Ustadz H Tajuddin Noor asal Palangka/Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng) mengurai kepanjangan haruf-huruf dari kata "anak" yang mempunyai makna penting bagi kehidupan seseorang/keluarga terutama kaum Muslim.
"Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa kata 'anak' terdiri empat huruf dan masing-masing huruf mempunyai makna/kepanjangan sendiri-sendiri," ujarnya dalam tausiyah saat acara tasmiyah-aqikah warga Jalan Badak IV Palangkaraya, Ahad.
Alumnus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari Banjarmasin Cabang Palangkaraya itu satu persatu mengurai huruf-huruf dari kata anak tersebut, yaitu A = Amanah, artinya anak merupakan amanah Allah SWT yang harus terjaga dengan baik.
Kemudian N = Nikmat, artinya anak tersebut akan menjadi nikmat bila terjaga dengan baik sesuai tuntunan syariah/agama Islam, dan kata A berikut = Azab yang pengertiannya anak itu bisa mendatangkan azab terhadap keluarga/orang tuanya.
Oleh karena itu, menurut laki-laki zuriat asal Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) kelahiran tahun 1970 tersebut, agar anak mendatangkan nikmat dan tidak menimbulkan azab, maka berlaku K - huruf terakhir yaitu Keteladanan.
"Sebab tanpa keteladanan yang baik mustahil si anak akan menjadi orang yang baik. Misal menyuruh anak shalat, mungkin anaknya tidak mematuhi kalau orang tuanya tidak shalat," demikian Tajuddin.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
"Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa kata 'anak' terdiri empat huruf dan masing-masing huruf mempunyai makna/kepanjangan sendiri-sendiri," ujarnya dalam tausiyah saat acara tasmiyah-aqikah warga Jalan Badak IV Palangkaraya, Ahad.
Alumnus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari Banjarmasin Cabang Palangkaraya itu satu persatu mengurai huruf-huruf dari kata anak tersebut, yaitu A = Amanah, artinya anak merupakan amanah Allah SWT yang harus terjaga dengan baik.
Kemudian N = Nikmat, artinya anak tersebut akan menjadi nikmat bila terjaga dengan baik sesuai tuntunan syariah/agama Islam, dan kata A berikut = Azab yang pengertiannya anak itu bisa mendatangkan azab terhadap keluarga/orang tuanya.
Oleh karena itu, menurut laki-laki zuriat asal Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) kelahiran tahun 1970 tersebut, agar anak mendatangkan nikmat dan tidak menimbulkan azab, maka berlaku K - huruf terakhir yaitu Keteladanan.
"Sebab tanpa keteladanan yang baik mustahil si anak akan menjadi orang yang baik. Misal menyuruh anak shalat, mungkin anaknya tidak mematuhi kalau orang tuanya tidak shalat," demikian Tajuddin.
Editor : Imam Hanafi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019