Presiden Joko Widodo menyatakan senang implementasi Program B30 yang resmi berlaku mulai Senin, akan menghemat devisa negara hingga mencapai 4,8 miliar dolar AS atau Rp63 triliun.

"Hari ini kita sampaikan bahwa Program B30 telah kita luncurkan dan ini bisa menghemat, yang saya paling senang ini bisa menghemat devisa Rp63 triliun," kata Presiden Jokowi usai meresmikan implementasi Program B30 di SPBU Pertamina di Jalan MT Haryono Jakarta Selatan, Senin.

Presiden Jokowi juga memberikan apresiasi kepada semua pihak karena implementasi Program B30 bisa dipercepat.

"Saya sampaikan bahwa Program B30 ini bisa maju, tidak tahun 2020, tetapi akhir 2019 sudah dimulai," katanya.

Baca juga: Presiden luncurkan implementasi Program B30

Ia mengatakan serangkaian uji coba BBM biodiesel Program B30, sudah dilakukan sejak November 2019.

Program B30 merupakan kelanjutan dari program sebelumnya Program B20.

"Ini kita 'step by step' ya. Tahun depan nanti masuk ke B40, 2021 masuk ke B50, targetnya kira-kira itu," katanya.

Baca juga: Gapasdap minta pemerintah tidak memaksakan penerapan B30

Menurut Presiden, saat ini tidak perlu terlalu jauh memikirkan Program B100 karena dengan implementasi B40 hingga B50, devisa yang bisa dihemar sudah akan cukup besar.

"Saya kira kalau step step ini kita bisa raih, saya kira devisa akan semakin besar kita peroleh," katanya.

Ia menyebutkan hambatan implementasi Program Biodiesel itu antara lain kilang yang tersebar.

"Untuk membawa yang namanya CPO masuk ke kilang kan perlu transportasi untuk menuju ke kilang di mana barang ini diproduksi," katanya.



Namun menurut dia, kilang Pertamina yang ada sudah mencukupi untuk mengolah CPO menjadi biodiesel sehingga tidak harus membangun kilang baru dalam rangka Program B30, B40 dan nanti B50.

Presiden menyebutkan jika implementasi Program B30 akan menghemat devisa hingga Rp63 triliun, maka penghematan akan lebih besar ketika implementasi B40 dan B50.

"Nanti lari ke B50 akan beda lagi penghematan devisanya, inilah yang saya sering sampaikan untuk memperbaiki atau meningkatkan cadangan devisa dengan memperbanyak produk substitusi impor," katanya.

Selain substitusi impor BBM dengan biodiesel, menurut Jokowi, penghematan devisa akan lebih besar lagi dengan mulai berproduksinya pabrik petrokimia.

"Nanti kalau petrokimia di TPPI Tuban selesai, itu juga akan menghemat banyak sekali karena impor petrokimia kita juga sangat tinggi," kata Jokowi.


 
Presiden Jokowi didampingi sejumlah pejabat memberikan penjelasan mengenai implementasi Program B30 di SPBU Pertamina Jalan MT Haryono Jakarta, Senin (23/12/2019). ANTARA/Agus Salim.

Pewarta: Agus Salim

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019