15 sekolah di Kabupaten Barito Kuala menyemarakan Gebyar Sekolah Model SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Internal) yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Kuala (Disdik Batola) Kalimantan Selatan, di Gedung Serba Guna Komplek Perkantoran Jalan Jenderal Sudirman Marabahan, Rabu (30/10).
Selain dihadiri para guru dan siswa berbagai sekolah serta undangan juga menyuguhkan berbagai penampilan menarik diantaranya, penampilan tari dari SMK 1 Marabahan, parade dari 15 sekolah model, penyerahan secara simbolis perangkat komputer untuk UNBK, penyerahan BPJS tenaga kerja, dan penyerahan beasiswa untuk empat siswa SMA GIBS.
Acara yang juga dihadiri para anggota DPRD Batola, Kepala LPMP Banjarmasin H Nuryanto, Kadisdik Batola H Sumarji dan jajaran, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Banjarmasin Tutus Novita Dewis, serta para kepala sekolah dan dewan guru se-Batola dirangkai pemotongan tumpeng oleh Bupati Hj Noormiliyani AS sebagai tanda dimulainya Gebyar Sekolah Model serta peninjauan stand.
Bupati Batola Hj Noormiliyani AS mengatakan menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan.
Menurutnya, pada 2016 LPMP menggulirkan program peningkatan mutu pendidikan di Indonesia dengan memilih beberapa sekolah SD, SLTP dan SLTA untuk menjadi sekolah bagi pengembangan SPMI.
Agar pelaksanaan dapat dilakukan seluruh satuan pendidikan dengan optimal, sebut dia, maka perlu dikembangkan satuan pendidikan yang akan menjadi model penerapan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri.
Sekolah model, kata mantan Ketua DPRD Provinsi Kalsel, dari sekolah yang belum memenuhi standar nasional pendidikan (SNP) untuk dibina LPMP.
Pembinaan dilakukan, hingga sekolah mampu melaksanakan penjaminan mutu pendidikan, yang berfungsi sebagai pengendali penyelenggara untuk mewujudkan pendidikan bermutu.
“Saya berharap melalui kegiatan ini mampu melahirkan pendidikan yang baik secara berkesinambungan dengan tetap mengacu pada pedoman penyelenggaraan pendidikan yang telah ditetapkan pemerintah nasional,” harap Noormiliyani.
Sementara, Kadisdik Batola H Sumarji mengatakan, tujuan program pengembangan sekolah model untuk meningkatkan mutu pendidikan sesuai standar serta menciptakan budaya pendidikan di sekolah.
Sedangkan tujuan khususnya, sebut dia, untuk mengembangkan sekolah model dan pola pengentasan serta mengembangkan percontohan sekolah berbasis standar pendidikan melalui penerapan jaminan mutu pendidikan secara mandiri.
Disamping itu, lanjutnya, untuk pengembangan mutu pendidikan hingga seluruh sekolah yang menjadi sasaran mampu menerapkan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri tahun 2019.
Sumarji memaparkan, sekolah di Batola yang menerapkan program peningkatan mutu pendidikan secara mandiri melalui Model SPMPI terdapat 15 sekolah dengan 52 sekolah Ibas dengan 600 peserta didik, ke-15 sekolah itu terdiri dari tujuh SD, tujuh SMP dan satu SLTA.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Selain dihadiri para guru dan siswa berbagai sekolah serta undangan juga menyuguhkan berbagai penampilan menarik diantaranya, penampilan tari dari SMK 1 Marabahan, parade dari 15 sekolah model, penyerahan secara simbolis perangkat komputer untuk UNBK, penyerahan BPJS tenaga kerja, dan penyerahan beasiswa untuk empat siswa SMA GIBS.
Acara yang juga dihadiri para anggota DPRD Batola, Kepala LPMP Banjarmasin H Nuryanto, Kadisdik Batola H Sumarji dan jajaran, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Banjarmasin Tutus Novita Dewis, serta para kepala sekolah dan dewan guru se-Batola dirangkai pemotongan tumpeng oleh Bupati Hj Noormiliyani AS sebagai tanda dimulainya Gebyar Sekolah Model serta peninjauan stand.
Bupati Batola Hj Noormiliyani AS mengatakan menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan.
Menurutnya, pada 2016 LPMP menggulirkan program peningkatan mutu pendidikan di Indonesia dengan memilih beberapa sekolah SD, SLTP dan SLTA untuk menjadi sekolah bagi pengembangan SPMI.
Agar pelaksanaan dapat dilakukan seluruh satuan pendidikan dengan optimal, sebut dia, maka perlu dikembangkan satuan pendidikan yang akan menjadi model penerapan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri.
Sekolah model, kata mantan Ketua DPRD Provinsi Kalsel, dari sekolah yang belum memenuhi standar nasional pendidikan (SNP) untuk dibina LPMP.
Pembinaan dilakukan, hingga sekolah mampu melaksanakan penjaminan mutu pendidikan, yang berfungsi sebagai pengendali penyelenggara untuk mewujudkan pendidikan bermutu.
“Saya berharap melalui kegiatan ini mampu melahirkan pendidikan yang baik secara berkesinambungan dengan tetap mengacu pada pedoman penyelenggaraan pendidikan yang telah ditetapkan pemerintah nasional,” harap Noormiliyani.
Sementara, Kadisdik Batola H Sumarji mengatakan, tujuan program pengembangan sekolah model untuk meningkatkan mutu pendidikan sesuai standar serta menciptakan budaya pendidikan di sekolah.
Sedangkan tujuan khususnya, sebut dia, untuk mengembangkan sekolah model dan pola pengentasan serta mengembangkan percontohan sekolah berbasis standar pendidikan melalui penerapan jaminan mutu pendidikan secara mandiri.
Disamping itu, lanjutnya, untuk pengembangan mutu pendidikan hingga seluruh sekolah yang menjadi sasaran mampu menerapkan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri tahun 2019.
Sumarji memaparkan, sekolah di Batola yang menerapkan program peningkatan mutu pendidikan secara mandiri melalui Model SPMPI terdapat 15 sekolah dengan 52 sekolah Ibas dengan 600 peserta didik, ke-15 sekolah itu terdiri dari tujuh SD, tujuh SMP dan satu SLTA.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019