Ekowisata Boon Pring yang terletak di Desa Sanankerto, Kabupaten Malang, Jawa Timur siap mendirikan museum bambu dengan memanfaatkan keanekaragaman jenis tanaman bambunya.

"Setelah ada 100 lebih jenis bambu maka kami siap memproklamirkan tempat ini sebagai museum bambu," ujar Kepala Dusun Andeman Djamaluddin ditemui di tempat Ekowisata Boon Pring di Kabupaten Malang, Kamis.

Menurut dia, saat ini di wilayah hutan bambu yang luasnya mencapai 36,8 hektare masih terdapat sekitar 72 jenis bambu dan diharapkan dalam waktu dekat sudah lebih dari 100 jenis bambu.

Baca juga: Pertamina gandeng karang taruna kelola ekowisata

Pihaknya mengaku bekerja sama dengan lembaga riset negara, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai upaya serius menambah jenis bambu sekaligus menjadikan tempat tersebut sebagai destinasi wisata yang semakin diminati.

"Peneliti LIPI Prof Elizabeth pernah memberikan arahannya. Sekarang juga sedang dikembangkan bibit bambu di Bogor yang jumlahnya tidak sedikit. Kalau sudah ditanam di sini maka jenis bambu di sini lebih dari 100 dan kami siap mendirikan museum bambu," ucapnya.

Didirikannya museum bambu, kata dia, diharapkan menambah pendapatan di tempat wisata tersebut, terlebih pengunjung yang datang tak sekadar berpariwisata, tapi juga belajar tentang jenis-jenis bambu.

Di tempat sama, Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Boon Pring Samsul Arifin memproyeksikan pendapatan atau omzet pada tahun ini estimasinya mencapai Rp4,2 miliar.

Baca juga: Ratusan hama ulat bulu serang Ekowisata Hutan Mangrove

"Tahun ini adalah tahun ketiga kami. Pada 2017 omzetnya mencapai Rp994 juta, lalu naik pada tahun kedua atau 2018 sebesar Rp2,8 miliar. Semoga tahun ini estimasi Rp4,2 miliar tercapai," katanya.

Sementara itu, BumDes Boon Pring tercatat sebagai salah dari 130 BUMDes terbaik se-Jawa Timur.

Pada pertengahan tahun ini atau sekitar Mei 2019, di sana juga menjadi lokasi diselenggarakannya Jambore BUMDes serta Temu Karya yang diikuti 1.750 peserta, dan dibuka langsung oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019