Sebanyak 74 nasi tumpeng dipotong serentak dalam seremoni peringatan Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia (HUT TNI) Ke-74 di Lapangan Merdeka, Balikpapan, Sabtu.

Panglima Kodam VI Mulawarman Mayjen TNI Subiyanto memimpin pemotongan tumpeng itu, diikuti oleh para pejabat utama Kodam. Potongan tumpeng kemudian diberikan kepada hadirin dan masyarakat.

“Tumpeng ini wujud rasa syukur kita pada Tuhan Yang Maha Esa, dan gambaran kedekatan dan kekompakan TNI dengan masyarakat,” kata Panglima Subiyanto.

Baca juga: PKS Kepri berharap TNI semakin profesional dan solid

Sebelum dan sesudah potong tumpeng itu, berbagai acara dilangsungkan. Di awal acara hadirin dikagetkan dengan bunyi ledakan dan kabut asap, yang ternyata penanda dimulainya acara. Ketika tirai asap terangkat, pasukan peserta upacara sudah berbaris rapi di depan tenda kehormatan.

Lalu pada bagian atraksi, dimulai dengan penampilan ilmu bela diri dan kesaktian debus khas Banten, yang justru ditampilkan para prajurit dari Brigade Infanteri 24 Bulungan Cakti dari Tanjung Selor, Bulungan, Kalimantan Utara.

Selanjutnya tak mau kalah para prajurit dari Batalyon Infanteri 614 Raja Pandhita dari Malinau. Para prajurit dari Kalimantan Utara itu menampilkan tarian perang Dayak Kenyah, komplet dengan mandau dan telabang.

Selanjutnya ditampilkan drama kolosal yang dipersembahkan para prajurit, pelajar, dan komunitas seniman Balikpapan. Drama bercerita tentang perjuangan Jenderal Sudirman yang bergerilya memimpin pertempuran mempertahankan kemerdekaan.

Baca juga: Lanal Kotabaru peringti HUT ke 74 TNI AL

Juga diceritakan awal terbentuknya TNI, yang diawali dengan pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dipimpin Kolonel Gatot Soebroto dan Jenderal Oerip Soemohardjo, lalu berubah menjadi TKR atau Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada 5 Oktober 1945, yang diperingati sebagai hari berdirinya kesatuan tentara yang sesungguhnya bari Republik Indonesia, yang masih diteruska berubah menjadi TRI (Tentara Republik Indonesia) dan akhirnya menjadi TNI (Tentara Nasional Indonesia) yang diresmikan Presiden Soekarno pada 3 Juni 1947.

Ada juga adegan yang membuat hadirin terharu yaitu adegan seorang istri prajurit yang tengah mengandung 9 bulan, menanti suaminya pulang dari tugas, namun malah mendapat kabar suaminya gugur di medan tugas.

“Bahwa prajurit TNI akan siap bertugas di manapun dan kapanpun, meningalkan sanak famili, rela berkorban demi tumpah darah bangsa dan NKRI. TNI juga akan selalu profesional dan selalu manunggal bersama rakyat,” tegas Panglima Subiyanto.

Disela drama kolosal juga ditampilkan kemampuan penjinakan bom dari Tim Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) Batalyon Zeni Tempur (Yonzipur) 17/Ananta Dharma. Para prajurit Yonzipur juga tampil dalam drumband yang mengawali defile pasukan seluruh peserta upacara.

Tak ketinggalan juga penampilan Bela Diri Militer/Olah Tubuh Klastenik yang ditunjukan para prajurit Yonif 614/Raja Pandhita. Klastenik bertitik berat pada kemampuan melatih otot dan mengangkat beban.

Baca juga: Bakti sosial Kodim 1003 Kandangan peringati HUT TNI ke-74

Setelah itu barulah yang dinanti-nanti masyarakat yang sejak pagi sudah memadati area Lapangan Merdeka, defile pasukan dan kendaraan tempur yang dioperasikan di Kodam VI Mulawarman. Panser dan tank AMX 13 yang ditampilkan oleh Batalyon Kavaleri 13 Satya Lembuswana.

Selepas defile, acara masih berlanjut yang juga sangat ditunggu: panggung hiburan rakyat yang menampilkan pedangdut papan atas Indonesia yaitu Zaskia Gotik, pembagian undian doorprize, dan barulah ditutup oleh penampilan Fitri Carlina pedangdut papan atas lainnya. ***1***

Olah tubuh militer klastenik, latihan agar prajurit selalu sehat dan kuat dan dalam kondisi prima. (novi abdi/Antara)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019