani Ujian Akhir Tahap II (Terbuka) di Ruang Tanjung Adiwinata Kampus C Unair. (antarakalsel/foto/firman)


Raihan gelar S3 dari Program Studi S3 Sains Veteriner setelah berhasil melewati Ujian Akhir Tahap II (Terbuka) di Ruang Tanjung Adiwinata Kampus C Unair pada Rabu (15/1), mungkin hanyalah buah manis dari segala perjuangannya selama ini.

Hidup jauh dari keluarga tentu jadi tantangan paling berat ketika mengambil komitmen untuk sekolah di Surabaya. Suaminya yang seorang polisi Iptu Agus Hariyadi juga hanya bisa mendukung keputusan yang sang istri. Dimana sang suami tentunya harus pula menjalankan tugas pengabdiannya yang kini berdinas sebagai Kapolsek Candi Laras Selatan, Polres Tapin, Polda Kalimantan Selatan.

Sedangkan dua buah hatinya paling kecil Nahyan Ziya Ahza Soemadi (8) dan Yumna Ayesha Fahira (6) yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar dititipkan kepada keluarga di Banjarmasin. Sementara putri sulungnya Zahra Galenic Salwa Agfhania (12), kini sekolah di Pondok Darul Quran Mulia Gunung Sindur Bogor.

"Jadi kalau menempuh S3 itu sebenarnya perjuangan terbesar bukan soal akademik, melainkan non akademik seperti jauh dari keluarga ini. Kalau waktu, tenaga, pikiran, materi, itu sudah jangan ditanya lagi. Segala sesuatunya sangat berat, namun kita harus tetap semangat," ucap Rini.

Menurut wanita yang mengawali karir sebagai Medik Veteriner Poliklinik Kota Banjarmasin tahun 2009 ini, dukungan keluarga adalah segalanya. Di samping pimpinan di kedinasan yang telah berjasa dalam pemberian beasiswa hingga mengizinkannya untuk berhenti sementara waktu pada rutinitas pekerjaan sebagai Aparatur Sipil Negara.

"Saya sama keluarga pernah sampai 4 hingga 5 bulan tidak ketemu. Itu kangennya luar biasa. Namun alhamdulilah teman-teman di kampus para senior dan dosen selalu support agar saya tetap semangat menjalani studi," tuturnya.

Terlebih Rini begitu dikenal baik oleh civitas akademika Unair mengingat dia menempuh studi di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga sejak D3 Kesehatan Ternak Terpadu FKH Unair tahun 2000. Kemudian S1 FKH Unair lukus 2007, PPDH FKH Unair 2009 dan S2 Ilmu Biologi Reproduksi FKH Unair lulus 2012 hingga menyelesaikan S3 Saint Veteriner FKH Unair tahun 2020 ini.
Rini Fajarwati bersama promotornya Prof Dr Sarmanu dan Ko-Promotor Prof Dr Chairul A.Nidom. (antarakalsel/foto/firman)


Sidang disertasinya pun dipimpin langsung Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Prof Dr Pudji Srianto drh Mkes. Dimana hasilnya nilai A dari disertasi dengan Promotor Prof Dr Sarmanu dan Ko-Promotor Prof Dr Chairul A.Nidom itu.

"Saya terima masih kepada Gubernur Kalimantan Selatan Paman Birin dan seluruh jajaran kepala dinas dan kepala badan atas kesempatan luar biasa yang telah diberikan ini. Insya Allah bismillah saya mengabdikan diri untuk Kalimantan Selatan Mapan (Maju dan Terdepan)," pungkasnya.

Sementara tiga dinas terkait yang mendukung perjalanan Rini menempuh pendidikan Doktor turut memberikan apresiasi tinggi.

Seperti disampaikan Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel drh Suparmi yang menyatakan penelitian pegawainya itu sangat tepat dan luar biasa bermanfaatnya bagi pengembangan budidaya ternak itik Alabio kedepannya hingga bisa mendunia.

Sementara Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kalsel Nurul Fajar Desira meminta temuan hasil penelitian Rini agar segera dipatenkan dan pihaknya mendukung penuh realisasinya.

Sedangkan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kalsel Sulkan menyatakan Rini adalah sosok ASN unggul yang memiliki kompetensi di bidangnya. Sehingga kehadirannya akan menularkan energi positif dalam rangka membangun SDM unggul di Bumi Lambung Mangkurat.  

Pewarta: Firman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020