Oleh Syamsuddin Hasan

Banjarmasin, (Antaranews.Kalsel) - Ketua Himpunan Swasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Kalimantan Selatan H Addy Chairuddin Hanafiah mengharapkan, pemerintah agar segera menuntaskan konversi minyak tanah ke gas elpiji, di provinsinya.

"Bila pemerintah tidak segera menuntaskan konversi yang sudah menjadi program tersebut, kemungkian kelangkaan elpiji dan harganya yang mahal akan terulang kembali," ujarnya di sela-sela gerak jalan sehat, di Banjarmasin, Minggu.

Karena, lanjut mantan Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kalsel itu, kalau konversi tersebut belum tuntas atau tidak menyeluruh, masih rentan penyimpangan peruntukan, yang pada gilirannya menimbulan spekulan dan kegelisahan masyarakat, terutama pengguna elpiji.

Sebagai contoh di Kalsel, dari 13 kabupaten/kota, diantaranya baru empat daerah yang sudah masuk program konversi minyak tanah ke gas elpiji, yaitu Kota Banjarmasin dan Banjarbaru, serta Kabupaten Banjar dan Balangan, ungkapnya.

Sementara warga masyarakat yang daerahnya belum masuk program konversi juga mulai ramai menggunakan elpiji, sehingga untuk pemenuhan kebutuhan bahan bakar tersebut, tak tertutup kemungkinan memakai jatah kabupaten lain.

"Oleh karena pengguna elpiji bertambah banyak atau diluar perhitungan jatah semestinya, sehingga menimbulkan kelangkaan serta harga yang semakin mahal," lanjut pengusaha yang meninggalkan dunia politik itu.

"Belum terhitung kemungkinan jatah elpiji Kalsel yang `lari` ke daerah tetangga yang belum masuk program konversi, sehingga hal itu akan menambah parah persediaan bahan bakar tersebut," ujarnya.

Contoh lain para pedagangan gorengan, bakso dan pelaku penggerak sektor ekonomi nonformal, belakangan juga menggunakan gas elpiji tabung tiga kilogram atau bersubsidi, turut mempengaruhi persediaan dan peredaran jenis bahan bakar tersebut, demikian Addy CH Hanafiah.

Sejumlah kabupaten di Kalsel yang belum masuk program konversi minyak tanah ke elpiji, yaitu Kabupaten Barito Kuala (Batola) merupakan tetangga Kota Banjarmasin. Kemudian Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).

Selain itu, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Tanah Laut (Tala), Tanah Bumbu (Tanbu), Kotabaru, serta Kabupaten Tabalong yang satu-satunya daerah di Kalsel saat ini memiliki ladang minyak. 

Pewarta:

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013