Sungai Martapura sering mengalami pasang surut, apabila air surut, bangunan siring sungai Martapura yang menjadi ikon pariwisata Kota Banjarmasin itu menjadi kurang indah dipandang.

Khususnya siring di Jalan Piare Tendean atau Siring daerah menara pandang, nampak parapet atau dinding beton siring banyak retak dan bolong, hingga terlihat jelas dari seberang atau siring di Jalan Sudirman.

Kondisi itu dikomentari pula Ketua Komisi II DPRD Kota Banjarmasin M Faisal, bahwa estetika keindahan wisata sungai di tersebut hingga menjadi kurang menawan.

"Ya, harus diperbaiki itu, karena membuat keindahan siring jadi kurang baik, karena jelas terlihat," paparnya.

Dia berharap pemerintah kota untuk selalu sigap mengatasi segala persoalan yang membuat estetika kepariwisataan menjadi kurang menarik.

"Padahal pemandangan itu sudah lama, harusnya sudah diperbaiki, karena di sanakan objek wisata paling ramai dikunjungi," ujar politisi PAN tersebut.

Belum lagi, ucap Faisal, masalah kebersihan di objek wisata itu, juga sangat kurang, hingga harus jadi perhatian pengelolaan.

"Karena yang terpenting di objek wisata itu adalah kebersihan, ini jangan sampai diabaikan," paparnya.

Sementara itu, Kabid Sungai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Banjarmasin Hizbulwathoni mengakui sudah melihat kondisi bagian dinding bawah siring atau parapet yang biasa mereka sebutnya.

"Kita sudah melihat kondisinya, rencananya tahun depan kita perbaiki," ujarnya.

Memang, kata Thoni panggilan akrabnya, program pemeliharaan bangunan siring warisan dari pemerintah pusat atau Balai Sungai itu ada setiap tahunnya, termasuk perbaikan parapet yang rusak karena hantaman air dan sebagainya.

"Yang siring di Ujung Murung dan Sudirman juga demikian dulunya, kini sudah kita perbaiki, tahun akan datang yang siring Piare Tendean," tuturnya.

Dia mengungkapkan, rata-rata anggaran untuk pemeliharaan siring itu sekitar Rp190 juta.

"Secepatnya kita perbaiki itu, karena memang membuat kurang indah dipandang," papar Thoni.
 

Pewarta: Sukarli

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019