Kota Banjarmasin, ibukota provinsi Kalimantan Selatan, menjadikan Sasana Krida Karang Taruna (SKKT) sebagai kerajinan sentra anyaman purun yakni tas anyaman dari tumbuhan alam bernama purun.
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Banjarmasin Hj Siti Wasilah di Banjarmasin, Minggu, mengungkapkan sentra anyaman purun ini merupakan sarana untuk membina perajin purun di daerah ini banyak yang sudah lanjut usia.
Sentra purun ini dinamakan pula kelompok Karang Lansia Sejahtera untuk pelestarian kerajinan purun. Ia berharap ilmu menganyam ini akan ditularkan ke generasi muda.
Sebab, kata dia, anyaman purun ini harus tetap lestari sebagai warisan daerah, karena sangat berguna untuk mengatasi sampah kantong plastik.
Kota Banjarmasin, ujar Siti Wasilah, menjadi kota pertama yang berhasil melakukan pengurangan sampah kantong plastik, khususnya di toko-toko moderen yang tidak boleh ada lagi disediakan.
"Alternatifnya para pengunjung membawa tas sendiri, salah satunya tas dari anyaman purun atau tas purun," katanya. Karena itulah, lanjut dia, tas purun ini sudah mulai dikembangkan dengan berbagai model, bahkan kini menjadi model tas yang keren.
"Jadi sudah melakukan berbagai inovasi, jadi tas purun sudah banyak disukai, bahkan para anak muda tidak minder memakainya," kata Wasilah
Dengan adanya sentra ini, ia berharap dapat mengangkat ekonomi masyarakat lebih baik lagi, terutama bagi perajin purun. "Kalau sudah bernilai ekonomi yang baik, tentunya banyak yang ingin menjadi perajinnya," katanya.
Baca juga: Pelatihan Keterampilan Anyaman Purun
Dia menyatakan pemerintah kota tidak hanya memikirkan terkait keberlangsungan generasi perajin purun, tapi juga keberlangsungan bahan bakunya.
"Sebab, bahan baku purun kini terus berkurang, ini tantangan kita untuk mencari solusinya," pungkas Wasilah.
Baca juga: Perajin Anyaman Hst Keluhkan Sepinya Pembeli
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Banjarmasin Hj Siti Wasilah di Banjarmasin, Minggu, mengungkapkan sentra anyaman purun ini merupakan sarana untuk membina perajin purun di daerah ini banyak yang sudah lanjut usia.
Sentra purun ini dinamakan pula kelompok Karang Lansia Sejahtera untuk pelestarian kerajinan purun. Ia berharap ilmu menganyam ini akan ditularkan ke generasi muda.
Sebab, kata dia, anyaman purun ini harus tetap lestari sebagai warisan daerah, karena sangat berguna untuk mengatasi sampah kantong plastik.
Kota Banjarmasin, ujar Siti Wasilah, menjadi kota pertama yang berhasil melakukan pengurangan sampah kantong plastik, khususnya di toko-toko moderen yang tidak boleh ada lagi disediakan.
"Alternatifnya para pengunjung membawa tas sendiri, salah satunya tas dari anyaman purun atau tas purun," katanya. Karena itulah, lanjut dia, tas purun ini sudah mulai dikembangkan dengan berbagai model, bahkan kini menjadi model tas yang keren.
"Jadi sudah melakukan berbagai inovasi, jadi tas purun sudah banyak disukai, bahkan para anak muda tidak minder memakainya," kata Wasilah
Dengan adanya sentra ini, ia berharap dapat mengangkat ekonomi masyarakat lebih baik lagi, terutama bagi perajin purun. "Kalau sudah bernilai ekonomi yang baik, tentunya banyak yang ingin menjadi perajinnya," katanya.
Baca juga: Pelatihan Keterampilan Anyaman Purun
Dia menyatakan pemerintah kota tidak hanya memikirkan terkait keberlangsungan generasi perajin purun, tapi juga keberlangsungan bahan bakunya.
"Sebab, bahan baku purun kini terus berkurang, ini tantangan kita untuk mencari solusinya," pungkas Wasilah.
Baca juga: Perajin Anyaman Hst Keluhkan Sepinya Pembeli
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019