Masyarakat khususnya pengguna jalur Trans Kalimantan di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru Provinsi Kalimantan Selatan meminta Pemkab Tanah Bumbu segera melakukan penataan dan penertiban warung makan dan minuman di sepanjang Pantai Danau Salak.
Seorang penumpang bus Kotabaru-Banjarmasin, Udin, Sabtu mengatakan, sebelum berdiri bangunan warung pantai itu indah untuk dinikmati pada saat melintasi bibir Pantai Danau Salak.
"Namun setelah warga rame-rame membangun warung makanan dan minuman di atas bebatuan pemecah gelombang di sepanjang pesisir pemandangan di Danau Salak berubah menjadi agak kumuh," ujarnya.
Selain mengganggu keindahan dan estetika, ujar warga yang lain keberadaan warung di sepanjang pantai itu juga menyebabkan banyak pejalan kaki lalu lalang yang dapat mengganggu kelancaran lalu lintas di wilayah tersebut.
Sejumlah warga pemerhati lingkungan dan para pengguna jalan mengharapkan, Pemkab Tanah Bumbu segera menyikapi kondisi tersebut dengan melakukan penataaan dan menertibkan warung-warung di sepanjang pesisir Danau Salak.
"Hendaknya Pemkab Tanah Bumbu melalui instansi terkait mengimbau warga untuk tidak membangun warung di atas bebatuan namun mereka diarahkan membangun warung disebelah sebelah utara jalur atau di lokasi bekas pertambakan udang.
Terdapat dua sasaran jika warung-warung diarahkan untuk membangun di lokasi pertambakan yang kini menjadi lahan tidur tersebut.
Pertama mengurangi aktivitas warga dan lalu lalang sekedar ingin membeli makanan dan minuman yang dapat mengganggu kelancaran lalu lintas, kedua keindahan Danau Salak tetap terjaga.
"Hal itu juga memudahkan Pemkab Tanah Bumbu atau instansi lain memantau kondisi bebatuan yang difungsikan sebagai penahan deburan ombak dan memecah gelombang yang datang dari lautan lepas," terang warga.
Tidak menutup kemungkinan pada saatnya nanti bebatuan itu perlu ditambah atau dibersihkan dari sampah-sampah terutama saat menjelang atau sesudah pasang air laut cukup besar.
Dengan demikian, lanjut warga, perekonomian terutama untuk ekonomi untuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tetap hidup dan berkembang.
"Karena lokasi untuk warung cukup luas dan masih terbuka untuk ratusan buah warung, sementara di bibir pangtai lokasinya cukup terbatas," paparnya.
Sementara itu, lokasi Danau Salak yang panjangnya 2 - 5 km diantara jalur Trans Kalimantan di km 200 akhir-akhir ini menjadi lokasi strategis bagi angkutan umum, bus dan angkutan pribadi untuk beristirahat, terutama mereka yang menempuh perjalanan jauh baik yang berada di dalam provinsi Kalsel maupun yang berasal dari Kalimantan Timur ke Kalsel atau sebaliknya.
Kondisi tersebut tidak dilewatkan oleh warga setempat dengan membangun warung dengan tidak memperhatikan estetika yang penting dapat berjualan makanan dan minuman seperti es kelapa muda di sepanjang Pantai Danau Salak.(C/A)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2011
Seorang penumpang bus Kotabaru-Banjarmasin, Udin, Sabtu mengatakan, sebelum berdiri bangunan warung pantai itu indah untuk dinikmati pada saat melintasi bibir Pantai Danau Salak.
"Namun setelah warga rame-rame membangun warung makanan dan minuman di atas bebatuan pemecah gelombang di sepanjang pesisir pemandangan di Danau Salak berubah menjadi agak kumuh," ujarnya.
Selain mengganggu keindahan dan estetika, ujar warga yang lain keberadaan warung di sepanjang pantai itu juga menyebabkan banyak pejalan kaki lalu lalang yang dapat mengganggu kelancaran lalu lintas di wilayah tersebut.
Sejumlah warga pemerhati lingkungan dan para pengguna jalan mengharapkan, Pemkab Tanah Bumbu segera menyikapi kondisi tersebut dengan melakukan penataaan dan menertibkan warung-warung di sepanjang pesisir Danau Salak.
"Hendaknya Pemkab Tanah Bumbu melalui instansi terkait mengimbau warga untuk tidak membangun warung di atas bebatuan namun mereka diarahkan membangun warung disebelah sebelah utara jalur atau di lokasi bekas pertambakan udang.
Terdapat dua sasaran jika warung-warung diarahkan untuk membangun di lokasi pertambakan yang kini menjadi lahan tidur tersebut.
Pertama mengurangi aktivitas warga dan lalu lalang sekedar ingin membeli makanan dan minuman yang dapat mengganggu kelancaran lalu lintas, kedua keindahan Danau Salak tetap terjaga.
"Hal itu juga memudahkan Pemkab Tanah Bumbu atau instansi lain memantau kondisi bebatuan yang difungsikan sebagai penahan deburan ombak dan memecah gelombang yang datang dari lautan lepas," terang warga.
Tidak menutup kemungkinan pada saatnya nanti bebatuan itu perlu ditambah atau dibersihkan dari sampah-sampah terutama saat menjelang atau sesudah pasang air laut cukup besar.
Dengan demikian, lanjut warga, perekonomian terutama untuk ekonomi untuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tetap hidup dan berkembang.
"Karena lokasi untuk warung cukup luas dan masih terbuka untuk ratusan buah warung, sementara di bibir pangtai lokasinya cukup terbatas," paparnya.
Sementara itu, lokasi Danau Salak yang panjangnya 2 - 5 km diantara jalur Trans Kalimantan di km 200 akhir-akhir ini menjadi lokasi strategis bagi angkutan umum, bus dan angkutan pribadi untuk beristirahat, terutama mereka yang menempuh perjalanan jauh baik yang berada di dalam provinsi Kalsel maupun yang berasal dari Kalimantan Timur ke Kalsel atau sebaliknya.
Kondisi tersebut tidak dilewatkan oleh warga setempat dengan membangun warung dengan tidak memperhatikan estetika yang penting dapat berjualan makanan dan minuman seperti es kelapa muda di sepanjang Pantai Danau Salak.(C/A)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2011