Presiden Kerukunan Bubuhan Banjar (KBB) se dunia, Rudy Ariffin Bahrun menyebutkan penyebaran suku Banjar, asal Kalimantan Selatan, sejak lama sudah kemana-mana, bukan saja ke berbagai provinsi di Indonesia, tetapi juga ke Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, bahkan ke Madagaskar, kawasan Afrika .
Berdasarkan penelitian suku yang tinggal di Madagaskar tersebut konon berasal dari suku Banjar di Kalimantan Selatan, kata Rudy Ariffin saat penutupan Kongres Budaya Banjar (KKB) yang ke-5, di balaikota Banjarmasin, Sabtu malam.
Dalam malam penutupan yang dihadiri Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina serta para utusan KBB dari berbagai daerah termasuk luar negeri tersebut, Rudy Ariffin penyebaran suku banjar tersebut semain lama semakin berkembang saja, penyebaran tersebut ditandai dengan kantong-kantong pemukiman suku Banjar yang ada di berbagai provinsi, buktinya di wilayah tersebut ada pengurus KBB-nya, hampir semua provinsi di tanah air kecuali Maluku, dan Irian Jaya.
KBB itu juga ada di Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam, kecuali di Arab Saudi walau banyak pemukim orang Banjar di sana nemun sampai sekarang belum ada KBB, atau kerukunan bubuhan Banjar tersebut.
Dengan banyak pemukiman suku Banjar di berbagai wilayah tersebut membuktikan orang banjar mampu beradaptasi dengan penduduk setempat, atau dengan istilah dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung, dan dengan adanya organisasi KBB tersebut membuktikan pula bahwa suku Banjar memiliki semangat kebersamaan dan semangat bersatu.
Oleh karena itu ia berharap kedepan kerakatan tersebut kian meningkat lagi asal tidak ada saling ngotot atau "bacakut papadaan" (bertengkar sesama), kata Rudy Ariffin yang dikenal sebagai mantan Gubernur Kalsel dua periode tersebut.
Sementara Wali Kota Ibnu Sina merasa bersyukur didatangi berbagai kulaan Banjar dari berbagai wilayah, dan ia menyebutkan dengan kedatangan tersebut akan menjadikan Kota Banjarmasin sebagai kunjungan wisata setidaknya bagi orang Banjar yang ada di perantauan.
Ibnu Sina juga memaparkan kondisi Kota Banjarmasin yang disebutkannya secara geografis menguntungkan sehingga kedepan bisa menjadi pintu gerbang ekonomi Kalimantan, apalagi jika Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin akhir Desember 2019 diresmikan menjadi bandara internasional sehingga bisa terbang langsung ke Singapura, dan Malaysia.
Dalam acara tersebut, disuguhkan aneka hiburan seperti orkes Banua Raya Simpony, madihin, dan pencak silat, seraya suguhan untuk makan malam..
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Berdasarkan penelitian suku yang tinggal di Madagaskar tersebut konon berasal dari suku Banjar di Kalimantan Selatan, kata Rudy Ariffin saat penutupan Kongres Budaya Banjar (KKB) yang ke-5, di balaikota Banjarmasin, Sabtu malam.
Dalam malam penutupan yang dihadiri Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina serta para utusan KBB dari berbagai daerah termasuk luar negeri tersebut, Rudy Ariffin penyebaran suku banjar tersebut semain lama semakin berkembang saja, penyebaran tersebut ditandai dengan kantong-kantong pemukiman suku Banjar yang ada di berbagai provinsi, buktinya di wilayah tersebut ada pengurus KBB-nya, hampir semua provinsi di tanah air kecuali Maluku, dan Irian Jaya.
KBB itu juga ada di Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam, kecuali di Arab Saudi walau banyak pemukim orang Banjar di sana nemun sampai sekarang belum ada KBB, atau kerukunan bubuhan Banjar tersebut.
Dengan banyak pemukiman suku Banjar di berbagai wilayah tersebut membuktikan orang banjar mampu beradaptasi dengan penduduk setempat, atau dengan istilah dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung, dan dengan adanya organisasi KBB tersebut membuktikan pula bahwa suku Banjar memiliki semangat kebersamaan dan semangat bersatu.
Oleh karena itu ia berharap kedepan kerakatan tersebut kian meningkat lagi asal tidak ada saling ngotot atau "bacakut papadaan" (bertengkar sesama), kata Rudy Ariffin yang dikenal sebagai mantan Gubernur Kalsel dua periode tersebut.
Sementara Wali Kota Ibnu Sina merasa bersyukur didatangi berbagai kulaan Banjar dari berbagai wilayah, dan ia menyebutkan dengan kedatangan tersebut akan menjadikan Kota Banjarmasin sebagai kunjungan wisata setidaknya bagi orang Banjar yang ada di perantauan.
Ibnu Sina juga memaparkan kondisi Kota Banjarmasin yang disebutkannya secara geografis menguntungkan sehingga kedepan bisa menjadi pintu gerbang ekonomi Kalimantan, apalagi jika Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin akhir Desember 2019 diresmikan menjadi bandara internasional sehingga bisa terbang langsung ke Singapura, dan Malaysia.
Dalam acara tersebut, disuguhkan aneka hiburan seperti orkes Banua Raya Simpony, madihin, dan pencak silat, seraya suguhan untuk makan malam..
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019