Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan terus berupaya dan mencari inovasi untuk mengatasi kebakaran lahan di daerah gambut antara lain dengan mengendalikan air irigasi untuk dialirkan ke lahan gambut.
Kepala Dinas Kehutanan Pemprov Kalsel Hanif Faisol Nurofiq di Banjarbaru, Senin, mengatakan, cara tersebut merupakan upaya paling efektif untuk melakukan perendaman dan membasahi gambut hingga lapisan paling bawah.
Selain itu, tambah Hanif, pihaknya juga telah mengerahkan satuan tugas darat dan heli water bombing untuk memadamkan api di lahan gambut.
Namun upaya tersebut mampu membasahi permukaan gambut saja, sehingga bara api yang ada di kedalaman gambut hingga lima meter belum bisa padam.
Berdasarkan pengalaman, karakteristik kebakaran lahan gambut hanya bisa dipadamkan dengan cara perendaman.
Baca juga: Gubernur Kalsel berkantor di Posko Karhutla Banjarbaru
"Untuk melakukan perendaman tersebut, kami telah membuat langkah inovasi dengan membuka jalur terusan baru untuk mengendalikan aliran air irigasi Riam Kanan ke lokasi kebakaran lahan gambut di Guntung Damar Banjarbaru.
Menurut dia, pemerintah mengerahkan sekitar 30 mesin pompa air, yang beroperasi selama 24 jam, untuk mengalirkan air dari bawah ke atas.
Upaya perendaman yang dilaksanakan Tim Satgas Karhutla tersebut telah dilaksanakan sejak 15 hari lalu secara bertahap di lokasi kebakaran lahan gambut.
Cara tersebut, diharapkan menjadi salah satu upaya untuk memberikan solusi permanen mengatasi kebakaran lahan gambut.
"Pengairan ini merupakan langkah inovasi Pemerintah Provinsi Kalsel dan mungkin satu-satunya di Indonesia untuk mengendalikan karhutla dengan jalur irigasi," katanya.
Baca juga: Kompak mencegah dan menanggulangi karhutla
Menurut Hanif, irigasi ini memang agak berbeda karena tim harus membawa air dari bawah ke atas. Pekerjaan tersebut cukup rumit, karena secara bertahap, pompa satu dan lainnya saling mengalirkan untuk mendorong air ke atas.
"Ini satu-satunya jalan, mungkin tahun depan insya allah air dari atas turun ke bawah, kita akan bentuk," katanya.
Selanjutnya, pihaknya akan melakukan evaluasi, sehingga tahun depan tidak ada lagi kabut asap di Kalsel, khususnya di sektiar Bandara Syamsuddin Noor.
Sebagaimana diketahui, setiap tahun kabut selalu menyelimuti daerah gambut Guntung Damar, yang lokasinya tidak jauh dari bandara yang selalu terjadi kebakaran lahan gambut.
Baca juga: Karhutla berkurang tinggal 10 persen
Jaraknya yang berdekatan dengan bandara, menyebabkan asap yang ditimbulkan mengganggu jadwal penerbangan.
Melalui penataan dan pengendalian aliran irigasi ke lokasi kebakaran yang dilakukan saat ini, diharapkan menjadi cara efektif pemadaman permanen, sehingga diharapkan mulai tahun depan daerah ini sudah terbebas dari karhutla.
Di areal Guntung Damar, terdapat lahan gambut seluas 1.200 hektare. Saat ini daerah yang sudah terendam oleh aliran irigasi diperkirakan seluas 200 hektare dan ditargetkan dalam dua minggu ke depan lahan gambut yang terendam di bisa mencapai 60 persen.
Baca juga: ACT kirim 12 ton bantuan logistik untuk korban Karhutla
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Kepala Dinas Kehutanan Pemprov Kalsel Hanif Faisol Nurofiq di Banjarbaru, Senin, mengatakan, cara tersebut merupakan upaya paling efektif untuk melakukan perendaman dan membasahi gambut hingga lapisan paling bawah.
Selain itu, tambah Hanif, pihaknya juga telah mengerahkan satuan tugas darat dan heli water bombing untuk memadamkan api di lahan gambut.
Namun upaya tersebut mampu membasahi permukaan gambut saja, sehingga bara api yang ada di kedalaman gambut hingga lima meter belum bisa padam.
Berdasarkan pengalaman, karakteristik kebakaran lahan gambut hanya bisa dipadamkan dengan cara perendaman.
Baca juga: Gubernur Kalsel berkantor di Posko Karhutla Banjarbaru
"Untuk melakukan perendaman tersebut, kami telah membuat langkah inovasi dengan membuka jalur terusan baru untuk mengendalikan aliran air irigasi Riam Kanan ke lokasi kebakaran lahan gambut di Guntung Damar Banjarbaru.
Menurut dia, pemerintah mengerahkan sekitar 30 mesin pompa air, yang beroperasi selama 24 jam, untuk mengalirkan air dari bawah ke atas.
Upaya perendaman yang dilaksanakan Tim Satgas Karhutla tersebut telah dilaksanakan sejak 15 hari lalu secara bertahap di lokasi kebakaran lahan gambut.
Cara tersebut, diharapkan menjadi salah satu upaya untuk memberikan solusi permanen mengatasi kebakaran lahan gambut.
"Pengairan ini merupakan langkah inovasi Pemerintah Provinsi Kalsel dan mungkin satu-satunya di Indonesia untuk mengendalikan karhutla dengan jalur irigasi," katanya.
Baca juga: Kompak mencegah dan menanggulangi karhutla
Menurut Hanif, irigasi ini memang agak berbeda karena tim harus membawa air dari bawah ke atas. Pekerjaan tersebut cukup rumit, karena secara bertahap, pompa satu dan lainnya saling mengalirkan untuk mendorong air ke atas.
"Ini satu-satunya jalan, mungkin tahun depan insya allah air dari atas turun ke bawah, kita akan bentuk," katanya.
Selanjutnya, pihaknya akan melakukan evaluasi, sehingga tahun depan tidak ada lagi kabut asap di Kalsel, khususnya di sektiar Bandara Syamsuddin Noor.
Sebagaimana diketahui, setiap tahun kabut selalu menyelimuti daerah gambut Guntung Damar, yang lokasinya tidak jauh dari bandara yang selalu terjadi kebakaran lahan gambut.
Baca juga: Karhutla berkurang tinggal 10 persen
Jaraknya yang berdekatan dengan bandara, menyebabkan asap yang ditimbulkan mengganggu jadwal penerbangan.
Melalui penataan dan pengendalian aliran irigasi ke lokasi kebakaran yang dilakukan saat ini, diharapkan menjadi cara efektif pemadaman permanen, sehingga diharapkan mulai tahun depan daerah ini sudah terbebas dari karhutla.
Di areal Guntung Damar, terdapat lahan gambut seluas 1.200 hektare. Saat ini daerah yang sudah terendam oleh aliran irigasi diperkirakan seluas 200 hektare dan ditargetkan dalam dua minggu ke depan lahan gambut yang terendam di bisa mencapai 60 persen.
Baca juga: ACT kirim 12 ton bantuan logistik untuk korban Karhutla
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019