Identitas pria yang tewas ditembak mati anggota Polsek Pahandut, Palangka Raya, Kalimantan Tengah setelah beberapa hari dilakukan penyelidikan akhirnya berhasil terungkap.
"Pria tanpa identitas tersebut bernama Antong (37) warga Desa Tumbang Samba, Kecamatan Katingan Tengah, Kabupaten Katingan," kata Kapolsek Pahandut AKP Edia Sutaata di Palangka Raya, Minggu.
Identitas Antong diketahui petugas ketika istri sirinya berinisial S (39) mendatangi RS Bhayangkara, guna memastikan bahwa jenazah tersebut adalah suaminya.
Dikarenakan dalam beberapa hari terakhir, Antong tidak ada pulang ke rumah dan sama sekali tak ada memberi kabar kepada keluarga. Setelah dilakukan pengecekan ternyata benar, bahwa jasad yang ada di RS Bhayangkara adalah suaminya.
"Diketahuinya itu setelah istri siri Antong, pada Sabtu (28/12), memastikan bahwa jenazah tersebut adalah suaminya karena tidak ada kabar dan tak pulang ke rumah dalam beberapa hari ini," ucap Edia.
Usai mengetahui hal itu, keluarga yang bersangkutan serta anggota Polsek Pahandut yang bertanggung jawab penuh dalam hal tersebut, langsung memakamkan jenazah di tempat pemakaman umum (TPU) Bangaris sesuai dengan keinginan istri sirinya.
Prosesi pemakaman Antong dilakukan sesuai dengan agama yang ia anut yakni Islam. Semua biaya pemakaman ditanggung oleh aparat kepolisian setempat.
"Mengenai perkara yang dilakukannya sementara ini masih berproses, hanya saja dalam waktu dekat akan dihentikan karena pelaku percobaan pencurian tersebut telah meninggal dunia," jelasnya.
Untuk diketahui, pelaku dugaan pencurian bernama Antong itu tewas karena diberi tindakan tegas oleh aparat yang saat itu sedang berupaya melakukan negosiasi agar bersedia menyerahkan diri.
Terduga yang sudah ketahuan dan terkepung di atas atap rumah warga di Jalan Banda ketika hendak diamankan, menghujamkan senjata tajam berupa alat penangkal petir yang menyerupai tombak ke arah petugas beberapa kali.
Bahkan perbuatannya itu nyaris membunuh petugas yang berusaha meminta dirinya menyerahkan diri. Alhasil terduga terpaksa dilumpuhkan dengan tembakan sebanyak dua kali di bagian paha dan bahunya. Ia pun meninggal saat petugas berusaha memberikan pertolongan dengan cara membawanya ke RS Bhayangkara.
Sayangnya niat petugas dan warga setempat pupus, nyawa yang bersangkutan tidak bisa tertolong, sehingga terduga meninggal dunia saat menuju ke RS Bhayangkara.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
"Pria tanpa identitas tersebut bernama Antong (37) warga Desa Tumbang Samba, Kecamatan Katingan Tengah, Kabupaten Katingan," kata Kapolsek Pahandut AKP Edia Sutaata di Palangka Raya, Minggu.
Identitas Antong diketahui petugas ketika istri sirinya berinisial S (39) mendatangi RS Bhayangkara, guna memastikan bahwa jenazah tersebut adalah suaminya.
Dikarenakan dalam beberapa hari terakhir, Antong tidak ada pulang ke rumah dan sama sekali tak ada memberi kabar kepada keluarga. Setelah dilakukan pengecekan ternyata benar, bahwa jasad yang ada di RS Bhayangkara adalah suaminya.
"Diketahuinya itu setelah istri siri Antong, pada Sabtu (28/12), memastikan bahwa jenazah tersebut adalah suaminya karena tidak ada kabar dan tak pulang ke rumah dalam beberapa hari ini," ucap Edia.
Usai mengetahui hal itu, keluarga yang bersangkutan serta anggota Polsek Pahandut yang bertanggung jawab penuh dalam hal tersebut, langsung memakamkan jenazah di tempat pemakaman umum (TPU) Bangaris sesuai dengan keinginan istri sirinya.
Prosesi pemakaman Antong dilakukan sesuai dengan agama yang ia anut yakni Islam. Semua biaya pemakaman ditanggung oleh aparat kepolisian setempat.
"Mengenai perkara yang dilakukannya sementara ini masih berproses, hanya saja dalam waktu dekat akan dihentikan karena pelaku percobaan pencurian tersebut telah meninggal dunia," jelasnya.
Untuk diketahui, pelaku dugaan pencurian bernama Antong itu tewas karena diberi tindakan tegas oleh aparat yang saat itu sedang berupaya melakukan negosiasi agar bersedia menyerahkan diri.
Terduga yang sudah ketahuan dan terkepung di atas atap rumah warga di Jalan Banda ketika hendak diamankan, menghujamkan senjata tajam berupa alat penangkal petir yang menyerupai tombak ke arah petugas beberapa kali.
Bahkan perbuatannya itu nyaris membunuh petugas yang berusaha meminta dirinya menyerahkan diri. Alhasil terduga terpaksa dilumpuhkan dengan tembakan sebanyak dua kali di bagian paha dan bahunya. Ia pun meninggal saat petugas berusaha memberikan pertolongan dengan cara membawanya ke RS Bhayangkara.
Sayangnya niat petugas dan warga setempat pupus, nyawa yang bersangkutan tidak bisa tertolong, sehingga terduga meninggal dunia saat menuju ke RS Bhayangkara.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019