Panitia Khusus Raperda tentang Pengelolaan Kawasan Kebun Raya Banua mengusahakan mencari  bantuan untuk pengelolaan kebun raya di provinsi itu.

Ketua Pansus Raperda tentang Pengelolaan Kawasan Kebun Raya Banua Kalsel H Suwardi Sarlan  di Banjarmasin, Jumat mengaku telah berkonsultasi dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terkait pengembangan pengelolaan kebun raya.

"Kita perlu berkonsultasi, apa yang kemungkinan LIPI bisa membantu dalam pengelolaan Kebun Raya Banua, sebagaimana mereka bantu sebelumnya," ujar politikus PPP itu.

Selama ini LIPI membantu dalam pengelolaan beberapa kebun raya di Indonesia antara lain Kebun Raya Bogor dan di "Pulau Dewata" Bali.

"Kita juga berharap, LIPI bisa membantu dalam pengelolaan kawasan Kebun Raya Banua (sekitar 35 kilometer utara Banjarmasin) secara berkelanjutan, seperti halnya terhadap Kebun Raya Bogor dan Pulau Dewata Bali," ujarnya.

Oleh karena itu perlu berkonsultasi dengan LIPI agar pengelolaan kawasan Kebun Raya Banua semakin maju dan berkembang, lanjut wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel V/Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Kabupaten Tabalong tersebut.

Ia menyatakan, anggota DPRD Kalsel mengapresiasi terhadap pemerintah provinsi (Pemprov) setempat yang menggagas membangun Kebun Raya Banua sebagai media pendidikan dan penelitian, serta salah satu upaya melestarikan tanaman khas daerah atau lokal.

Selain itu, sebagai sarana dan prasarana rekreasi yang sehat, nyaman dan aman, serta mudah bagi publik mengaksesnya, lanjut mantan Ketua Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Kalsel tersebut.

Namun, menurut laki-laki kelahiran 1973 dan sering berpakaian warna hijau tersebut, untuk mengembangkan serta lebih memajukan Kebun Raya Banua (sekitar 35 kilometer utara Banjarmasin) itu, perlu bantuan pemerintah pusat antara lain melalui LIPI.

"Sebab tanpa bantuan pemerintah pusat atau cuma mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) setempat, Kebun Raya Banua tersebut bisa lambat maju," demikian Suwardi Sarlan.

Sebelumnya pada kesempatan terpisah, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kebun Raya Banua Agung Stresno SHut MSi menyatakan, pihaknya akan terus berupaya menanam tanaman/pepohonan lokal atau khas daerah setempat terutama yang tergolong langka/hampir punah.

"Tanaman/pepohonan khas daerah setempat, baik berupa obat-obatan maupun buah-buahan atau holtikultura dan lainnya," lanjut alumnus Universitas Gaja Mada (UGM) tersebut.

Selain itu, pada Kebun Raya Banua tersebut juga menanam/mengembangkan tanaman/pepohonan nusantara, terutama yang memungkinkan bisa tumbuh atau hidup di Kalsel, demikian Agung.

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019