Sebanyak lima kelurahan di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan yang untuk pertama kalinya mendapatt alokasi dana kelurahan mulai mengalokasikan dananya untuk meningkatkan SDM warga dan keterampilan berwiraswasta.

Untuk tahap pertama di 2019 dua kelurahan menggelar pelatihan tata boga atau bikin kue yakni kelurahan Antasari dan Paliwara, sedang tiga kelurahan lainnya yakni Kebun Saru, Sungai Malang dan Murung Sari menggelar pelatihan menjahit.

Kelima kelurahan sepakat menggandeng lembaga pelatihan kerja yang sudah resmi dan bersertifikat yakni LPK Sentra Mitra Karya yang beralamat di jalan Bihman Villa Rt 08 nomor 106 Kecamatan Amuntai Tengah sebagai mitra kerja untuk memberikan materi pelatihan.

Lurah Kebun Sari, Agus Rahman memberikan alasan mengapa memilih jurusan menjahit untuk diberikan kepada warganya, karena usaha dibidang menjahit masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat diperkotaan dan pedesaan.
 

Pelatihan bikin kue di kelurahan paliwara untuk meningkatkan kesejahteraan kader kelurahan/desa. (Eddy Abdillah)8


"Apalagi kalau musim masuk sekolab baru atau ada event kedaerahan maka pelaku usaha menjahit pasti kelimpungan melayani pesanan," ujar Agus Rahman.

Agus yakin dengan mengikuti pelatihan menjahit, warga kelurahan Kebun sari yang ikut pelatihan akan mampu membuka usaha dan meningkatkan taraf penghidupannya.

Hal senada juga disampaikan oleh Lurah Sungai Malang  Fikri Ilham karena wilayah kelurahan pada umumnya berada di perkotaan yang cukup beragam dan banyak aktivitasnya, maka kebutuhan akan pembuatan baju dan seragam tidak pernah sepi.

Demikian pula jenis pelatihan tata boga atau membikin beragam jenis kue, akan meningkatkan pendapatan keluarga. Warga di tiga kelurahan diajarkan cara bikin kue 'moderen' seperti Pizza, Brownies, bolu gulung,  rainbow cake dan lainnya.
Pelatihan menjahit. (Eddy Abdillah)

Keterampilan baru ini memotivasi kaum ibu dan remaja putri peserta pelatihan untuk membuka usaha berjualan kue. Sebelumnya mereka hanya berjualan kue lokal dan tradisonal.

Lurah Antasari Budia Hendra menyampaikan, peserta pelatihan umumnya direkrut dari para kader desa yang selama cukup minim pendapatannya dari insentif kader.

Kader desa yang dilatih juga dipercaya akan turut membagi dan menularkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh kepada warga lainnya.

Pimpinan LPK Sentra Mitra Karya Amuntai, Khairunnisa berharap pemerintah kelurahan tidak berhenti pada pelatihan tata boga dan menjahit,
 
. (Eddy Abdillah)

"Kami berharap tetap bisa bermitra dan bekerja sama dengan pemerintah kelurahan dan desa untuk kembali menyelenggarakan jenis pelatihan pada alokasi dana desa/kelurahan berikutnya," kata Nisa.

Nisa berharap,  ada pihak-pihak terkait dari pemerintah maupun swasta yang turut mengembangkan potensi para peserta yang sudah mendapat bekal pengetahuan dan keterampilan agar usaha mereka bisa berkembang dan mandiri dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

 

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019