Oleh Ulul Maskuriah

Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan Ngadimun menyatakan akan memasukkan budaya Banjar sebagai muatan lokal di sekolah sebagai salah satu cara untuk tetap melestarikan budaya dan adat istiadat daerah.

"Sudah ada beberapa sekolah di Kalimantan Selatan yang memasukkan budaya Banjar sebagai muatan lokal, hal tersebut akan terus kami kembangkan," kata Ngadimun di Banjarmasin, Minggu.

Menurut dia pada Kurikulum 2013, terdapat ruang untuk memasukkan budaya Banjar sebagai muatan lokal, sehingga diharapkan pada 2014 nanti budaya banjar telah siap diajarkan di seluruh sekolah pada semua jenjang pendidikan.

Pernyataan Ngadimun tersebut menanggapi usulan Lembaga Budaya Banjar pada Kongres Budaya Banjar ke III di Mahligai Pancasila yang dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh.

Kehadiran Presiden pada acara tersebut untuk menerima anugerah gelar adat Banjar tertinggi yaitu "Tutuha Banua Nang Batuah" yang berarti orang yang dituakan, yang memiliki pengaruh, berwibawa, dan dihormati masyarakat, dari Lembaga Budaya Banjar.

Pada kesempatan itu, Presiden menyatakan mendukung usulan lembaga budaya banjar yang menginginkan budaya dan adat istiadat banjar masuk sebagai muatan lokal sekolah.

Presiden memerintahkan agar dinas pendidikan bersama dengan kementerian pendidikan segera duduk bersama membahas hal tersebut dan segera membuatkan peraturan sebagai payung hukum.

Menurut Presiden budaya banjar memiliki basis kuat sebagai budaya dan ekonomi kreatif yang memadukan kreatif seni dan teknologi, sehingga kongres budaya banjar penting untuk melestarikan nilai-nilai budaya banjar.

Presiden juga berharap, pemerintah selalu memberikan perhatian kepada kelompok permukiman terpencil dan masyarakat pedalaman, untuk berperan aktif dalam melestarikan budaya Banjar.

"Kami tidak boleh membiarkan budaya banjar tergerus oleh budaya global, sehingga budaya lokal yang positif harus terus dikembangkan sebagai identitas bangsa dan daerah," katanya.

Masyarakat Banjar memiliki budaya yang khas dan unik, tambah Presiden, akan menjadi nilai unggulan untuk menghadapi serangan budaya global yang makin mengemuka sekarang ini.

Kongres budaya Banjar III, bukan hanya dihadiri oleh warga Kalimantan Selatan di Banjarmasin, tetapi juga warga Banjar yang kini menetap di berbagai daerah di seluruh nusantara bahkan juga dari Brunei Darussalam dan Malaysia.

Kehadiran Presiden dalam rangka mendapatkan Penganugerahan gelar adat dalam prosesi upacara yang diiringi dengan Maulid Habsy, musik tradisional dengan menggunakan rebana dan diikuti nyanyian berupa pemujaan kepada yang maha kuasa.

Ketua Lembaga Adat Suryansyah Idham secara langung memimpin anugerah gelar tersebut dengan memakaikan selendang Tali Wanang ke Presiden Yudhoyono.

    

Pewarta:

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013